Ini karya ku yang baru mohon kalau membaca dengan bijak ya~~
Di tunggu jejak komen kalian🤗
Davina Aurellia terpaksa harus menerima tawaran Ayahnya untuk menikah dengan seorang pria yang ia tak kenal. Semua itu Davina lakukan demi menyelematkan ibunya yang sedang berada di Rumah Sakit. Tanpa Davina sangka bahwa anak dari sahabat Ayahnya itu adalah presdir perusahaan tempatnya bekerja yang bernama Yohanes David Abraham.
David yang tak menyetujui pernikahan ini juga harus terpaksa menerimanya, Maka sebelum pernikahan terjadi ia mengajak Davina untuk membuat perjanjian kontrak pernikahan mereka.
Setiap hari, ada saja perdebatan kecil diantara mereka. Sampai pada akhirnya David mulai jatuh cinta pada istrinya sendiri. Tapi cinta pertama Davina tiba - tiba kembali di kehidupannya.
Akankah Davina kembali pada cinta pertamanya atau membalas cinta David?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Venus Yang Penasaran
Terlihat Venus yang sedang duduk dan memainkan ponselnya. Terbesit niat jahil di otak Davina untuk mengerjai temannya yang satu ini.
Dengan berjalan perlahan dan tanpa memakai sendalnya agar tidak mengeluarkan bunyi.Davina berjalan mengendap - ngendap seperti maling dan mengejutkan Venus dari belakang.
"VENUS!" Teriak Davina. sambil memegang kedua bahu temannya, Seketika membuat Venus terkejut dan menjadi latah.
"Venus eh.. Venus," ucap Venus berulang - ulang sehingga membuat Davina terkekeh geli karena berhasil mengejutkan temannya.
"Sialan! Kamu ngerjai aku!" Gerutu Venus dan pura - pura ngambek sambil mengerucutkan bibirnya yang sudah seperti bebek.
"Habis kamu fokus lihat ponsel terus, sudah jangan ngambek, aku traktir kamu makan, mau?" tawar Davina.
Dengan mata yang berbinar Venus menganggukan kepala karena ia belum makan malam, pulang dari kantor langsung buru - buru datang ke rumah sakit.
"Ayo kita kekantin saja, biar dekat." ajak Davina pada Venus sambil memakai kembali sendal nya.
Mereka berjalan ber iringan tanpa ada percakapan apapun, Davina sengaja diam sambil menyusun pertanyaan apa yang akan dia tanyakannya nanti saat mereka selesai makan.
Sesaat mereka sampai mereka langsung memesan makanan dengan paket yang ekonomis murah meriah yaitu dua porsi nasi goreng dan 2 gelas es teh tawar. Dua menu yang sederhana namun dapat mengenyangkan perut mereka, walaupun mereka tak tahu rasanya akan memanjakkan lidah mereka atau nggak nantinya.
Selang beberapa menit, makanan mereka datang, tanpa percakan apapun mereka melahap semua nasi goreng yang mereka pesan dan hingga tidak tersisa. Kini mereka sudah kenyang sambil sama - sama minum es teh tawarnya kemudian mereka mengusap perut mereka yang sudah kekenyangan sambil tertawa.
Memang sudah lama Davina, tidak merasakan hal begini dengan Venus, karena pekerjaan mereka beberapa bulan ini, banyak yang jarang pergi ke luar malam karena pulang kerja mereka sudah lama - lama kelelahan.
"Na, Pak Riko nyariin kamu," ujar Venus memberi tahu.
"Oh," respon Davina. Ia memang tahu Riko mencarinya, karena tadi pagi Riko terus menelepon serta mengirimkan pesan kepadanya.
"Kok kamu cuma jawab " Oh" jawaban apa itu?" ucap Venus bingung.
"Ve, tolong jangan bahas Pak Riko lagi, ya," pinta Davina padanya dengan ekspresi wajah yang memelas.
"Kenapa memangnya?" tanya Venus ingin tahu. Menurutnya Riko merupakan seorang pria yang baik, sopan, bertanggung jawab dan perhatian. Venus bingung kenapa Davina tidak bisa menyukainya. Padahal Riko sudah menyukai Davina sejak pertama kali bertemu yang biasa di sebut jatuh cinta pada pandangan yan pertama. Mereka bertemu pertama kali pada proses interview dan Riko lah yang menginterview Davina. Bukan karena Riko suka dan langsung menerima Davina bekerja tapi karena Davina memenuhi kriteria orang yang Perusahaan cari.
"Aku hanya tak ingin memberikannya harapan," jawab Davina.
"Tapi dia cinta mati loh sama kamu," ujar Venus.
"Percuma Ve. Aku sama dia nggak akan mungkin bersatu ," balas Davina dengan nada suara yang terdengar kesal.
"Loh kenapa memangnya?" tanya Venus ingin tahu. Sambil meraih gelas es teh tawar nya lalu meminumnya.
"Aku akan menikah dua hari lagi," ucap Davina.
Mendengar ucapan Davina membuat Venus tersedak.
