NovelToon NovelToon
Antara Dia Dan Sahabat Kuu

Antara Dia Dan Sahabat Kuu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Dosen
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: dragon starr

Liliy aqila khanza, Hesti Adifa dan Wina arfa alia bersahabat sejak TK sampai bangku kuliahan. mereka menamainya Black Ladies karena mereka memiliki kesamaan tidak menyukai warna yang cerah dan itu menggambarkan kepribadian mereka. Liliy aqila khanza berusia 19 tahun dan diagnosa dan mengidap DID ( Dissociative identy Disorver) 8 tahun yang lalu. Trauma masa kecil akibat broken home membuat tempramennya sulit ditebak. Liliy jurusan seni dan tergolong pandai di kelasnya. Gitar merupakan barang kesayangannya yang selalu di bawa kemana pun dia pergi. hesty dan wina ialah sahabat yang selalu memahaminya mereka tidak membiarkan sahabatnya larut dalam kesedihan. Hingga persahabatan mereka di uji oleh seorang laki-laki tampan jurusan olahraga yang merupakan pindahan dari kota. postur tubuhnya yang kokoh membuat idola para kaum hawa di kampusnya.Kedatangannya membuat persahabatan mereka mulai retak. Apakah Black Ladies mampu mengatasi keretakan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dragon starr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3.Berharap

 " Berharap untuk dipertemukan untuk sementara itu wajar 'kan? Tapi, jika pengharapanku ini awal dari kehancuranmu, aku berhenti untuk berharap walau luka ini membekas."

*** Rumah Lily***

  Pukul 05.22 WIB, Lily bangun salat subuh dan berdoa semoga orang tuanya bisa bersatu kembali dan bisa kumpul kembali seperti dulu lagi. Lily benar-benar merindukan sosok ayah dan ibu, merindukan pelukannya dan merindukan canda canda mereka, merindukan nasehat nasehat mereka ketika aku berbuat salah.

Setelah salat, Lily siap siap ke kamar mandi karena jangan sampai kesiangan lagi. Apalagi dia tidak melupakan kalau mau menjemput sahabatnya di rumahnya masing-masing. Karena rumah sahabatnya lumayan jauh, jadi berangkatnya juga agak pagi.

" Nek, Lily berangkat dulu ya, soalnya nanti singgah jemput Hesti sama Wina dulu sebelum ke kampus." pamit lily ke kampus dan tidak melupakan membawa gitar kesayangannya.

"Hati-hati ya Nak, jangan ngebut naik mobilnya," ucap neneknya selalu ingatkan cucunya.

"Oke Nek, Lily berangkat dulu, ya." Pamitnya sambil mengangkat tangannya seperti meminta sesuatu pada neneknya.

" Mau minta apa? Kayak orang di pinggir jalan aja." kekeh neneknya karena pura-pura lupa memberikan uang jajan pada cucunya.

"Ish... Nenek, masa nggak tahu sih," jawabnya dengan wajah cemberut.

"Ini maksudmu 'kan?" menyodorkan beberapa lembar uang yang diambil dari saku bajunya dan memberikannya ke lily." Owh iya, jangan boros boros apalagi ngebut naik mobilnya." Sambung neneknya sedikit menasehati.

"Siap komandan." Jawabnya sambil memberi hormat pada neneknya lalu berlari menuju garasi untuk mengambil mobilnya yang berwarna hitam itu.

  Saat di perjalanan menjemput sahabatnya, jam tangannya menunjukan pukul 07.05 WIB dan butuh sekitar 20 menit sampai di rumah Hesti dan Wina dan menuju ke kampus. Lily menancap gas dan menerobos lampu merah dia tidak mempedulikan ada lobang cukup besar di depannya, dia tetap melaju karena takut terlambat lagi karena sampai di cap sebagai kebo di ruangan padahal dia bangun pagi pagi untuk jemput sahabatnya.

  Saat di dalam mobil, Wina tiba-tiba teriak histeris ketakutan

"Li! Jangan ngebut dong, aku takut nih," teriak Wina yang wajahnya bercucuran keringat dingin karena ketakutan.

"Liat tuh si Wina hampir pingsan, kamu nggak kasihan apa sama Wina dari tadi teriak teriak kayak lagi di hutan," tegur Hesti memperhatikan Wina yang keringat dingin.

" Haha... haha, maaf... maaf, soalnya buru buru tadi jadi nggak merhatiin kalian," jawabnya merasa bersalah.

"Nggak apa apa kok, santai aja." jawabnya Wina agar tidak terlalu canggung dalam mobil dan tidak ingin sahabatnya cemas melihatnya.

Tidak terasa sudah sampai di pekarangan kampus dan tinggal 7 menit lagi bel mata kuliahnya di mulai. Untung parkiran saat itu tidak terlalu padat di tempati mobil, jadi Lily langsung memarkirkan mobilnya.

"Alhamdulillah, akhirnya sampe juga. Hes.. hes coba cubit aku deh, kayaknya aku udah mati gara-gara tuh naik mobilnya Lily," tanyanya Wina sambil pengen muntah dari tadi. Tiba-tiba Wina berteriak, "Aduh sakit tau!" teriaknya karena cubitan Hesti sesuai permintaannya untuk memastikannya masih hidup.

