Keisha Anastasia Raharjo, dia tidak pernah mengira bahwa di tempat kerjanya yang baru harus terlibat dengan bocah kecil berusia 5 tahun dan ayahnya.
" Hi Mommy! Mommy tantik, jadi mommy Ale ja ya? talau jadi mommy Ale, Mommy nda halus dimalahin Daddy."
" Maaf sayang, Kakak nggak bisa jadi mommy nya Ale."
Bukan hanya sekali itu saja Aleika meminta Keisha untuk jadi ibunya. Bahkan Ale secara terang-terangan meminta kepada sang daddy untuk menjadikan Keisha ibunya.
Entah bagaimana Keisha bisa membuat hati Ale terpaut begitu.
" Kamu sengaja ya deketin anakku biar bisa menarik perhatianku," ucap daddy nya Ale.
" T-tidak Pak, saya tidak pernah punya tujuan demikian."
Keisha yang mencari kerja ditempat lain untuk bisa lepas dari hal-hal demikian, kali ini malah dia terlibat sesuatu yang lebih mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hi Mom! 25
" Selamat pagi menjelang siang. Halo saya Ale, saya mau beltemu dengan Mommy Sha."
Doeeeengggg
Kediaman Gael dan juga rumah Keisha sama-sama diliputi dengan hal yang diluar dugaan.
Jika dikediaman Gael situasinya sangat tegang karena Gael benar-benar meluapkan amarahnya, maka di rumah Keisha saat ini tengah diliputi kebingungan.
Verina dan Roy terkejut saat dihampiri seorang bocah kecil dengan aksen cadel mencari ibunya. Ya seperti itulah yang ada dikepala mereka berdua.
Betty yang amat sangat paham dengan ekspresi kedua orang tua itu segera mengambil alih ucapan Ale agar kesalahpahaman tidak berlanjut lebih dalam lagi.
" Maaf Pak, Bu, ini Non Ale, putri dari atasan nya Mbak Keisha. Kami kemari untuk bertemu dengan Mbak Keisha."
" Oh Ya Tuhan jadi begitu, aah ini anak cantik dan manis yang diceritakan Keisha ya. Halo cantik kami adalah bapak dan ibu nya kakak Keisha."
" Halo juga Tatek dan Nenek. Apa Mommy Sha ada?"
Verina dan Roy masih saja bingung mengapa anak dari bosnya Keisha memanggil begitu kepada Keisha. Namun mereka tidak mau bertanya. Anak itu pasti punya alasannya tersendiri. Dan jika ingin bertanya, maka lebih baik bertanya kepada Keisha saja nanti.
Verina kemudian membawa Ale masuk ke rumah dan mencari dimana Keisha berada. Rupanya Keisha berada di dapur, pantas saja dia tidak mendengar suara Ale yang sudah datang.
" Nah itu Kak Keisha, biar Nenek panggilkan ya?'
" Nda usah Nek, bial Ale aja yang manggil Mommy."
Verina tersenyum simpul, melihat tingkah lucu dan aktif dari Ale mengingatkan mereka pada Keisha saat masih kecil dulu.
" Mommy Sha, Ale datang."
" Eh, lho udah sampai. Yaah, Kakak belum selesai ini masaknya."
" Ohoo nda apa-apa Mommy. Ale mau bantu, boleeee."
Keisha tersenyum, ia lalu mengangguk dan meminta Ale untuk mendekat. Ale pun bersorak senang karena diperbolehkan membantu.
Interaksi antara Keisha dan Ale membuat Verina sedikit terkejut. Mereka benar-benar sangat dekat seperti sudah lama mengenal. Padahal Keisha baru seminggu bekerja disana.
" Ah , Mbak maaf. Apa sebelumnya Keisha udah pernah ketemu sama Ale?"
" Belum Bu, kalau tidak salah ingat Mbak Keisha dan Non Ale baru ketemu saat Mbak Keisha wawancara pekerjaan di perusahaan."
" Oh begitu ya. Eh hampir lupa ya ampun. Silakan duduk Mbak, saya tinggal dulu ya."
Betty mengangguk, dia berpikiran bahwa ibu dari Keisha pasti merasa bahwa putrinya sangat akrab dengan anak bosnya. Dari pandangan kasar saja memang sudah bisa dinilai bahwa Keisha dan Ale memang sangat dekat layaknya orang yang sudah mengenal sejak lam.
Chemistry antara keduanya melebihi chemistry antara Ale dan ibu kandungnya sendiri.
