Arman berselingkuh dari istrinya karena cinta masalalu yang hadir ditengah rumah tangga yang mulai dia bina. pernikahan karena perjodohan itu awalnya tak dia terima dengan baik sampai akhirnya dia mulai menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki nya tapi sang Istri Aurora akhirnya menyerah dan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi dari Rumah
Arman tertunduk menyadari kesalahannya, dia tahu jika yang dia lakukan selama ini hanya keegoisannya, menganggap Aurora lemah dan tak berani melawan karena Aurora perempuan lemah lembut dan paham agama pasti akan memaafkannya dan menerima jika dia akan dipoligami tapi nyatanya dia bahkan tidak bisa memaafkannya dan bahkan dia sudah menggugat cerai dirinya tanpa berkata.
"Jangan teruskan gugatan perceraian itu Aurora, aku tidak akan melepaskan kamu sampai kapan pun terserah bagaimanapun usahamu, tak akan kubiarkan". Ucapnya menatap tajam Aurora.
" Tapi aku tidak peduli apa yang kamu katakan, aku akan tetap pada pendirianku dan aku memiliki banyak bukti untuk bisa menang di pengadilan". Aurora tersenyum miring menatap Arman yang berkilat murka tidak terima.
"Kau tidak akan bisa menang melawan ku Aurora, kau itu hanya gadis miskin yang tidak punya apapun untuk melawan ku. Arman memandang rendah Aurora, karena dia merasa bahwa dia bisa membayar jasa pengacara terkenal untuk menangani perceraiannya
"Mari kita lihat saja nanti". Ucap Aurora dengan senyuman yang tak pernah dilihat oleh mereka.
" Bunda, ayah, bisakah kalian membantuku membawa anak-anak untuk dibawah pergi malam ini?? ". Aurora menatap kedua mertuanya dengan tatapan memohon.
" Tentu nak, kami akan membawanya, sepertinya kamu memang sudah mempersiapkannya?? ". Tanya bunda Arman dengan sendu meneteskan air matanya.
" Tentu bunda, aku bukan orang yang melakukan segala sesuatu tanpa persiapan apapun". Aurora menatap sendu sang mertua yang menangis.
Arman menatap marah Aurora, baginya dia adalah istri pembangkang dan tidak tahu diri. Sudah miskin belagu pula
"Kalau begitu kembalikan semua yang kami berikan kepadamu!! ". Teriak Arman murka.
Aurora tersenyum miring mendengar penuturan Arman itu.
" Tidak perlu nak Aurora, uang itu adalah uang kami sebagai orangtua jadi kami tidak akan memintanya kembali karena anak kami yang bersalah padamu, selama ini kamu sudah melakukan tugasmu dengan baik sebagai istri. Tak usah mendengarkan perkataan manusia tidak tahu diri itu!! ". Ucap Ayah Arman memandang tajam sang anak.
Dia tidak menyangka anak yang dia besarkan bisa bersikap seperti itu. Bahkan disaat dia salah masih dengan keegoisan
" Tapi ayah, dia tidak becus jadi istri karena tidak mau mendengar kan Arman!! ". Arman tidak terima dengan perkataan ayahnya.
Dia akan melakukan semua cara agar Aurora membatalkan keinginannya.
Plak. Tamparan keras membuat Wajah Arman tertoleh kesamping.
Tamparan itu diberikan oleh ibundanya dengan tatapan kemarahan dan penuh kekecewaan.
"Lepaskan Aurora dan biarkan dia memilih jalannya sendiri, kau sendiri yang menghancurkannya jadi bertanggungjawab lah". Bu Raya memandang anaknya dengan tajam dan kecewa.
" Tapi aku tidak akan melakukannya bunda. Aku akan tetap mempertahankan dia berada disisiku baik sekalipun dengan paksaan". Kekeh Arman tak Mau menerima keputusan kedua orangtuanya apalagi keputusan Aurora bercerai darinya.
Dia tahu dia sangat egois mempertahankan Aurora padahal telah menyakitinya terlalu dalam tapi dia tidak akan bisa melepaskannya apalagi dia memiliki anak kembar dan orangtuanya sangat menyayangi Aurora.
"Lakukan semaumu dan jangan salahkan kami jika nanti dipersidangan kalian bunda dan ayah akan menjadi saksi untuk membela Aurora". Bu Raya menggendong sang cucu kemudian berjalan keluar bersama Aurora yang menggendong Anaknya.
