NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

Aluna Aurelia Pradipta memimpikan keindahan dalam rumah tangga ketika menikah dengan Hariz Devandra, laki-laki yang amat ia cintai dan mencintainya. Nyatanya keindahan itu hanyalah sebuah asa saat keluarga Hariz campur tangan dengan kehidupan rumah tangganya.

Mampukan Aluna bertahan atau memilih untuk pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran Akan Camelia

Elgar berusaha mencari celah agar mobilnya bisa melakukan di lajur pinggir, sebab gedung apartemen Luxury Green Resident sudah ada di terlihat. Setelah berusaha, akhirnya Elgar berhasil melakukan itu. Perlahan tapi pasti Elgar keluar dari jalan raya, berbelok masuk ke area gedung apartemen. Ia melajukan mobilnya masuk ke dalam basement.

Di basement Elgar melihat sekeliling, mencari tempat yang tepat untuk memarkirkan mobil itu. Setelah menemukannya Elgar mengarahkan mobilnya ke tempat itu.

Mobil sudah terparkir dengan sempurna. Elgar melepas sabuk pengaman yang melilit tubuhnya sambil melihat ke kaca spion, ternyata Aluna tertidur. Melihat itu Elgar menjadi tidak tega untuk membangunkan Aluna. Apakah setelah Aluna tahu kebenaran akan suaminya, perempuan itu bisa tidur dengan nyenyak?

Elgar memutuskan untuk membiarkan Aluna untuk tidur sebentar lagi. Ia duduk di tempat yang sama, sedikit menurunkan kursi yang didudukinya. Setelah itu Elgar merebahkan tubuhnya, mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Sudah lebih dari setengah jam, Aluna belum juga bangun. Jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam membuat Elgar bangun. Ia kembali menegangkan tubuhnya juga kursinya.

"Tidak mungkin aku membiarkan dia bermalam di mobil, 'kan?" gumam Elgar saat melihat Aluna masih tidur nyenyak.

"Aluna," panggil Elgar.

Beberapa kali Elgar mencoba membangunkan Aluna dengan cara memanggilnya, tetapi tidak ada tanda-tanda Aluna bangun.

Setelah memikirkannya, Elgar keluar dari mobil. Ia berjalan memutar ke sisi lain untuk membangunkan Aluna lebih dekat. Tidak ada pilihan lain selain melakukan itu, sebab dirinya tidak tahu letak unit apartemen Aluna. Jika saja dirinya tahu Elgar akan memilih menggendong Aluna dari pada membangunkannya.

"Maaf, Aluna," gumam Elgar.

Elgar membuka pintu, tetapi ia terkejut tubuh Aluna tiba-tiba condong ke arahnya. Elgar dengan cepat menahan tubuh Aluna agar tidak terjatuh. Akan tetapi hal itu justru membuat tidur Aluna terusik.

Aluna bangun dengan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih. Ia menoleh seketika membuat pandangannya bertemu dengan Elgar. Hidung mereka bahkan bersentuhan. Aluna terbelalak lantas mengalihkan pandangannya lebih dahulu.

"Maaf, aku mengganggu istirahatmu," ucap Elgar canggung.

"Tidak apa," sahut Aluna gugup. "Apa kita sudah sampai?" tanya Aluna.

"Kita sudah sampai dari setengah jam yang lalu. Aku tidak tahu unit apartemenmu jadi aku harus membangunkanmu," jawab Elgar.

"Aku sangat lelah. Jadi … tertidur tanpa aku sadari," ucap Aluna. "Ayo ikut aku," ajak Aluna.

"Aku ambil barang-barangmu dulu." Elgar berjalan ke belakang mobil untuk mengambil beberapa barang milik Aluna. Setelah itu kembali ke tempat Aluna.

Elgar berjalan mengikuti Aluna kemudian menaiki lift bersama. Perempuan di sampingnya tidak bicara sedikitpun membuat Elgar sungkan untuk bertanya. Sampailah mereka di lantai unit apartemen Aluna. Keduanya turun dan kembali berjalan kaki.