"Tuh masih bisa teriak kayak too artinya kamu masih hidup, atau masih mau kucubit biar percaya?" Usilnya dan sambil terkekeh.

"Eeeh, jangan! aku masih mau hidup nanti jodoh aku nyariin lohh kalau aku udah nggak ada" teriaknya sambil cemberut.

"Udah ngerumpinya? kalau udah, ayo kita masuk! Nanti terlambat lagi" potong Lily yang baru keluar dari mobilnya dan menghiraukan drama sahabatnya.

"Ayo deh! aku juga malas lama lama di sini mending ke ruangan aja." ucap Hesti dengan menggandeng tangan Lily dan Wina.

Sesampai di ruangan dan tinggal 5 menit lagi bel masuk, Wina pun memulai ngerumpi sebagai rutinitas pagi sebelum mata kuliah dimulai. karena bagi Wina ngerumpi itu seperti 4 sehat 5 sempurna, tidak lengkap mata kuliahnya sebelum ngerumpi dulu.

" Guys! coba tebak, kemarin aku liat siapa?" tanya Wina antusias.

"Malas nih, masih pagi main tebak-tebakan. Mana kita tau 'kan kita bukan bodyguard kamu." jawab Lily dengan nada malas ngerumpi sambil menenggelamkan wajahnya lagi di lipatan tangannya dan menyumpal telinganya dengan earphones karena tidak ingin diganggu dengan suara Wina yang toa itu.

"Ishh! kamu nggak asyik, Li. Hes, coba tebak aku liat siapa kemarin?" tanyanya wina mengulangi pertanyaannya lagi.

"Hmm... satpam mungkin?" Jawab Hesti dengan asal menebak.

"Bukan itu bambang! teriak nya kesal dengan jawabannya.

" Dosen kiler itu, ya? Yang hidungnya di kacamatain, selalu bawa sisir tapi rambutnya di depan doang yang lebat dan bawa penggaris setiap hari tapi dia dosen bahasa Indonesia" tebaknya sambil tertawa terbahak-bahak membayangkan yang satu itu.

"Bukan dosen itu juga kali" jawabnya sambil tertawa juga membayangkan dosennya itu mengajar tidak ada yang masuk di kepalanya.

"Aduh, aku nyerah deh, dari tadi nebak salah mulu." sambil angkat tangan sebagai isyarat menyerah.

"Sepulang kuliah tuh, aku liat jodohku lagi main basket di lapangan, udah keren, jago main basket lagi, Hmm... aku rela deh lap'in keringetnya tiap setiap hari." Jelasnya Wina dengan sedikit nge-halu masa depannya dengan cowok yang dilihatnya di lapangan basket kemarin sore.

"Emang siapa namanya?" tanyanya penasaran sambil memperbaiki tempat duduknya biar mendekat lagi di Wina dan mulai tertarik pembahasan Wina.

"Kalau nggak salah denger sih, namanya itu Randy. Dia itu senior kita tapi dia jurusan olahraga basket dan dia ketua jurusan olahraga basket dan berkat ketampanannya sempurna itu.

semua cewek-cewek ngejar dia bahkan antri mau jadi pacarnya tapi Randy nya nggak ngubris sama sekali." terangnya Wina yang detail.

"Aku salut deh sama sahabatku yang satu ini, kamu tuh kayak informan CIA ahli dan profesional di TV yang aku tonton semalam," pujinya sambil bertepuk tangan dengan kagum.

"Makasih.... makasih" balasnya dengan bangga.

Sudah 10 menit berlalu tapi dosennya pun belum datang. tiba-tiba salah seorang temannya berteriak mengatakan dosennya tidak masuk karena ada rapat dadakan yang di adakan rektor. Jadi semua isi kelas, dosennya tidak masuk dan seisi ruangan langsung bersorak ria, ada yang langsung pulang dan yang paling banyak ke kantin nongkrong buat isi perut mereka.

"Ke kantin yuk," ajak Hesti sambil memegang perutnya yang keroncongan.

"Ayo! aku juga udah lapar nih, cacing cacing di perutku lagi demo." mengiyakan ajakan Hesti karena cacing di perutnya lagi minta jatah.

"Bangunin dulu tuh, Lily. siapa tau mau ikut juga ke kantin karena jangan sampai kantin udah penuh, baru kita datang" perintah Hesti yang buru buru ke kantin karena dari tadi lapar.

" Li, bangun, kita ke kantin yuk makan! nanti keburu kantinnya penuh" ajaknya nge- bangunin Lily.

" Hmm... kalian pergi duluan aja deh, soalnya aku ngantuk sekali" balasnya dengan malas yang wajahnya masih dalam lipatan tangannya dan pikirnya, kantin ini pasti ramai sekali karena satu kampus dosennya nggak masuk.

"Aku sama Wina ke kantin dulu ya, mau nitip apa? tanyanya Hesti menawarkan sambil mengambil tasnya di atas meja.

"Air mineral aja deh, biar nggak repot," jawab Lily singkat.

"Oke, aku duluan yah?" pamitnya sambil menggandeng tangan Wina.

Hesti dan Wina pun menuju ke kantin depan parkiran yang sudah di penuhi manusia manusia yang lapar.

*** Tetap stay ya, biar nggak ketinggalan cerita menarik nya***

1
ナディン(nadin)
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
Odette/Odile
Suspensnya bikin nagih
Arsène Lupin III
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!