NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Ibu Susu

Rahasia Sang Ibu Susu

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Janda / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ibu Pengganti
Popularitas:66.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Alika tidak pernah menyangka kehidupannya akan kembali dihadapkan pada dilema yang begitu menyakitkan. Dalam satu malam penuh emosi, Arlan, yang selama ini menjadi tempatnya bersandar, mabuk berat dan terlibat one night stand dengannya.

Terry yang sejak lama mengejar Arlan, memaksa Alika untuk menutup rapat kejadian itu. Terry menekankan, Alika berasal dari kalangan bawah, tak pantas bersanding dengan Arlan, apalagi sejak awal ibu Arlan tidak menyukai Alika.

Pengalaman pahit Alika menikah tanpa restu keluarga di masa lalu membuatnya memilih diam dan memendam rahasia itu sendirian. Ketika Arlan terbangun dari mabuknya, Terry dengan liciknya mengklaim bahwa ia yang tidur dengan Arlan, menciptakan kebohongan yang membuat Alika semakin terpojok.

Di tengah dilema itu, Alika dihadapkan pada dua pilihan sulit: tetap berada di sisi Adriel sebagai ibu asuhnya tanpa mengungkapkan kebenaran, atau mengungkapkan segalanya dengan risiko kehilangan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Tes

Di Kamar Arlan

Tanpa ragu Terry melepaskan pakaiannya hingga tak tersisa, melemparnya asal. Ia berencana untuk berada di samping Arlan saat pria itu membuka mata, menjadi sosok yang "menyelamatkan" dan memanfaatkan momen ini untuk menjadikannya nyonya Arlan.

Dengan hati-hati, Terry membaringkan dirinya di samping Arlan, menyusup ke dalam selimut yang sama. Senyum licik tersungging di wajahnya sebelum ia mengubah ekspresi menjadi lebih lembut, pura-pura rapuh.

Arlan mengerang pelan, matanya terbuka sedikit. Tatapannya buram, mencoba memahami bayangan samar di hadapannya. "Apa yang terjadi...?" tanyanya dengan suara serak, masih setengah mabuk.

Terry terdiam sejenak, menunduk seolah malu, sebelum akhirnya berkata pelan, "Arlan, kau mabuk. Aku... aku membantumu pulang, tapi... kau malah..." Ia menutup wajah dengan kedua tangannya dan mulai menangis pelan, meski dalam hatinya ia tertawa puas.

Arlan perlahan menegakkan tubuhnya, mengerjap beberapa kali untuk mengusir sisa mabuknya. Tatapannya menyapu ranjang yang acak-acakan, pakaian yang berserakan di lantai, dan sosok Terry yang masih menangis di sampingnya. Sebuah kilasan singkat muncul di benaknya, semalam, ia yakin sosok terakhir yang bersamanya adalah Alika.

"Alika..." batinnya menggema, tapi kenyataan di hadapannya membuat pikirannya semakin kacau. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri.

Terry memandang Arlan dengan mata basah. "Arlan, kau tak akan lari dari tanggung jawab, 'kan?" tanyanya dengan nada penuh harap, suaranya terdengar gemetar, meski matanya menyiratkan manipulasi.

Arlan menatap Terry dengan ekspresi dingin dan datar. "Tanggung jawab? Untuk apa?" tanyanya tanpa nada, seolah tak ada emosi yang tersisa dalam suaranya.

Terry tersentak, tidak menyangka respon Arlan akan sedingin itu. "Untuk... apa yang terjadi tadi malam. Kau tidak ingat? Kita... kita bersama," ujarnya dengan nada yang lebih memelas, mencoba menggapai tangan Arlan.

Arlan menepis tangannya dengan lembut tetapi tegas, membuat Terry terdiam. "Dengar, Terry. Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, tapi aku tahu aku tidak pernah menyentuhmu. Jangan mengira aku sebodoh itu."

"Tapi—" Terry mencoba memprotes, tetapi Arlan memotongnya.

"Sudah cukup." Suaranya terdengar seperti pisau yang tajam dan dingin. Ia bangkit dari ranjang, mengabaikan pakaian yang berserakan di lantai. "Aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, jadi jangan mencoba memainkan drama murahan ini di hadapanku."

Terry menatapnya dengan mata melebar, rasa panik mulai merambati dirinya. Namun, Arlan hanya melangkah pergi tanpa menoleh lagi, meninggalkan Terry yang terpaku dengan kegagalannya yang mulai terbuka.

Beberapa menit kemudian, Terry berdiri di depan pintu kamar Arlan, wajahnya masih tampak gugup. Ia baru saja ditinggalkan Arlan dengan sikap dingin yang membuatnya merasa terpojok. Namun, otaknya mulai bekerja cepat. Senyuman licik mengembang di bibirnya saat melihat Widi memasuki rumah Arlan dari jendela lorong.

"Aku harus membalik situasi," gumamnya, sambil merapikan rambut dan wajahnya di cermin di lorong.

