Semuanya telah benar-benar berubah ketika mantan kekasih suami tiba-tiba kembali. Dan Elmira Revalina berpikir jika berita kehamilannya akan dapat memperbaiki hubungannya dengan suaminya— Kevin Evando Delwyn
Namun, sebelum Elmira dapat memberitahukan kabar baik itu, mantan kekasih suami— Daisy Liana muncul kembali dan mengubah kehidupan rumah tangga Elmira. Rasanya seperti memulai sebuah hubungan dari awal lagi.
Dan karena itu, Kevin tiba-tiba menjauh dan hubungan mereka memiliki jarak. Perhatian Kevin saat ini tertuju pada wanita yang selalu dicintainya.
Elmira harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Kevin tidak akan pernah mencintainya. Dia adalah orang ketiga dalam pernikahannya sendiri dan dia merasa lelah.
Mengandalkan satu-satunya hal yang bisa membebaskannya, Elmira meminta Kevin untuk menceraikannya, tetapi anehnya pria itu menolak karena tidak ingin membiarkan Elmira pergi, sedangkan pria itu sendiri membuat kisah yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
"Davina, selamat atas kemenangan mu! Kamu berhasil memenangkan ronde pertama." Kata Sonia, ketika mereka tengah duduk bersantai di kafe favorit mereka.
Davina tersenyum tipis. "Ya... rasanya sangat menyenangkan bisa menempatkan Daisy di tempatnya."
Sofia tersenyum dan terdiam ketika pelayan datang untuk membawakan minuman dan cemilan mereka. Setelah pelayan selesai menyajikan pesanan mereka, Sonia mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar.
"Kelihatanya enak, aku harus memposting ini di Ig ku karena aku duta merek kafe ini." Kata Davina, dan Davina kemudian terkekeh.
Sonia berasal dari keluarga kaya, tetapi dia tidak tertarik dengan bisnis keluarganya. Dia senang menjadi influencer media sosial, jadi dia membuat vlog hampir setiap detail kehidupannya.
Ketika Sonia selesai mengambil gambar, dia meletakan ponselnya di samping dan kembali buka suara. "Aku senang melihat berita permintaan maaf Daisy di depan media. Wajahnya terlihat sangat lucu dengan senyum palsunya, haha!."
Davina menganggukkan kepalanya, ia menjawab dengan suara yang pelan, pikirannya seolah melayang di tempat lain. "Mmm.... itu benar. Dia tidak menyangka akan di sergap oleh wartawan seperti itu, tetapi itu pantas untuknya karena dia sudah berani mencoba untuk menyakiti ku lagi."
"Aku sangat bahagia untukmu, Sahabat ku. Sekarang kamu mampu membela dirimu sendiri. Daisy pantas mendapatkan semua yang sedang ia alami sekarang dan lebih dari itu." Kata Sonia, menusuk steak-nya dengan garpu dengan kasar.
Sonia slalu membenci Daisy dengan penuh kebencian. Karena Daisy telah merusak pernikahan sahabatnya dan berusaha membunuhnya enam tahun yang lalu. Jadi, Sonia sangat bahagia ketika melihat Daisy di kalahkan.
"Bener sekali... dia wanita jahat dan suatu hari nanti, semua orang akan tahu siapa dia yang sebenarnya." Jawab Davina tanpa sadar.
Sonia tiba-tiba teringat sesuatu dan ia memukul meja dengan tangannya, sementara wajahnya terlihat gembira. "Astaga! Aku hampir lupa! Kamu dan Aksa sekarang sudah resmi menjadi seorang kekasih! Dan ya ampun... cara dia menyatakan perasaannya padamu, dia sangat romantis dan melihat mu berdiri dengan tenang menunggu dia selesai mengatakan kata-kata romantis nya dan kemudian kamu langsung menerima perasaannya. Itu sangat penuh perhatian, sangat anggun dan sangat sopan."
Davina tertawa terbahak-bahak. Ia menggelengkan kepalanya. "Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain menunggu dia menyelesaikan pengakuannya dan menurutku dia layak diberi kesempatan...."
Namun, senyum di wajah Davina memudar dan ia terdiam, wajah Kevin berkelebat di benaknya. Pria itu menciumnya...
Sonia menatap Davina dan mengamati raut wajah sahabatnya itu. Ia menyadari bahwa hari ini Davina tidak seperti dirinya sendiri hari ini. Tidak seperti dirinya yang biasanya bersikap begitu pendiam. Dan aneh bagi seseorang yang baru saja memulai hubungan baru untuk terlihat begitu tidak bahagia.
"Davina, apa kamu tidak enak badan? Atau apa ada yang terjadi di kantor? Sepertinya kamu sedang banyak pikiran." Tanya Sonia merasa khawatir.
Davina mendongak, menatap Sonia dan ia menggigit bibir bawahnya. "Semalam, Kevin datang dan tiba-tiba menciumku." Kata Davina akhirnya mengakui.
"Apa?." Sonia berteriak, matanya terbelalak lebar. "D- dia mencium mu? Apa kamu membalas ciumannya?."
