NovelToon NovelToon
Perjalanan Cerita Cinta Kita

Perjalanan Cerita Cinta Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Single Mom / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam pengganti
Popularitas:612
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Arabella Brianna Catlin Hamilton saat ini tengah tersenyum sumringah dan perasaanya amat sangat bergembira.

Bagaimana tidak? Hari adalah hari anniversary kedelapan dari hubungannya dengan kekasih sekaligus teman masa kecilnya— Kenan Kelvin Narendra.

Namun, hatinya tiba-tiba hancur berkeping-keping ketika Kenan memutuskan hubungan dengannya tanpa alasan yang jelas. Kemudian, Bella mengetahui bahwa lelaki itu meninggalkannya demi wanita lain— seseorang dari keluarga kaya raya.

Karena tidak tahan dengan pengkhianatan itu, Bella menghilang tanpa jejak.

Dan enam tahun kemudian, Bella kembali sebagai seorang pengacara terkenal dan berusaha balas dendam kepada mereka yang berbuat salah padanya— keluarga si mantan.
**


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 Rencana Sofia

    Flashback on

    "Bibi Nita, apakah Bibi bisa membelikan aku eskrim?." Tanya Stevia ketika Nita menjemputnya dari sekolah.

    "Tentu saja, Tuan putri. Rasa apa yang kamu inginkan?." Nita balik bertanya sembari fokus mengemudikan mobilnya.

    "Umm... aku mau yang setengah-setengah, rasa coklat dan stroberi." Kata Stevia.

    "Wah.... Bibi juga suka yang itu. Bibi pikir, nanti Bibi juga akan pesan yang itu..." Kata Nita dan Stevia terkikik.

    Tiga puluh menit kemudian, setelah berhasil melewati kemacetan, Nita mengajak Stevia untuk berhenti di sebuah toko eskrim. Setelah mereka memesan eskrim, mereka duduk disalah satu meja.

    "Apakah Mommy dan Paman Ken akan menikah?." Tanya Stevia tiba-tiba sembari menjilat eskrim nya.

    "Kamu sangat menyukainya, kan?." Nita merasa kasihan pada Stevia yang tidak mengetahui bahwa lelaki yang disukainya sebenarnya adalah ayah kandungnya.

   

    Stevia menganggukkan kepalanya. "Ya, aku sangat menyukainya dan aku ingin dia menjadi Daddy ku."

    Nita tersenyum. Dia mengulurkan tangannya dan membelai rambut Stevia. "Kita tunggu keputusan Mommy ya?."

    Stevia terlihat kecewa, tetapi dia tetap mengangguk. Dia berharap Nita akan membantunya menjadi Kenan sebagai ayahnya.

    Beberapa menit kemudian, mereka telah menghabiskan eskrimnya dan berjalan menuju tempat parkir. Nita menggandeng tangan Stevia. "Bagaimana kalau untuk makan malam, kita makan pizza?."

    Kedua mata gadis kecil itu berbinar saat Nita menyebutkan nama pizza, kekecewaan yang sebelum dia rasakan telah hilang. "Ya! Ayo makan pizza!."

    Namun, tiba-tiba Nita merasakan rasa sakit yang menusuk dibagian belakang kepalanya dan dia kehilangan kesadarannya. Ketika Nita membuka matanya lagi, dia mendapati jika dirinya berada di taman dan jantungnya berdegup kencang karena rasa takut yang ada didalam pikirannya. Tak hanya itu dia juga tidak melihat Stevia ada bersamanya. Dengan berusaha merendam kepanikannya, Nita langsung menelpon Bella.

    Flashback off.

    "A-apa?." Suara panik Bella terdengar dari seberang sana.

    "Kita pergi makan eskrim setelah aku menjemput dia dan ketika kami berjalan menuju parkiran, kepalaku dipukul, aku pingsan dan ketika aku bangun, aku berada di taman!." Kata Nita menjelaskan. Suaranya bergetar karena rasa takut dan khawatir.

    "Panggil polisi dan pergi ke toko eskrim... Aku akan datang. Jangan lupa kirim lokasinya!." Pinta Bella.

    Setelah panggilan mereka terputus, Nita pun segera menghubungi polisi. Dia tidak percaya Stevia bisa hilang saat berada dalam penjagaannya.

    Sementara itu, Bella pergi meninggalkan kantor setelah Nita memberitahunya bahwa Stevia telah diculik. Bella langsung pergi menuju toko eskrim dan melihat ada beberapa polisi yang melakukan penyelidikan di tempat itu.