Ia melangkah ke ruang tengah dengan langkah gemetar yang disengaja, berusaha terlihat seperti orang yang baru saja mengalami sesuatu yang berat.

Widi, yang baru saja masuk ke ruang tengah dengan ekspresi tenang, terkejut melihat Terry ada di rumah Arlan pagi-pagi. Ia menatap Terry dengan alis terangkat. “Terry? Kenapa pagi-pagi begini kamu sudah di sini? Dan kenapa wajahmu tampak kusut begitu?” tanyanya, nada suaranya penuh rasa ingin tahu.

Terry menghela napas panjang, lalu tersenyum getir. “Aku tidak ingin membuat Tante khawatir. Tapi, aku rasa aku harus memberitahu ini agar tidak ada kesalahpahaman nantinya.”

"Apa maksudmu?" tanya Widi, matanya menyipit. Ia merasa akan mendengar sesuatu yang tak mengenakkan.

Terry menunduk, seolah sedang menahan air mata. “Semalam, Arlan... dia mabuk berat di luar. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa sampai seperti itu. Saat aku menemukannya di bar, aku khawatir terjadi sesuatu padanya jika pulang dengan kondisi mabuk, jadi aku mengantarnya pulang.”

"Apa? Arlan mabuk?” Widi nampak tak percaya, karena selama ini putranya dikenal sangat menjaga diri.

Terry mengangguk, suaranya gemetar. “Aku tidak bisa membiarkan Arlan pulang sendirian, Tante. Dan aku juga khawatir orang-orang akan menyebarkan gosip buruk tentang Arlan. Bagaimanapun, dia pewaris keluarga ini, dan nama baiknya sangat penting. Jadi, aku membawanya masuk ke kamar memastikan tidak ada pelayan yang tahu kondisinya. Tapi...” Ia menggigit bibir, terlihat ragu untuk melanjutkan.

“Tapi apa?” Widi menatapnya tajam, rasa khawatir mulai terlukis di wajahnya.

Terry memainkan jemarinya, seolah sedang berjuang mengendalikan emosi. “Arlan...dia memaksaku melayaninya. Aku sudah menolak, Tante, tapi dia tidak menghiraukan aku.” Terry menutup wajahnya dengan kedua tangan, menangis terisak untuk menyempurnakan aktingnya.

Wajah Widi berubah pucat seketika. Ia berdiri membatu di tempat, berusaha mencerna apa yang baru saja dikatakan Terry. Reputasi keluarga adalah segalanya baginya, dan cerita ini bisa menjadi bencana jika sampai keluar.

“Kau yakin... Arlan melakukan itu?” tanyanya, suaranya hampir berbisik.

Terry mengangguk pelan, menurunkan tangannya dari wajah. “Aku tidak ingin membesar-besarkan ini, Tante. Tapi aku tidak tahu harus bagaimana. Aku merasa... hancur, Tante.”

Widi menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. Ia tidak ingin bertindak gegabah. Setelah beberapa saat hening, ia berkata dengan nada tegas, “Terry, aku ingin kau tetap tenang. Masalah ini jangan sampai bocor ke luar rumah ini. Aku akan berbicara dengan Arlan dan memastikan dia bertanggung jawab.”

“Tante, aku tidak ingin membuat masalah,” Terry berkata dengan nada merendah, menatap Widi penuh harap. “Aku hanya ingin semuanya tetap baik-baik saja.”

Widi menepuk bahu Terry dengan lembut. “Aku mengerti, Terry. Kau sudah melakukan yang terbaik untuk menjaga nama baik keluarga ini. Aku tidak akan membiarkan Arlan lepas dari tanggung jawabnya.”

Dalam hati, Widi merasa marah, bingung, dan dikhianati oleh putranya. Namun, sebagai seorang ibu yang menjaga citra keluarga, ia tahu bahwa langkah berikutnya harus diambil dengan hati-hati.

Widi membawa Terry ke kamar Arlan dengan wajah tegang. Tangannya menggenggam pergelangan Terry, memastikan perempuan itu tidak berubah pikiran di tengah jalan. Terry menunduk sepanjang perjalanan, berusaha menyembunyikan senyum tipis yang tersungging di sudut bibirnya.

Begitu pintu terbuka, Arlan yang sedang mengenakan kemeja bersih berdiri di dekat jendela, wajahnya datar seperti biasa. Namun, ada kilatan tajam di matanya begitu ia melihat Widi dan Terry memasuki kamar.

"Arlan," Widi memulai, suaranya tegas tetapi terdengar sedikit bergetar. "Aku ingin penjelasan darimu. Terry mengatakan sesuatu yang sangat serius, dan aku perlu mendengar langsung darimu."

Arlan melipat tangan di depan dada, wajahnya tetap dingin. "Penjelasan tentang apa?"

"Tentang apa yang kau lakukan padanya semalam." Widi melirik Terry sekilas sebelum kembali menatap putranya. "Dia bilang kau mabuk dan—"

"Aku memaksanya tidur denganku?" Arlan memotong dengan nada datar. Ia menatap ibunya dan Terry secara bergantian, rahangnya mengeras. "Itu tuduhan yang serius."