Uhuuuukkk.... uhuuukkkk...
Davina memberikkan Venus beberapa lembar tissu dan berdiri membantu Venus lalu menggusap punggungnya secara perlahan. Setelah Venus sudah sedikit membaik, Davina kembali ke kursinya dan duduk.
"Apa kamu bilang tadi, Na?" tanya Venus yang ingin mendengar jawaban Davina sekali lagi untuk memastikan. Takut tadi ia salah mendengar.
"Aku akan menikah 2 hari lagi," ucap ulang Davina.
"Serius, kamu mau menikah dua hari lagi, sama siapa? Kok bisa? Siapa calon suaminya? Bukannya kamu nggak ada pacar?" tanya Venus bertubi - tubi.
"Ve, kamu kalau mau nanya tuh satu - satu," ujar Davina sambil mengambil minumannya dan menegukknya sebelum menjawab pertanyaan Venus. Ia tahu, ia sangat butuh extra cairan saat akan berhadapan dengan Venus yang keponya sudah tingkat akut.
"Cepatan cerita, Na! Aku udah kepo banget nih!" Ucap Venus mulai tak sabaran.
"Tapi kamu harus janji dulu, tidak akan kasih tau ke siapapun, bisa?" Davina meminta Venus untuk berjanji agar rahasia ini cukup mereka berdua saja yang tahu. Karena akan jadi masalah besar jika satu kantor tahu.
"Oke, aku janji," ujar Davina yang langsung menautkan jari kelikingnya ke jari keliking milik Davina.
Davina menghembuskan napasnya terlebih dahulu sebelum bercerita.
"Naaaaaaa...." panggil Venus yang sudah tak sabaran lagi ingin tahu.
"Jadi.."
"Jadi apa sih, Na?" desak Venus.
Dengan sengaja Davina sengaja menjeda ucapannya biar Venus tambah penasaran.
"Sabar Ve, orang sabar itu di sayang Tuhan, Aku minum dulu haus," ucap Davina dengan senyuman lebar.
"Minum terus minum terus, nanti ada alasan lagi mau ke toilet," gerutu Venus kesal.
"Nggak kok. Nih, aku mau mulai, dengerin ini baik - baik ya." jawab Davina.
"Oke."
"Aku serius bakal nikah dua hari lagi, Ve. Sama.... Presdir baru di kantor kita," ujar Davina dengan lesu tak seceria tadi.
"Apa?! Davina kamu serius sama Pak Presdir baru kita? Demi apa sih?" Teriak Venus histeris dengar perkataan dari Davina, dengan cepat Davina langsung membekap mulutnya agar tak mengeluarkan suara yang keras karena sekarang mereka jadi pusar perhatian karena teriakan Venus yang pertama. Setelah di kiranya Venus sudah tenang, Davina melepaskan tangannya dari mulut Venus.
Siapa yang tidak terkejut, jika temannya yang tidak memiliki pacar ini akan menikah dua hari lagi dan yang lebih mengejutkan lagi calon suaminya adalah seorang Presdir di tempat mereka bekerja. Pikir Venus.
"Serius Ve. Masa sih aku bohongin kamu," jawab Davina jujur.
"Bagaimana bisa sih, kamu menikahnya sama Pak Presdir baru kita? Kebaikan apa yang dulu kamu buat sampai beruntung banget bisa menikah sama Pak Presdir selain tampan dia juga tajir banget loh," tanya Venus ingin tahu lebih banyak.
"Panjang ceritanya, Ve. Duh, jadi males kalau mengingatnya lagi," terang Davina tak mau jelasin lebih jauh.
"Yang singkat saja, Na. Itu saja aku sudah paham kok," sekali lagi Venus meminta dengan nada yang memelas. Karena dia sudah penasaran tingkat akut.
"Intinya, ini semua karena Ayahku yang jodohin, Ve." jawab Davina.
"Serius hanya itu? Kamu nggak naksir sama Pak Presdir kita itu?" tanya Venus lagi yang masih tak percaya dengan alasan yang Davina berikan.
"Dih, ogah gue! Sama sekali nggak tertarik," ucap Davina sambil mengingat pertemuannya dengan David satu jam yang lalu.
"Nanti, kalian menikah pestanya akan di gelar dimana? Aku di undang nggak?" tanya Venus dengan polosnya.
"Nggak tau pestanya akan di gelar dimana? Mami tadi siang nggak bilang soalnya." ucap Davina jujur.
"Cieeee... yang sudah manggil Mami. Nanti tanyain ya ke Camer kamu dimana tempat pestanya itu di adakan ? Jangan lupa udang aku ya? Pinta Venus.
Bersambung...
Nantikan terus kisah mereka ya....!
Terima kasih sudah membaca.Maaf jika masih banyak typho.
Jangan lupa untuk like, komen, vote dan juga hadiahnya ya~~
Jika berkenan tekan tombol like.... like.... like... like.... like... like... like.. yang banyak yah.. Dan jangan lupa tinggalkan jejak komen kalian juga ya~~
lanjutan cerita David dan Davina