    Hati Bella mencelos saat dia melihat kepala belakang Nita diperban, terlihat basah karena darah.

    "Kamu terluka!." Kata Bella, terbelalak melihat sahabatnya itu.

    "Aku baik-baik saja, ini hanya luka biasa. Aku akan pergi ke klinik setelah kita menemukan Stevia. Maafkan aku, Bella. Seharusnya aku lebih berhati-hati." Kata Nita.

    Bella tahu ini bukan salah Nita, dia bisa terluka lebih parah ketika penjahat itu menculik putrinya.

    "Kita akan segera menemukan Stevia dan orang-orang jahat yang menculiknya, aku tahu ini bukan salahmu." Kata Bella, lalu dia berjalan mendekati seorang polisi. "Pak petugas, apakah anda menemukan sesuatu? Saya ibu dari anak yang hilang."

    "Sejauh ini belum ditemukan sesuatu. Kami baru menyadari ada titik buta di tempat parkiran. Para penculik pasti menunggunya agar tidak terlihat didalam kamera pengawas..."

    Jantung Bella berdegup kencang saat rasa takut yang tiada duanya merayapi dirinya. Air mata mengalir di kedua pipinya. "Apakah itu tanda anda tidak bisa menemukan putri saya? Tolong petugas, temukan putri saya. Dia adalah harta yang paling berharga, saya tidak bisa kehilangan dia."

    Saat membayangkan Stevia bersama dengan orang asing, tidak tahu bagaimana mereka memperlakukannya, Bella merasa ada seseorang yang menusuk jantungnya dengan belati.

    "Kami akan melakukan yang terbaik untuk mencarinya. Sementara itu anda bisa pulang dan menunggu. Kami akan mengirimkan lebih banyak orang untuk menyelidiki kasus ini." Kata petugas itu memberi saran.

    Bella tidak punya pilihan selain pulang ke apartemen tanpa bersama dengan putrinya. Nita menawarkan Bella untuk tinggal bersamanya sembari menunggu kabar dari polisi.

    "Aku tidak tahu ada orang yang ingin menculik putriku... kenapa mereka ingin menculik putriku? Bahkan tidak ada yang tahu kalau dia memiliki hubungan dengan keluarga Narendra." Kata Bella terisak, lututnya terasa lemas.

    Rasa bersalah merayapi diri Bella. Dia mempertanyakan dirinya sendiri, apakah dia bisa mencegah insiden ini terjadi jika tadi dia yang menjemput putrinya sendiri dari sekolah. Dia terlalu sibuk untuk mencoba balas dendamnya dan malah memberikan tanggung jawab merawat putrinya pada orang lain.

    "Dia akan ditemukan, Bella. Aku minta maaf." Kata Nita, perasannya juga tidak tenang sejak tadi, karena rasa bersalahnya.

    Wajah Bella terlihat pucat dan dia terlihat seperti seseorang yang sudah kehilangan semangatnya.

    Katherine membantu Nita menuntun Bella untuk duduk di sofa. Mereka sudah memberitahu Katherine tentang Stevia yang hilang.

    "Bagaimana kalau kita meminta bantuan pada lelaki yang mengajakmu berkencan?." Tanya Katherine dan secercah harapan melintas dibenak Bella.

    Wanita itu pun buru-buru mengambil ponselnya dan menghubungi kontak Galvin. Lelaki itu berasal dari keluarga kaya, jadi Bella yakin Galvin memiliki koneksi untuk membantunya.

    "Galvin, apa kamu—"

    "Bella, aku sangat sibuk. Bolehkah aku menelpon mu lagi, nanti?." Kata Galvin. Dia tidak memberikan kesempatan untuk Bella berbicara dan langsung memutuskan sambungan panggilan mereka.

    Hati Bella terpuruk, keputusasaan memenuhi dirinya. Dia tidak bisa membayangkan Stevia bersama dengan orang asing hingga berjam-jam.

    Beberapa menit kemudian, ponsel Bella berdenting dan pesan yang dia terima membuat kepanikan mengalir di nadinya.

    Pesan itu berasal dari nomor asing. Mereka mengirim foto Stevia yang sedang menangis.

    Nomor asing: [Jika kau ingin anak kecil ini kembali, kau harus mengundurkan diri dari pekerjaanmu dan pergi meninggalkan kota ini]

    Amarah dan rasa sakit bercampur menjadi satu didalam diri Bella.

