Seorang pemuda yang di harapkan oleh kedua orang tuanya untuk jadi orang yang baik,malah terjerumus ke pergaulan yang tidak baik.
pemuda tersebut akhirnya keluar walaupun di paksa oleh kedua orangtuanya
yuk ikuti terus bagaimana kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 9
Setelah sampai di depan Rumah Naira pun langsung turun dari mobilnya Zahra
"Ra! nggak mau mampir dulu nih?" tanya Naira.
"Nggak usah deh Nai,,aku langsung pergi yah Assalamualaikum." jawab Zahra seraya berpamitan.
"Ya udah hati-hati,Waalaikumsalam." balas Naira.
Setelah salamnya di jawab,Zahra pun langsung pergi dari rumah naira,tak lama Bunda Dina keluar dari Rumah dengan panik dan tergesa-gesa itu terlihat oleh Naira.
"Ada apa Bun?" tanya Naira.
"Eh Nai! kebetulan kamu sudah pulang,yuk ikut Bunda! Nenek kamu sakit dan masuk Rumah Sakit di sana." jawab Bunda Dina seraya mengajak.
"Astagfirullah hayoo! biar Nai yang membawa mobilnya." shock Naira.
Naira pun mengambil alih yang membawa mobilnya,daripada Bundanya yang sedang panik begitu dan langsung pergi ke Rumah Sakit di Kota tempat Neneknya tinggal.
***
Di Rumah Tante Ami
"Fi! kebetulan kamu sudah datang,ini buat kamu! jangan sampai nggak datang yah." ucap Mentari sambil memberikan surat undangan,Arfi pun langsung menerimanya.
"Ya ampun! apa Mbak nggak berpikir kalau ini bisa, membuat hatiku hancur dengan cara mengundangku ke acara Pernikahan Mbak." sahut Arfi yang pura-pura marah.
"Hah." shock Mbak Mentari.
"Haha..udah sih A jangan bercanda lagi,itu Mentari sampai shock begitu,bisa kan serius sebentar." tawa Tante Ami seraya meminta.
"Ya ampun Ami! bener-bener nggak ada yang di buang sama sekali dari Kakak kamu banget ini mah." ucap Tante Wulan sambil geleng-geleng kepala.
"Hehe..maaf yah Mbak! barusan hanya bercanda dan lagian Mbak Mentari kan,sudah Arfi anggap Mbak sendiri,iya kan begitu Tante Wulan?" tawa Arfi seraya bertanya,Tante Wulan mengangguk.
"Oh iya apa nih yang bisa ku bantu untuk Mbak Tersayang nya Arfi,izinkan Adek Mbak ini untuk membantu Pernikahan Mbak." lanjut Arfi.
"Huft..nggak ada Fi! cukup kamu hadir saja di hari Pernikahan Mbak sudah senang,wahai Adek kecil yang menyebalkan,untung nggak ada calon Mbak di sini." sahur Mbak Mentari sambil menghembuskan nafas pelan.
"Sudah-sudah jangan lupa datang yah,kami pulang dulu karena masih banyak yang harus di urus,assalamualaikum." lerai Tante Wulan seraya berpamitan,Mbak Mentari mengangguk.
"Baiklah! Waalaikumsalam." sahut Tante Ami,Arfi mengangguk.
Tante Wulan dan Mbak Mentari pun keluar dari Rumah Tante Ami dan langsung pergi ke tempat lainnya.
***
Di Rumah Sakit
"Oh jadi kamu kesini,setelah mendengar Ibu sakit,apa kamu senang yah kalau Ibu sakit.'' omel Adik Iparnya Bunda Dina.
"Maksud kamu apa ngomong kaya gitu." emosi Bunda Dina.
"Sudah! Mbak gimana kabarnya nih?" lerai Adiknya Bunda Dina seraya bertanya.
"Ajari tuh Istri kamu,sama Mbak nggak ada sopan santunnya sama sekali,Nai yuk masuk langsung lihat Nenek kamu."
Ajak Bunda Dina sambil menggandeng tangan Naira dan langsung masuk ke dalam ruangan rawat Ibunya Bunda Dina.
***
Satu Minggu Kemudian
Di Bandara
Setelah Mbak Mentari menikah dua hari yang lalu langsung di bawa oleh Suaminya ke luar Negeri,Arfi yang ikut ke Bandara pun kaget,karena dia mengira kalau Mbak Mentari hanya mengantar Suaminya ke Bandara,ternyata Mbak Mentari pun ikut dengan Suaminya tinggal di luar Negeri.
"Mbak kalau Mbak pindah ke luar Negeri,gimana dengan Arfi yang baru belajar ke Mbak?" bingung Arfi seraya bertanya.
"Fi! kamu sudah bisa,coba saja kamu mempraktekkannya ilmu yang pernah Mbak ajarkan,kamu itu orangnya cerdas dan cepat menangkap semua yang Mbak ajarkan,kalau nggak coba kamu untuk Investasi saja terlebih dahulu,sebelum kamu membuka usaha sendiri." jawab Mbak Mentari seraya memberikan saran.
"Huft..baiklah Mbak! Arfi nanti memikirkannya kembali saran dari Mbak Mentari,oh iya Mas! tolong jaga dan bahagiakan Mbak nya Arfi ini yah." pinta Arfi ke Suaminya Mbak Mentari.
''Iya! kamu tenang saja,Mas akan menjaganya seperti Mas menjaga nyawa Mas sendiri." sahut Suaminya Mbak Mentari.
Blush
Meskipun sudah menikah tapi tetep Mentari masih suka malu,kalau Suaminya itu berkata manis dan mukanya pun sudah memerah.
"Cie-cie Mbak malu-malu kucing begitu,sampai wajahnya memerah seperti kepiting rebus gitu haha." goda Arfi seraya tertawa.
"Fiii! jangan mulai yah,kamu tuh kebiasaan banget sih selalu menggoda Mbak." kesal Mbak Mentari.
"Sudah-sudah Fi! kami berdua berangkat dulu yah,kalau ada kesempatan kamu juga main ke Rumah kami yang di sana,pintu Rumah kami yang di sana selalu terbuka untuk kamu." lerai Suaminya Mbak Mentari.
"Insyaallah yah Mas! bagi Arfi yang penting Mas dan Mbak jangan pernah lupakan Arfi,Adek kalian berdua ini yah." sahut Arfi.
"Ya itu pasti,ya udah yah Assalamualaikum." pamit suaminya Mbak Mentari,sedangkan Mbak Mentari mengangguk.
"Hati-hati Waalaikumsalam." sahut Arfi.
Setelah mendengar jawaban dari salamnya di jawab,Mbak Mentari dan suaminya pun langsung pergi di bawa oleh Suaminya ke luar Negeri,sedangkan Arfi pergi dari Bandara dan langsung memilih untuk pulang ke Rumah,di perjalanan Arfi pun memikirkan saran dari Mbak Mentari.
Akhirnya Arfi memutuskan untuk belajar Investasi terlebih dahulu sambil belajar lagi sebelum membuka usaha sendiri.
Bersambung
~See You Next ~