Aluna kembali berhenti di depan sebuah pintu, ia menekan tombol password lantas membuka pintu.

"Ayo masuk," ajak Aluan disambut anggukkan oleh Elgar.

"Ini apartemenmu?" Elgar melihat sekeliling apartemen.

"Ya." Aluna menjatuhkan tubuhnya disofa. "Mas Hariz tidak tahu aku memiliki apartemen ini, bahkan sebuah rumah."

"Kamu membelinya secara diam-diam?" tangan Elgar masih melihat desain interior apartemen itu.

"Tidak, Elgar," jawab Aluna. "Seseorang memberikannya untukku."

"Hah." Elgar menoleh ke arah Aluna dengan satu alis terangkat sebelah.

"Duduklah!" suruh Aluna.

Elgar mengangguk lantas duduk di sofa, bersebrangan langsung dengan Aluna.

"Dulu mendiang ayahku pernah ditipu oleh temannya. Sebelum meninggal beliau memberikan asetnya pada ayahku. Tapi sayangnya, sebelum ayahku tahu beliau meninggal menyusul ibuku," jelas Aluna. "Hanya Rania dan Farel yang tahu akan hal ini, tetapi sekarang kamu juga mengetahuinya."

"Lantas apa alasanmu menyembunyikan ini semua dari suami dan keluargamu?" tanya Elgar.

"Sudah beberpa kali aku ingin mengungkapkan hal ini pada mas Hariz, tetapi selalu saja ada halangan," jawab Aluna. "Tapi aku rasa … memang sebaiknya aku tidak perlu mengatakannya. Jika ibu mertuaku tahu dia pasti akan menggangguku setiap saat dengan meminta uang padaku dalam jumlah yang besar."

"Kamu keberatan memberi uang pada ibu mertuamu?" tanya Elgar.

"Sebenarnya tidak, jika mereka bersikap baik padaku. Tapi dengan sikap mereka padaku selama ini aku bahkan tidak rela memberikan uang sepeserpun pada mereka," aku Aluna.

"Ya, itu benar juga," imbuh Elgar.

"Dan apa kamu tahu, Elgar? Ada cerita lucu sebelumnya." Aluna membenahi posisi duduknya agar terasa lebih nyaman. "Aku pernah membohongi mas Hariz atas nama Rania. Aku mengatakan jika aku berhutang pada Rania 3 milyar untuk membuka usahaku kembali dan tanpa pikir panjang dia memberikannya padaku untuk membayar hutang ku pada Rania yang sebenarnya tidak ada." Aluna tertawa mengingat kenakalan dirinya.

Senyuman tergambar di wajah Elgar saat melihat Aluna tertawa. "Aku senang melihatmu tertawa, Aluna."

"Kenapa? Apa itu lucu?" cibir Aluna.

"Kamu terlihat menggemaskan saat tertawa," goda Elgar.

"Elgar …." Aluna menegur Elgar.

"Apa?" Elgar terlihat santai.

"Terima kasih, perasaanku lebih baik sekarang," ucap Aluna. "Sekarang kamu yang harus memberiku penjelasan! Apa yang sudah kamu ketahui tentang Camelia?"

Elgar bingung untuk menjawab. Aluna sudah merasa lebih baik, ia tidak tega jika harus kembali melihat Aluna kembali kecewa.

"Bisa kita menunda hal ini sampai besok? Aku mengantuk." Elgar pura-pura menguap.

"Elgar … semakin kamu mengulur waktu, semakin aku curiga ada yang tidak beres. Apa benar dugaanku sebelumnya?" tanya Aluna.

Lagi-lagi Elgar tidak menjawab.

"Ck, Elgar …." Aluna berdecak saat Elgar tidak merespon perkataannya.

"Aluna… apa kamu bisa berjanji terlebih dahulu padaku? Setelah kamu mengetahui kebenarannya kamu bisa mengontrol dirimu," pinta Elgar.

"Elgar … ada apa?" tanya Aluna khawatir.