Terry langsung terisak, menutup mulut dengan tangan seolah menahan tangis. "Arlan, aku tidak ingin membuat masalah, tapi—"

"Kalau begitu jangan buat masalah," potong Arlan dingin, matanya menatap Terry tajam. "Katakan saja apa yang sebenarnya terjadi."

Widi menghela napas, mencoba menenangkan situasi. "Arlan, dia bilang dia membawamu pulang karena kau mabuk. Kau mungkin tidak sadar apa yang terjadi setelah itu. Terry hanya ingin keadilan."

Arlan mengerutkan kening. "Keadilan? Ma, aku mabuk, itu benar. Tapi aku ingat siapa yang ada di sini semalam, dan itu bukan Terry."

Terry tersentak, menatap Arlan dengan mata membelalak. "Kau... kau tidak ingat, Arlan? Kau bahkan memanggil namaku semalam!"

Arlan menyipitkan mata, langkahnya mendekati Terry dengan perlahan. "Kalau begitu, mari buktikan. Tes DNA. Kita lihat apakah ada jejakku di tubuhmu atau sebaliknya."

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Ririn Nursisminingsih
ndak kapok2 tery.. mau bikin ulah
Dhewyy Aditya
manusiawi menurutku kalo kita ngerasa iri sama kebahagiaan orang lain,tapii ya jangan sampai berakhir jadi julid apalagi jahat hanya karna rasa iri.setidaknya maya masih punya sedikit hati yg mengingatkan kalo yg dia lakuin itu salah.
Ririn Nursisminingsih
ini ibuk widi egois dan jahat yaa jg2 arlan bukan anaknya.. ayo arlan selidiki semuanya kasian alika
Ririn Nursisminingsih
bener2 tery licik semoga arlan segera mnemukan buktinya
Ririn Nursisminingsih
rubah yg licik... segitunya ingin nikah dg arlan
Warung Tari
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Marini Azkal
terimakasih author.....aku sungguh terharu kalimat kalimat di akhir episode sungguh sangat menyentuh kalbu membangkitkan gairah untuk saling mengasihi dengan ikhlas ....
sungguh aku sangat-sangat terkesan.....
TOP MARKOTOP BUAT AUTHOR
semoga rejeki nya berlimpah.......
Marini Azkal: sama sama terimakasih.....🤩
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
sum mia
weleh sudah end.... sudah aku duga sih , babnya panjang dan semua bahagia dengan kehidupan masing-masing . cara menulis kata-kata pesan moral kayak mau end ternyata beneran .
tetap semangat kak ...meski gak dapat reward yakinlah ada rezeki yang lain yang menggantikan .
sehat slalu dan rejeki lancar berkah barokah . aamiin 🤲
ditunggu karya selanjutnya kak Nana .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: sama sama kak 🙏🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
Anitha Ramto
Ku juga sudah menduga ceritanya akan End..karena panjang sekali
phity
sma2, author sdh menyajikan cerita yg dpt kmi bca diwktu senggang melepas lelah seblum istirahat. sukses kedepannya ya...
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
terimakasih tor sehat n sukses selalu love sekebon
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Hanima
terima kasih banyak Kak Nana... semoga sehat2 dan banyak rejeki
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Sama-sama, Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa tadi udah ku duga klu mau the END Krn cerita nya panjang 🤭 dan terima kasih kak Nana atas karya mu sehat selalu dan di murah kan Rizky nya
di tunggu karya terbaru nya 🥰❤️❤️❤️❤️
septiana: bener banget....aku juga ngerasa kok cara penulisan pesan moral nya kaya udah mau tamat,eh ga taunya beneran. di tunggu karya barunya kak..
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
kaylla salsabella
cerita nya bagus kak Nana 🥰🥰🥰
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Iin Rostiani
ko sudah tamat aja thoor padahal aku masih suka ceritamu
iroh hotijah
terimakasih kak,,, moga sehat selalu dan terus berkarya,, yakin rejeki bkn hanya uangnya semata,,, terimakasih atas karyanya yg bagus buat sy
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
abimasta
trimakasih thor,sukses tuk karya karya selanjutnya
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama,Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
didunia real juga banyak yg begitu keluarga cewek bermasalah selalu dpt bantuan dr pihak cowok tp jarang terjd kebalikan ya......kenapa ya....ya Allah mau puny mantu kaya Arlan tapi ogah punya besan KY Maya .....🤣🤣🤣🤣
abimasta
sudah mulai diakhir cerita satu persatu wmembuka hati untuk saling menerima dan memaafkan
sum mia
syukurlah Widi mulai berpikir positif pada Alika , terutama setelah mendengar percakapan antara Arlan dan Alika .dia baru sadar kalau Alika benar-benar tulus , dan dia begitu baik mau menerima semua meski Widi tak bisa lagi menerima dan mengakuinya sebagai menantu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!