    Bella hendak menelpon polisi, tetapi Nita telah lebih dulu menyela. "Lebih baik kita minta bantuan Kenan. Orang Tua dan lelaki itu adalah orang yang paling berkuasa di kota ini. Kalau ada orang yang bisa menemukan Stevia, itu hanya Kenan."

    ***

    Sofia Vergara Alferd telah mencari peluang yang akan bisa memaksa Kenan untuk bersamanya. Mata-matanya yang berada di perusahaan Narendra Corporation terus memberikan kabar terbaru yang tidak Sofia sukai.

   

    Kenan sepertinya sangat mengejar-ngejar Bella dengan segala yang dimilikinya. Mendapatkan bunga dan coklat yang tak pernah Sofia dapatkan dari lelaki itu.

    Mata-matanya pernah melaporkan bahwa Bella dan Kenan pernah meninggalkan kantor bersama dan berangkat ke kantor bersama keesokan harinya yang itu berarti Bella bermalam di penthouse Kenan. Sementara itu, Kenan selalu menunjuk sikap yang berbeda pada Sofia.

    Sofia selalu mengira jika Kenan adalah lelaki yang tidak romantis, dia sombong dan dingin, serta tidak pernah tertarik untuk mengejar wanita.

   Banyak wanita yang berusaha mendekati Kenan, tetapi Kenan tidak pernah melirik satupun dari mereka. Juga bahkan ketika sofia berusaha merayu Kenan dengan pakaian mininya yang seksi, tetapi Kenan justru tidak terangsang atau mencoba menidurinya.

    Jadi, ketika Sofia mendengar bahwa Kenan mengejar-ngejar Bella, kecemburuan yang kuat muncul dalam diri Sofia.

    Dia memerintahkan anak buahnya untuk mengawasi Bella dan terus menyelidiki tentang latar belakang Bella.

    Saat Sofia melihat Kenan masuk kedalam klub black di malam kemarin,. Sofia mengira ini adalah kesempatannya untuk menjadikan Kenan menjadi miliknya. Namun, Kenan masih tetap menolaknya meski dalam keadaan mabuk.

    Dan hal itu merupakan pukulan yang keras bagi Sofia. Dia cantik dan banyak lelaki yang mau dengannya, tetapi mengapa Kenan tidak bisa jatuh cinta padanya?.

    

    Sofia tidak mau menyerah begitu saja. Jadi, dia memposting foto-foto yang dia ambil, berharap apa yang dilakukan dapat memengaruhi publik dan akan memaksa Kenan untuk bertemu dengannya. Lagipula reputasinya dipertaruhkan.

    Sofia pikir Kenan setidaknya akan berpura-pura jatuh cinta padanya dan kemudian mereka bisa memulai dari sana dan mengembangkan hubungan mereka menuju status yang lebih jauh.

    Namun, kemudian. Sofia mendapati jika Kenan menjelaskan hal yang bertentangan dengan keinginannya pada publik. Hal yang sangat diluar karakter Kenan, lelaki itu tidak pernah melakukan klarifikasi atas perbuatannya selama ini. Sofia pun sangat marah.

    Mengapa Kenan terus melakukan hal-hal yang biasa tidak pernah lelaki lakukan? Bagi Sofia, ini semua karena Bella.

    Jika Bella tidak muncul lagi, Kenan pasti sudah melamarnya dan mereka akan merencanakan pernikahan mewah mereka. Dia akan menjadi istri dan memiliki keluarga yang berkuasa dikota dan menjadi lebih kaya dari yang sekarang.

    Saat Sofia menangis karena penolak Kenan didepan publik, dia menerima laporan dari salah satu anak buahnya— Ben. Ben adalah orang yang Sofia tugaskan untuk memeriksa latar belakang Bella, tetapi Ben terbukti tidak berguna karena dia tidak menemukan apa pun sejauh ini.

    "Ada apa?." Tanya Sofia ketika Ben menelponnya.

    "Saya menemukan sesuatu, Nona Sofia. Awalnya, penyelidikan kami dihalangi oleh seseorang dan kemudian tiba-tiba, kami diberi akses dan saya bisa mendapatkan informasi yang anda perlukan. Meskipun—"

    "Meskipun apa?." Bentak Sofia, menghapus air matanya.