Betty jadi teringat tadi sebelum berangkat ke sini. Ia yang sudah lama tidak melihat Ayu tentu terkejut dengan kedatangan Ayu tersebut. Tapi tidak dengan Ale, Ale bersikap sangat biasa. Tidak ada ekspresi terkejut, rindu ataupun apa.
Cara Ale dalam memandang Ayu seperti melihat ke orang asing. Sangat berbeda dengan saat Ale melihat ke arah Keisha.
Jangankan Ale, cara Keisha dan Ayu saat melihat Ale pun juga berbeda. Tidak ada sorot kasih sayang atau kerinduan dari mata Ayu. Tidak ada juga kata-kata lembut yang penuh kasih sayang dari apa yang Ayu ucapkan.
" Apa Non Ale juga merasakan demikian ya?" Betty bertanya pada dirinya sendiri tentang apa yang dirasakan Ale tadi. Tapi ia tidak akan bertanya apapun, bisa melihat Ale tetap tersenyum dan bersikap riang, itu saja sudah lebih dari cukup.
" Sus Betty, makan yuk. Ini sebenarnya makan pagi yang terlambat plus makan siang yang lebih awal. Ayok sini."
" Eh Mbak, nggak usah. Tadi saya udah sarapan juga. Terus mending dipanggil Bapak dan Ibu nya Mbak Keisha aja."
" Oh bapak sama Ibu lagi sibuk, biasanya emang agak telat buat makan siangnya. Ayo nggak apa-apa, tapi maaf makanannya cuma sederhana aja."
Betty pasrah, dia tidak bisa menolak permintaan Keisha tersebut. Dan akhirnya mereka makan bertiga.
Ia sangat senang me.lihat nona nya yang begitu antusias saat makan. Apalagi ada sayuran yang selama ini dia begitu sulit untuk memakannya.
" Hmm apa tiap hari harus makan sama Mbak Keisha ya biar Non Ale mau makan sayur."
" Eh, Ale nggak suka makan sayur to? Tapi kok ini mau?"
Betty tersenyum, sedangkan Ale hanya meringis saja sambil memperlihatkan gigi-giginya yang berjajar rapi.
Selama ini Ale memang tidak suka makan sayur, kali ini pun juga tidak terlalu. Tapi entah mengapa sayur sop buatan Keisha begitu enak saat masuk ke mulutnya.
Sama-sama sayur sop yang pernah dimasak di rumahnya, yang dibuat Keisha benar-benar jauh lebih enak.
" Soalnya masatan Mommy Sha benelan enak. Tayaknya benel tata Sus Betty, tiap hali halus matan sama Mommy Sha bial Ale mau matan sayul tiap hali heheheh."
Keisha hanya tersenyum, dia tidak bisa menjawab apapun dari apa yang Ale ucapkan. Karena menurut Keisha hal itu tidak akan pernah mungkin terjadi.
" Kalau Ale suka, nanti Kakak bawakan ya sayur sopnya."
" Wuaaah, matasih Mommy. Ehm setalian sambelnya ya, Daddy suta matan sambel. Nanti Ale ajak daddy matan matanan buatan Mommy Sha."
" Eh?"
Keisha terkejut, dia menjadi menyesal mengatakan ingin membawakan makanan hasil masakannya. Jika benar itu akan dimakan oleh gael, mungkin dia akan berusaha untuk membuatnya lebih baik lagi.
Wajah Keisha menjadi begitu lesu. Ia merasa sangat tidak nyaman dengan ide Ale yang baru saja.
Tapi Keisha sudah terlanjur bilang, jadi tidak mungkin dia menarik ucapannya lagi.
" I-iya nanti Kakak bawakan." Akhirnya hanya itu yang bisa Keisha yang katakan. Lagi-lagi Keisha merasa bahwa dirinya lagi-lagi akan terjun dalam sebuah masalah lagi.
Ale benar-benar menikmati harinya di rumah Keisha. Mungkin rumah Keisha tidak seluar rumah miliknya, tapi Ale merasa senang dan juga hangat. Apalagi kedua orang tua Keisha juga memperlakukan Ale dengan sangat baik. Tampaknya mereka juga senang dengan kehadiran Ale.
" Ale mau bobok sini aja sama Nenek dan Kakek?"
" Woaaah mau dong. Mau setali."
" Pak, Bu, jangan aneh-aneh."
Roy dan Verina hanya terkekeh mendengar ucapan sang putri. Tapi mereka sungguh-sungguh senang dengan kedatangan bocah kecil yang lucu nan aktif.
TBC