Alea terkejut melihat pengkhianatan Elang dan Amanda yang merupakan suami dan adik tirinya. Ketika dia ingin memberi pelajaran pada keduanya, datang Noah yang merupakan kekasih Amanda. Pria itu justru menawarkan hal yang tak terduga.
"Menikahlah denganku, Alea. Kita bisa membalas perbuatan mereka berdua," ucap Noah tersenyum dengan penuh arti.
Alea terpaku dengan ucapan Noah. Wanita itu dilema karena dihadapkan pada ajakan Noah dan pengkhianat suaminya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Alea mengerjapkan mata melihat Noah yang datang dengan penampilan berbeda. Pria itu terlihat sangat pucat, Alea selama ini berpikir negatif kalau Noah mungkin tidak berniat meneruskan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.
Namun, melihat keadaan Noah seperti ini, Alea percaya bila kekasihnya itu sedang sakit. Noah mendekat menatap dengan kesal pada Ravena. Pasti, mamanya telah mengatakan hal yang tidak diinginkan. Hal itu dapat membuat takut kalau Alea mengakhiri hubungan mereka.
"Mengapa Mama nekad menemui Alea?" tanya Noah.
"Mama hanya ingin mempertanyakan keseriusan wanita ini. Kau sakit, tapi dia sama sekali belum pernah menjengukmu," jawab Ravena.
"Aku tidak..."
"Mama yang menutup aksesku untuk memberitahukan Alea. Jangan mengatakan hal yang membuat Alea berubah pikiran, Ma. Aku sangat mencintai Lea," ucap Noah dengan terengah-engah.
Setelah mengatakan akan menjalin hubungan dengan Alea, semua akses Noah dicabut. Dia tidak dibiarkan untuk menghubungi wanita itu. Untuk itulah, Ravena datang ke kantor Alea.
Tujuan Ravena datang ke Perusahaan Alea hari ini adalah untuk membuat Alea mundur. Selain tidak menyukai status Alea sebagai seorang janda, Ravena menganggap Alea telah membuat Noah memberontak.
Ketika mendengar, Noah yang terlebih dulu mendekati Alea padahal wanita itu masih menjadi istri orang tentu saja Ravena sedikit malu. Dia tidak menyangka bila sang putra menyukai Alea saat masih berstatus istri orang.
"Sampai kapan pun, Mama tidak akan merestuimu untuk bersama dengan Alea. Lagi pula, dari perkataan ibu-ibu sosialita, Alea dikatakan tidak bisa memiliki seorang anak," ujar Ravena.
Hati Alea teriris mendengar ucapan Ravena. Pasti Ibu mertuanya telah menyebarkan hal itu sebelum dia dan Elang resmi bercerai. Walaupun, Dona membelanya ketika Elang diketahui berselingkuh dengan Amanda, tetapi sebelumnya wanita paruh baya itu selalu berperilaku tidak baik padanya.
"Kalau Tante tidak mengetahui apa pun tentang rumah tanggaku, lebih baik tidak perlu mengatakan hal yang buruk. Saya memang mulai membuka hati pada Noah, tetapi bila Anda sebagai ibu tidak menerimaku sebagai calon pasangannya. Saya tidak akan memaksa," ucap Alea.
Cukup lelah dengan semua yang ada, lebih baik Alea memilih untuk menenangkan dirinya. Alea menatap Noah yang membalasnya dengan pandangan putus asa.
"Semudah itukah kamu menyerah?" ucap Noah dengan pelan nyaris berbisik.
"Aku pernah mengalami rasanya tidak diterima, Noah. Bahkan, mertuaku dulu selalu mempermasalahkan tentang kehadiran seorang anak yang belum bisa aku berikan. Semuanya berakhir berantakan dan perselingkuhan itu juga terjadi karena Elang menginginkan anak. Aku tidak bisa memaksa semua orang menerimaku. Lebih baik kita..."
"Tidak! Apa pun yang terjadi kamu adalah milikku, Alea." Noah dengan kekuatannya yang tersisa mencengkram lengan Alea.
