NovelToon NovelToon
MENIKAHI KAKEK TUA

MENIKAHI KAKEK TUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Savana Alifa

Tidak pernah Jingga bayangkan bahwa masa mudanya akan berakhir dengan sebuah perjodohan yang di atur keluarganya. Perjodohan karena sebuah hutang, entah hutang Budi atau hutang materi, Jingga sendiri tak mengerti.

Jingga harus menggantikan sang kakak dalam perjodohan ini. Kakaknya menolak di jodohkan dengan alasan ingin mengejar karier dan cita-citanya sebagai pengusaha.

Sialnya lagi, yang menjadi calon suaminya adalah pria tua berjenggot tebal. Bahkan sebagian rambutnya sudah tampak memutih.

Jingga yang tak ingin melihat sang ayah terkena serangan jantung karena gagalnya pernikahan itu, terpaksa harus menerimanya.

Bagaimana kehidupan Jingga selanjutnya? Mengurus suami tua yang pantas menjadi kakeknya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERTEMU MEGA

Sesuai rencana, atas izin dari Langit, Jingga pun ikut dengan Bu Rika dan Pak Lim ke salah satu pusat perbelanjaan di ibukota. Mereka akan berbelanja kebutuhan untuk stok bulanan. Dari mulai stok kebutuhan dapur, kebutuhan untuk cuci mencuci, kebutuhan sehari-hari para pelayan dan tentunya kebutuhan Langit dan Jingga sendiri.

Biasanya memang bu Rika yang mengurusnya, tapi kali ini Jingga ingin ikut. Rasanya sudah terlalu lama ia berada di rumah saja. Bagai seorang putri yang terkurung di dalam sangkar emas. Hanya saja, Jingga tak merasa terpaksa, ia memang senang menuruti apapun yang Langit katakana. Tapi terkadang ia hanya merasa bosan saja, karena itu ia meminta ikut, dan beruntungnya Langit juga mengizinkan meski harus ada imbalan yang harus Jingga berikan pada suaminya itu sebagai tanda terima kasih.

Keinginannya untuk melanjutkan kuliah sudah ia kubur dalam-dalam. Ia selalu meyakinkan hatinya, bahwa tak apa ia tak kuliah, yang penting ia dan suaminya hidup bahagia bersama selamanya. Ia sudah cukup bersyukur dengan kehidupannya yang sekarang, setidaknya ia bisa mengirim banyak uang pada keluarganya meski ia tak pernah di izinkan Langit mengunjungi rumah kedua orang tuanya itu.

Karena tujuannya ingin menempuh pendidikan tinggi pun untuk itu. Agar ia bisa bekerja di tempat yang bagus dan bisa memberikan uang pada keluarganya untuk membantu perekoniam keluarga yang terkadang kekurangan. Dan ternyata Tuhan memang maha baik, tak hanya bekerja di tempat yang bagus, tapi Jingga justru menikah dengan pimpinan perusahaan besar yang selalu ia impikan agar dapat bekerja disana.

“Nyonya, apa tidak sebaiknya anda duduk disana dan menungguku?” Tanya Bu Rika, “Saya akan pergi dengan Sika untuk berbelanja, saya tidak mau anda lelah,” ucapnya lagi. Karena selain bu Rika dan pak Lim, ada salah satu pelayan juga yang ikut untuk membantu bu Rika, namanya Sika.

Jingga menggeleng, “Aku tidak akan lelah. Justru aku senang, aku ingin ikut. Tidak apa kan pak Lim?” Jingga bertanya pada pak Lim, karena Langit memberikan kuasa penuh pada pak Lim untuk menjaganya.

Pak Lim tersenyum lalu mengangguk, “Silahkan, nyonya. Lakukan apapun yang membuat anda bahagia, tapi anda harus berhati-hati,” pesan pak Lim.

Jingga mengangguk sumringah, ia lalu menggandeng tangan bu Rika dan bersiap untuk pergi, “Aku akan berhati-hati pak Lim. Pak Lim tunggulah disana, jangan sampai anda lelah juga,” Jingga menunjuk kursi tunggu tak jauh dari mereka, dan pak Lim menggeleng.

“Saya tidak akan jauh dari anda, saya akan mengikuti anda nyonya. Tuan meminta saya untuk menjaga nyonya, izinkan saya melaksanakan tugas saya dengan mudah,” ucap pak Lim.