Barang-barang Aurora sebelumnya dia memang sudah mengirimnya kerumah baru mereka dan hanya tersisa perlengkapan kecil saja untuk mereka bawah. Walau bekas jahitannya masih terasa perih itu tidak sebanding dengan luka dihatinya yang ditorehkan oleh sang suami.
"Jangan membawa anak-anak ku jika kau mau pergi kesini Aurora!! ". Teriaknya dengan murka.
Teriakan itu tidak digubris oleh Aurora, dengan langka mantap dia keluar rumah bersama dengan mertuanya sedangkan ayah Arman menghadang sang anak untuk menyusul dan menghentikan langkah menantunya itu.
" Minggir ayah, aku tidak mau berkelahi dengan ayah. Ayah tidak berhak ikut campur dengan amaalah rumah tanggaku!! ". Arman meninggikan suaranya karena amarahnya.
Dia tidak terima kedua orangtuanya malah mendukung kepergian Aurora dari sisinya membawa semua anaknya.
" Ayah tidak akan membiarkanmu menghancurkan hidup anak perempuan ayah!! ". Hardik pak Ramdan kepada anaknya itu dengan kesal.
" Tapi ayah aku melakukannya juga untuk anak-anak dan juga ayah dan bunda, aku tidak akan membiarkan Aurora pergi dari hidup kita karena kalian swngat menyayanginya". Arman mengacak rambutnya kasar melihat Aurora kini telah berada di mobil
"Ayah tidak peduli apapun alasanmu, kau sidah bersalah tapi malah tak tahu diri menahan orang padahal kaulah yang menyakiti".
" Aku tidak peduli ayah, minggir!! ". Arman mendorong ayahnya dengan keras sehingga dia bisa terbebas dari cekalan sang ayah tapi naasnya mobil Aurora telah pergi meninggalkan mereka dan tinggallah sang bunda jatuh terduduk karena sangat sedih.
" Aurora". Teriaknya histeris.
Dia sudah terlambat untuk mengejar langkah sang istri. Dia bergegas mencari kunci mobilnya dan akan menyusul anag istri tapi langkanya terhenti mwlihat ibundanya yang jatuh pingsan dibelakangnya saat dia menoleh.
"Bunda". Teriak Arman dan ayahnya secara bersamaan.
Keduanya menghampiri sang bunda dengan tergesa-gesa.
" Ini semua karena kamu anak tidak tahu diuntung". Murka pak Ramdan dengan penuh emosi dan mendorong Arman sehingga jatuh terjungkal kebelakang akibat dorongan sang ayah.
"Maafkan aku ayah". Arman menundukkan kepalanya karena ketakutan dan menyadari kesalahannya.
" Jika terjadi sesuatu pada bundamu, ayah tidak akan pernah memaafkanmu!! ". Pak Ramdan menggendong sang istri kemudian pergi meninggalkan Arman yang mematung melihat kepergian sang kedua orangtuanya.
" Apa yang telah kuperbuat sampai kacau seperti ini". Arman meraup mukanya dengan kasar
"Dasar wanita murahan, jika terjadi sesuatu pada ibuku, kau harus membayarnya!!". Arman mengepalkan tangannya karena tidak terima jika Aurora meninggalkan nya sehingga menyebabkan snag ibu jatuh sakit dan ayahnya membencinya.
Dia bahkan lupa jika semua ini adalah ulah darinya yang berselingkuh sampai berhubjngan badan dengan mantan kekasihnya yang sekarang menjadi kekasihnya kembali.
Diatas mobil Aurora tak hentinya meneteskan air matanya. Dia sangat sedih dan juga sakit hati mengingat setiap akata yang keluar dari mulut lelaki yang masih sah menjadi suaminya itu. Kini dia tahu jika tak ada cinta Arman untuknya melainkan hanya untuk menyenangkan kedua orangtua suaminya itu.
"Maafkan ibu yah nak, memisahkan kalian dari ayah dan juga kedua kakek nenek kalian". Aurora mengelus sang anak dengan sayang.
" Kamu harus kuat ukhti, sekarang kamu akan melawan suamimu yang seperti nya tidak akan melepaskanmu begitu saja dan bahkan aku dengar tadi dia bahkan meminta segala yang mereka berikan padamu!! ".
Ya benar sahabat Aurora itu memang sudah menunggu didepan tanpa diketahui oleh keluarga Arman. Dia bahkan merekam semua pembicaraan mereka karena Aurora meneleponnya dan meminta tolong kepadanya untuk merekam semuanya.