Ingin menepis tangan Noah, tetapi pria itu mulai kehilangan kesadaran dirinya. Alea terkejut, tetapi dia menahan tubuh Noah.
"Noah! Noah!" teriak Alea panik.
Wanita itu segera berteriak memanggil petugas yang kemudian membantunya membawa tubuh Noah yang lemah. Tidak lagi dia pedulikan keberadaan Ravena yang kebingungan melihat kondisi putranya.
"Tunggu! Mau kamu bawa ke mana putraku?" tanya Ravena ketika Alea sudah berada dalam mobil.
"Tentu aja ke rumah sakit, Tante. Suhu tubuh Noah sangat panas. Dia sakit. Mana mungkin aku menculik putra Anda? Bila Anda tidak percaya, Anda dapat mengikutiku," jawab Alea.
"Jalan, Pak!" ucap Alea pada sang sopir.
Ravena mengikuti mobil Alea dari belakang. Alea mengelus wajah Noah yang berada dalam pangkuannya. Sejenak tadi, dia memang ingin menyerah dengan keadaan mereka.
Status janda memang bukan sebuah aib, tetapi bagi sebagian orang terutama wanita menengah ke atas itu adalah sesuatu yang tidak dapat dibanggakan. Hal itu menandakan bila sudah pernah ada kegagalan dalam rumah tangga Alea.
Dalam pikiran mereka, bagaimana bisa seorang wanita menjadi Nyonya yang akan membawahi banyak hal, tetapi tidak bisa menjaga keutuhan rumah tangga. Itulah yang terjadi pada Alea. Selain itu, perihal anak juga menjadi masalah utama. Tiga tahun menikah, Alea belum dapat memberikan keturunan dan hal itu juga menjadi alasan bagi Ravena tidak menyukainya.
Sesampainya di rumah sakit, Alea dibantu dengan petugas rumah sakit membawa Noah untuk diperiksa di ruang UGD. Dokter memeriksakan keadaan Noah. Ketika sedang diperiksa, Ravena datang dengan wajah yang penuh kekhawatiran.
"Bagaimana keadaan putra saya, Dok?"
"Putra Anda dehidrasi. Sepertinya dia juga tidak memiliki tenaga karena kurang asupan tubuh. Mungkinkah pasien tidak makan selama beberapa hari?" balas Dokter membuat Alea terkejut.
"Putra saya memang menolak untuk makan. Hal itu terjadi karena saya tidak mengabulkan keinginannya," ucap Ravena melirik pada Alea.
Mulut Alea ternganga, pikirannya berkecamuk mendengar hal yang dikatakan oleh dokter.
Mungkinkah Noah menolak makan karena hubungannya tidak direstui oleh Ravena? batin Alea.
"Sebaiknya, perhatikan juga kondisi mental pasien karena sudah memengaruhi fisiknya. Pasien perlu dirawat selama beberapa hari. Saya harap Anda lebih bijak menghadapi permasalahan yang mungkin dialami oleh pasien," ujar Dokter lalu meminta izin untuk memeriksa pasien lain.
"Kau tahu kan, kalau kehadiranmu memberikan pengaruh buruk pada anakku? Jadi, lebih baik kau akhiri saja rencanamu!" ucap Ravena dengan wajah sinis.
"Begitukah menurutmu, Tante? Apa dengan aku meninggalkan Naoh saat ini dia dapat sembuh?" tanya Alea yang mulai memikirkan untuk memperjuangkan hubungannya dengan Noah.
Alea sadar selama ini hanya Noah yang memperjuangkan hubungan mereka. Pria itu selalu ada dalam setiap langkah Alea menghadapi perceraian. Belum lagi, beberapa kali Noah selalu mendampinginya saat dirinya mengalami kesulitan.
Ravena tidak dapat menjawab pertanyaan Alea. Dia menatap Noah yang saat ini sedang terpejam dengan selang infus di tangannya.
"Alea... jangan tinggalkan aku... Alea... Kamu milikku," gumam Noah membuat Ravena kehabisan kata-kata.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca ❣️
Sambil menunggu aku update, kalian bisa membaca novel temanku yang pastinya keren banget.