Jingga tersenyum, suaminya itu memang over protektif, tapi tak apa, ia senang di perlakukan special seperti itu. Karena ia tahu Langit melakukan itu untuk menjaganya. “Baiklah, terserah pak Lim saja,” ia lalu menatap bu Rika dan Sika, “Ayo..” ajaknya dengan antusias.

Mereka lalu memasuki supermarket, dan mulai sibuk dengan beberapa catatan yang sudah di siapkan. Karena bu Rika tak mau ada kesalahan atau melupakan sesuatu, setiap bulan memang seperti itu lah dirinya. Mengumpulkan catatan dari semua pelayan yang ia tugaskan untuk mencatat apa saja yang mereka perlukan dan kebutuhan dapur apa saja yang sudah tak ada di dapur. Mengenai kebutuhan Langit, pak Lim yang mengurusnya. Bu Rika hanya menerima catatan dan tinggal membelinya saja.

Dari pelayan yang hampir berjumlah dua puluh orang itu, Bu Rika dan pak Lim lah yang mengurusnya. Tapi karena keduanya sudah bekerja sangat lama dengan Langit, hal ini sudah biasa mereka lakukan. Dan hebatnya, mereka tak pernah melakukan kesalahan. Semuanya mereka lakukan dengan tertib agar tak ada kesalahan, karena itulah yang Langit ajarkan pada mereka. Berkat ketegasan Langit, semua pelayan telah terlatih untuk selalu tertib dan melakukan pekerjaan dengan benar. Jika pun ada yang berjalan tak sempurna, setidaknya mereka bisa meminimalisir kesalahan.

“Jingga..”

Jingga menghentikan langkahnya, begitu juga dengan bu Rika, pak Lim dan Sika. Mereka kompak menatap seseorang yang berjalan menghampiri mereka.

“Mbak Mega? Mbak disini?” Tanya Jingga. Sudah lama ia tak pernah berbagi kabar dengan Mega, pertemuan terakhir mereka adalah saat terkadi pertengkaran di rumah Langit tempo lalu. Dan sejak saat itu, Mega tak pernah lagi berani datang ke rumah itu.

Melihat Mega, pak Lim mendekat, ia harus pasang badan untuk Nyonya-nya. Karena keselamatan dan keamanan Jingga adalah tanggung jawabnya.

Melihat itu, Mega tersenyum sinis, “Saya ini kakaknya Jingga, pak. Mana mungkin saya melukainya,” ucapnya.

“Maaf Nona, saya hanya menjalankan tugas saya untuk menjaga nyonya Jingga. Anda tidak lupa kan kejadian terakhir kali saat anda datang ke rumah tuan Langit?” tegas pak Lim, tatapan pria itu menajam.

“Itu dulu, sekarang saya sudah berubah. Saya ingin bicara dengan Jingga berdua, bisa?” Tanya Mega.

“Maaf, saya tidak mengizinkannya!” Tegas pak Lim lagi.

Mega mengepalkan tangannya, ingin sekali ia mengomel, tapi ia tahan karena tak ingin membuat keributan di depan umum. Ia lalu menatap Jingga, ia layangkan tatapan memohon agar sang adik mau bicara dengannya. Ia tahu betul kelemahan Jingga yang tak pernah bisa menolak keinginan Mega.

Sepertinya Mega berhasil, karena setelah itu, Jingga menoleh pada pak Lim dan bicara, “Pak, tidak apa-apa. Saya percaya kakak saya tidak akan menyakiti saya. Saya juga berjanji akan menjaga diri dengan baik, pak Lim tidak usah cemas.”

“Iya, lagi pula saya juga gak akan lama kok,” timpak Mega.

Pak Lim menghela nafas panjang. Ini keputusan berat, di satu sisi ia mengingat pesan Langit untuk tak menjauh dari Jingga sedetik pun. Tapi tatapan Jingga juga tak bisa ia abaikan, “Baiklah, tapi saya hanya bisa memberikan anda waktu tiga menit nyinya Jingga,” ucap pak Lim pada akhirnya.

Mega berdecih, tapi ia tak mau gegabah mengatakan apapun. “Baiklah, tiga menit juga cukup!” ucap Mega.

Pak Lim mengangguk, ia membiarkan Jingga dan Mega pergi menjauh. Tapi tentu masih dalam jangkauannya, hanya saja, ia tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

***

“Ada apa kak? Apa ada pesan dari ibu dan ayah?” Tanya Jingga, meski terakhir kali Mega menghinanya, Jingga tetap bersikap lembut dan baik pada sang kakak. Ia memang tak bisa bermusuhan dengan kakaknya itu.