    "Aneh sekali rasanya, awalnya kami kesulitan, tapi tiba-tiba bisa menemukannya. Sepertinya siapapun yang menghalangi langkah kami dalam penyelidikan telah dengan sengaja mengizinkan kami mendapatkan informasi ini." Kata Ben melaporkan.

   

    "Aku tidak perduli, infomasi apa yang kau temukan?." Desak Sofia, dia merasa harus mengetahui semua yang Bella sembunyikan.

    "Gadis kecil itu adalah putri kandung dari Tuan Kenan." Jawab Ben dan membuat jantung Sofia berdegup kencang. Dia mengepalkan tangannya.

    "Apa kau yakin?." Tanya Sofia, kemarahan meluap-luap dalam dirinya.

    "Ya, setelah Nona Bella pergi meninggalkan kota enam tahun yang lalu, dia tidak pernah memiliki hubungan dengan pria lain. Nona Bella mengetahui bahwa dia sedang hamil sebulan kemudian. Kami menelusuri semua pergerakannya selama itu... saya yakin Tuan Kenan adalah ayahnya." Kata Ben.

    

    Sofia menarik napas tajam, amarah bergejolak mendengar kabar yang dia terima. "Bocah itu putri Kenan?." Pikiran jahat terlintas di benak Sofia. Dia takut jika Kenan mengetahui bahwa anak itu adalah miliknya, dan Sofia merasa jika dia harus menyingkirkannya sebelum Kenan mengetahuinya.

    Sofia tidak bisa menerimanya. Setelah berada disisi Kenan selama enam tahun, dia tidak bisa menyerah begitu saja tanpa perlawanan.

    Setelah mengobrak abrik kamarnya untuk melampiaskan amarahnya. Sofia meraih ponselnya dan menelpon anak buahnya. "Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku."

    "Permintaan anda adalah perintah bagi saya, Nona Sofia." Jawab pria itu dari seberang sana.

    "Cari kesempatan untuk menculik bocah kecil itu! Aku ingin menakuti wanita jalang itu agar dia pergi meninggalkan kota." Desis Sofia, terlihat kilatan amarah dimatanya.

    ***

   

    Beberapa saat kemudian, Ben menelpon Sofia untuk memberikan laporannya. "Nona Sofia, anak kecil itu sudah bersama kami. Apa langkah selanjutnya?."

    Sofia menyeringai jahat. "Ambil fotonya dan kirimkan pada Bella. Beri ancaman agar dia segera pergi dari kota ini, paling lambat akhir minggu ini!."

    Dalam benak Sofia, begitu dirinya menyingkirkan Bella dan putrinya, dia akhirnya akan dapat memenangkan hati Kenan. Sofia yakin, Bella dan putrinya lah yang satu-satunya menjadi penghalang menuju kebahagiaannya. Tidak terpikirkan oleh Sofia bahwa Kenan tidak tertarik padanya.

   "Bagaimana jika Nona Bella meminta bantuan pada Tuan Kenan? Dia pasti tidak akan memaafkan kita karena membahayakan mental anaknya, meskipun bocah itu tidak terluka. Tapi kita menculik dan membuat dia takut." Kata Ben.

    Tentu saja, Sofia takut pada Kenan, tetapi yang paling ditakuti adalah Kenan mengetahui jika dia memiliki anak bersama dengan Bella. Obsesi Kenan pada Bella akan meningkat dan Sofia tidak lagi memiliki kesempatan untuk bersama dengan Kenan.

    Semakin cepat Bella pergi, maka akan sebaiknya baginya.

    "Apa maksudmu, Ben? Siapa bosmu? Kenan atau aku?." Bentak Sofia, matanya dipenuhi dengan tekad.

    "A-nda, Nona—"

    "Jadi, lakukan apa yang perintahkan padamu! Kita hanya akan menakuti Bella agar dia bisa pergi meninggalkan kota! Bukan membunuh dia dan anaknya!."

    "Baik, Nona. Saya akan melakukannya. Saya akan memastikan mereka tidak mengetahui dalang dibalik ini semua, seperti biasa—"

"Tunggu! Kalau dia tidak menyetujui persyaratannya, katakan padanya kalau kau akan memotong jari anak kecil itu satu persatu setiap jam sampai dia setuju untuk pergi bersama dengan anak haramnya." Perintah Sofia.

    

1
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Asyik banget, thor! Makin sering update dong.
Jayrbr
Gak sabar menunggu kisah selanjutnya. Aku ingin tahu apa yang terjadi berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!