Dyah permata baru saja menyelesaikan sekolahnya dia hanya berdua dengan adiknya yang berusia tujuh tahun. Dia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Bagaimana jika dia bertemu dengan anak perempuan yang berusia tiga tahun memanggilnya bunda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutia al khairat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pantai
Hari ini adalah hari dinanti oleh Aquira sang nona kecil terus saja berceloteh sejak malam menengai liburan keluarga yang direncanakan oleh sang nenek, mommy Atika dan bibi sudah menyiapkan bekal untuk di bawa ke pantai.
"Nyonya terima kasih telah mengajak kami pergi bersama kalian" kata Dyah, menyimpan bekal dalam tas.
" Sama Dyah ini juga kan ide mu untuk liburan keluarga ini, lihat cucu kami dia terlihat senang" menunjuk Aquira bermain dengan Fathan.
Daddy Ammar dan Azka sama-sama sama turun dari tangga, mereka sama terlihat keren meski usia jauh tapi keduanya terlihat tampan.
Dyah terpesona dengan ketampanan Azka dengan penampilan celana jeans dengan kaus dan jaket terlihat berkharisma.
" Dyah apa yang kamu fikirkan" guman Dyah, dengan memasukan bekal ke dalam tas.
" Mam apa semuanya sudah siap" kata Azka, melihat putrinya bermain dengan Fathan. " Semuanya sudah siap sekarang tinggal masuk barang ke dalam mobil" sahut mami Atika.
Bibi Sumi dengan dibantu Dyah memasukan bekal ke dalam tas tak lupa dengan barang pribadi Aquira.
Azka, Dyah, Aquira dan Fathan satu mobil sedangkan mami Atika dan papi Ammar naik mobil lainnya. Selama dalam mobil Aquira tak mau diam di melompat karena senang.
" Bunda kita mau kemana? " Aquira." Kita akan pergi liburan bersama papi nona" kata Dyah, memegang Aquila agar dia tak jatuh.
" Nanti kita bermain bersama ya bunda kuga kak Fathan" kata Aquira, yang mulai lelah dan memejamkan matanya. Dyah menepuk punggungnya taklama Aquira tidur.
" Apa dia tidur? " Azka, masih fokus menyetir mobilnya. " Ya tuan sepertinya nona kelelahan" kata Dyah. Azka menanggukan kepalanya dan kembali fokus pada jalanan.
" Fathan tidak ngantuk" kata Dyah, melihat arah adiknya. " Tidak kak, kakak tidur saja sejak pagi kakak sibuk menyiapkan semuanya" kata Fathan, sedang membaca buku. Dyah tersenyum kemudian dia bersandar pada kursi taklama Dyah juga tertidur.
Azka memperhatikan dari kaca Fathan sangat perhatian pada Dyah, dia memegang kepala kakaknya yang bersandar pundaknya.
Satu jam kemudian mereka sudah sampai di pantai memang jaraknya cukup jauh dari kediaman mereka.
" Kamu bangunlah kita sudah sampai" kata Azka, menepuk tangan Dyah. Dyah bangun dari tidurnya dilihatnya Aquira dan Fathan tertidur.
" Maaf tuan muda saya tertidur terlalu lama" kata Dyah, merasa tak enak dengan Azka selama sejam mengendarai mobilnya.
" Tidak apa ayo bangunkan mereka " kata Azka, Dyah menanggukan kepalanya. Kemudian Dyah membangunkan Fathan dan Aquira.
Aquira merasa senang melihat pantai di hadapannya, kemudian dia berlari ke tempat nenek dan kakeknya yang sudah duduk di alas dengan karpet.
" Fathan tolong kejar nona nanti dia jatuh, kakak menurunkan barang dulu" kata Dyah. " Baik kak" Fathan segera menyusul Aquira.
Azka dan Dyah menurunkan barang dari mobil taklupa dengan barang pribadi Aquira.
" Kalian kenapa baru sampai? " Mami Atika, melihat Dyah meletakan barang di depannya. " Kami mengambil barang dulu mam, dimana Ira? " Azka tidak melihat putrinya.
" Itu putrimu dia sangat bahagia langsung mengajak Fathan bermain" kata Mami Atika melihat Aquira membuat istana bersama Fathan.
" Tuan, nyonya Dyah ke sana dulu" kata Dyah, merasa khawatir pada Aquira dan Fathan bermain hanya berdua, Mami Atika menanggukan kepalanya.
Dyah mengusul kedua bocah yang lagi asyik membuat istana dari pasir.
"Azka mami senang melihat putrimu sudah bicara denganmu" kata Mami Atika. " Ya mam dia bicara dengan Azka , jika Azka bertanya padanya" kata Azka, melihat putrinya.
" Sabar nak semuanya butuh proses mami yakin taklama lagi putrimu akan dekat denganmu" kata mami Atika. Azka menanggukan kepalanya dia juga berharap bisa akrab dengan putrinya.