Mega tersenyum penuh arti, “Tidak, aku hanya ingin tahu kabarmu adikku. Sepertinya kamu memang sudah bahagia?” Tanyanya, tatapannya terfokus pada tanda merah di leher Jingga. Memang tak terlalu besar, tapi ia dapat melihatnya meski sedikit tertutup rambut panjang Jingga yang terurai. Dan ia tahu betul itu tanda apa.

Jingga mengangguk tanpa ragu, “Iya mbak, aku memang sangat bahagia. Mas Langit sangat baik, dan mbak tahu? Sekarang aku sudah mencintainya, sangat mencintainya.” ungkap Jingga dengan jujur, perempuan itu terlihat begitu senang saat mengungkapkan perasaannya. Binar matanya terlihat begitu bersinar, memperjelas kejujuran perasaan dan rasa bahagia yang ia rasakan.

“Oyah? Syukurlah, tapi apa dia juga mencintaimu?” Tanya Mega.

Jingga seketika terdiam, seingatnya, Langit tak pernah mengungkapkan perasaanya, “Dari sikapnya aku yakin kalau dia juga mencintaiku,” jawabnya dengan pelan. Ada keraguan dalam ucapannya. Dan itu keuntungan untuk Mega.

“Kamu yakin dia juga mencintaimu?” tanya Mega lagi.

Jingga mengangguk meski ragu, membuat Mega tersenyum menang. Mega memang cerdas, ia tak bisa membuat keributan di depan umum, apalagi Langit juga sudah mengancamnya untuk tak lagi mendekati Jingga dan membuat masalah dengan adiknya itu. Karena itu ia mempermainkan emosi Jingga. Melalui permainan perasaan, ia yakin akan berhasil membuat Jingga meninggalkan Langit.

“Jingga, kamu itu sangat naif. Kamu terlalu baik, aku berutahu satu hal, kalau dia mencintaimu, dia tidak akan menyembunyikan rahasia besar darimu. Dia membohongimu,” ucap Mega lagi. Ia melipat kedua tangannya di dada, tersenyum sinis pada Jingga yang mulai terpengaruh.

“Gak mungkin mbak, mas Langit tidak pernah membohongiku,” Jingga menyangkal.

“Kenapa kamu begitu yakin? Kemarilah, lebih mendekat padaku. Aku akan memberitahumu,” ucap Mega dengan pelan. Ia tahu pak Lim tengah mengawasi mereka, karena itulah Mega memilih berbisik.

Jingga menurut, ia lalu lebih mendekat pada Mega. Bersiap untuk mendengar apa yang akan Mega katakan padanya.

“Jingga, dia itu…”

1
Aam Amalia
cuman di Dunia othor yang ada kentut bunyinya mewah🤭jadi pengen denger...
Fang Fang
jadi yg lahir duluan siapa kalo banyu dikhianati istrinya baru kemudian kenal dgn mamanya langit artinya jingga udh ada donk seblm langit lahir??
Nurul Asiah
hukuman yg enak makyus👍👍👍
Salsa
Luar biasa
Fitrianinaim_queen03
umur Langit berapa sih Thor ?
Omar Diba Alkatiri
Lumayan
Sunflowers
kak plis belum bisa moveon dari angkasa dan semesta meski aku tahu kaka buat endingnya sad tapi, plis kak buat versi happy end untuk angkasa dan semesta, kayak nggak adil banget buat semesta hidupnya kurang beruntung eh malah ninggoi,
Tek deli
aku aja thor, yang jadi guru les babang langit☺️
Tek deli
aku baru baca,malah aku berharap langit emang kyak hot daddy gitu thor,biar romantisny beda😁😁
Umi Fatonah
🤣🤣🤣🤣🤣 lucu banget dah
Umi Fatonah
🤣🤣🤣🤣 bom siap meledak
Umi Fatonah
gkgkgkgk aduuuhh kok panggilanya jdi kentut
Ana Ghinajad
mantap suka
Empong Tihyar
Luar biasa
Umi Fatonah
ini cerita nya kluarga planet
ada bulan , bintang , angkasa , semesta , ntar ada galaxi juga nihb😂
Umi Fatonah
gak seru mak klo di cepetin ke ank2 🤦
Umi Fatonah
nanggung thoor 🤣🤣🤣
Umi Fatonah
enak betul ya udah di liburin di ksih duit pula 😃
Umi Fatonah
aku juga ikut nangis bu war 😭
Umi Fatonah
hahahaha modus ya jingga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!