"Tentu saja, tidak." Jawab Davina segera. Perasaan bergejolak ketika mengingat kejadian itu. Dia mengernyitkan dahinya. "Dia mencium ku dengan paksa. Buat apa aku membalasnya?."
"Lalu, apa kamu menyukainya?." Sonia mengangkat sebelah alisnya keatas.
"Sonia! Astaga! Buat apa aku menyukainya? Tidak sama sekali!." Mata Davina terbelalak mendengar pertanyaan konyol itu. "Aku tidak mau berurusan dengannya, ingat?."
Sonia mengernyitkan dahinya. "Kenapa dia mencium mu? Apakah dia sudah tahu kalau kamu adalah Elmira? Apa kamu mengungkapkan identitas mu padanya?."
Davina menggelengkan kepalanya dan menyesap kopi hangatnya. Ia juga terus memikirkan hal itu sepanjang malam, mengapa Kevin tiba-tiba datang dan menciumnya? Begitu penuh gairah... Kevin tidak pernah menciumnya seperti itu saat mereka masih menikah.
"Aku yakin dia belum tahu... Dan aku tidak pernah memberitahu siapa pun tentang aku yang sebenarnya." Jawab Davina.
"Menurutmu... apakah dia ternyata sekarang jatuh cinta padamu atau dia mencium mu karena kamu mirip dengan Elmira?." Tanya Sonia.
"Dia tidak mungkin jatuh cinta padaku, Sonia. Dia selalu mencintai Daisy. Dan dia tidak akan mungkin mencium ku karena wajahku. Dulu, dia tidak pernah mencintai aku. Jadi, mengapa dia ingin mencium mendiang istrinya? Aku bisa menghitung dengan jariku berapa kali kami berciuman selama pernikahan kami. Mungkin itu karena dia playboy." Kata Davina, tatapan matanya berubah dingin.
"Kalau begitu dia tetap pria bajingan yang kita kenal dulu... lagipula, kamu sudah menemukan seseorang yang lebih baik... dia tidak punya wanita lain di kehidupannya dan kamu hanya akan menjadi miliknya satu-satunya." Kata Sonia. Ia kembali menatap Davina. "Apakah kamu akan mengenalkan Aksa sebagai ayah baru si kembar?."
Davina mengernyitkan dahinya. Ia teringat ketika bagaimana Daisy mendatangi kantornya untuk mengonfrontasi tentang anak-anaknya. Tidak mungkin ia membiarkan anak-anaknya memiliki ibu tiri yang jahat.
"Aku tidak akan pernah ingin terlibat dengan Kevin lagi. Aku pasti akan menjalani kehidupan ku dengan baik mulai sekarang... aku sudah melupakan dia, begitu juga dia sudah melupakan Elmira." Jawabnya dengan enteng.
Melihat waktu di arlojinya. Davina kembali buka suara. "Aku harus kembali bekerja, Sonia."
"Oh, oke. Setelah ini aku akan pergi berbelanja. Terima kasih sudah mentraktir ku makan siang." Jawab Sonia tersenyum pada Davina.
Mereka kemudian berpisah dan Sonia pergi ke salah satu Mall yang berada tak jauh dari kafe yang sebelumnya mereka kunjungi.
Sementara itu, Aiden berada di Mall dan di toko yang sama dengan Sonia, tetapi pria itu bersama dengan salah satu pacarnya.
Pacar Aiden sedang sibuk memilih setiap pakaian bermerek mahal di toko ketika Aiden tidak sengaja melihat Sonia masuk kedalam toko tersebut.
Pria itu mengangkat sebelah alisnya keatas dan berjalan mendekati Sonia.
"Aiden, kamu mau kemana?." Tanya wanita yang datang bersama Aiden, tetapi pria itu mengabaikannya dan terus berjalan mendekati Sonia.
"Hai, Sonia. Sudah lama tidak bertemu." Kata Aiden, lalu menyeringai.
Mereka tidak pernah benar-benar berinteraksi setelah Elmira menikah dengan Kevin, Karena Kevin juga tidak mencintai Elmira.
Sonia memutar bola matanya malas ketika melihat playboy kota ini mendatanginya. Ia menoleh ke belakang untuk melihat Aiden. "Apa kau berbicara denganku? Aku harap tidak, karena aku sama sekali tidak tertarik dengan seorang playboy seperti mu."
"Seorang playboy katamu?." Aiden mengangkat sebelah alisnya keatas.
"Tentu saja, semua orang tahu kalau kekasihmu akan ganti setelah seminggu. Maafkan aku, kekasih mu mungkin akan membunuhku jika dia tahu aku berbicara dengan mu." Kata Sonia, tidak ingin menghibur pria seperti Aiden.
Tatapan mata Aiden berbinar karena tertarik ketika Sonia melewatinya dan melanjutkan belanjaannya. Tiba-tiba dia tertarik dengan sifat keras kepala Sonia.
'Kenapa aku baru tahu kalau Sonia adalah wanita yang menarik?.' Batin Aiden, senyum tipis tersungging di bibirnya.