"Janji dulu," pinta Elgar.

"Oke, baiklah aku berjanji padamu," sahut Aluna. "Baiklah, katakan padaku!Apa dugaanku benar jika mas Hariz berselingkuh dengan perempuan bernama Camelia itu?" Aluna merasa berat bertanya hal demikian.

"Lebih dari itu," tekan Elgar.

Elgar mengambil tas punggungnya lantas membukanya dan mengambil sesuatu dari dalam tas, sebuah map berwarna kuning

"Kamu bisa melihatnya sendiri." Elgar memberikan map itu pada Aluna.

Aluna menerima map yang Elgar berikan dengan ragu-ragu. Ia ingin mundur, tetapi sudah kepalang tanggung, itu adalah keinginannya. Aluna membuka map yang diberikan oleh Elgar. Hatinya was-was berharap praduganya itu salah.

Halaman pertama Aluna melihat identitas asli Camelia beserta fotonya. Wanita itu berumur lebih tua belasan tahun darinya. Karena dia seorang bisnis woman penampilannya masih terlihat muda.

"Dia seumuran dengan tante Arleta?" tanya Aluna.

"Mereka bahkan berteman dan … rencananya keduanya akan menjodohkan anak mereka," jawab Elgar.

Halaman kedua, Aluna membukanya dengan perasaan gundah. Di halaman kedua foto rumah dan acara pernikahan.

Deg

"Mas Hariz menikah dengan dia?" tanya Aluna sembari menahan sesak di dalam dadanya.

"Satu setengah tahun yang lalu," jawab Elgar. Pandangannya masih mengarah pada Aluna. Mengamati setiap perubahan raut wajah Aluna.

Mata Aluna mulai dipenuhi oleh air mata, bisa dipastikan dalam sekali kedipan cairan bening itu akan lolos dari matanya.

DEG

Aluna ingin berhenti membuka halaman berikutnya, tetapi tidak bisa.

"Berikan padaku!" Elgar meminta berkas itu kembali. Ia sudah sangat tida tega melihat kondisi Aluna.

"Tidak!" tolak Aluna.

Aluna pun membuka halaman berikutnya.

Halaman selanjutnya, foto Hariz dan Camelia sedang berbulan madu dan tentunya ada foto di mana Hariz sedang bercinta dengan Camelia.

Tiba-tiba saja Aluna menjadi tidak terkendali. Pikirannya menjadi limbung. Aluna menjatuhkan berkas di tangannya disusul tubuhnya merosot ke lantai. Aluna mengedipkan matanya bersamaan dengan jatuhnya cairan bening dari matanya. Perempuan itu mulai terisak sebelum menangis meraung-raung.

Elgar berjongkok di samping Aluna lantas memeluknya.

"Control yourself, Aluna."

1
Nenti Malau
uda kuduka elgar anak bramantiyo
Sunaryati
Maaf tulisan amboradol
Maricha: 😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Sunaryati
Benarkan Elgar bukan orang sembarangan, dia ingin menyelamatkan Aluna dari pengkhotbanan suaminya
Sunaryati
Nah gitu jangan ada perzinahan Aluna dan Elgar, sudah banyak bukti segera gugat ccersi, Elgar pasti bukan orang sembarangan, kau akan terlindungi Aluna
Maricha: thank you kakak udah mampir🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Sunaryati
Lho kok Aluna sama rendahnya dengan Camelia, kalau Camelia dan Hariz, malah sudah suami istri sedangkan Aluna dan Elgar tak ada ikatan apa- apa. Elgar kau yang masih waras hentikan keinginan, Aluna. Aluna jangan jadi wanita murahan, jika tidak kau lakukan Elgar, aku berhenti membaca ceritamu
Maricha: Terima kasih udah mampir, Kakak 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Sunaryati
Baru mampir lanjuut baca maraton, dan suka . Masa Hariz menjijikkan menikahdiam- dami dengan tante- tante.
Pasti Elgar pemilik hotel itu, dan dia menyukai Aluna. Syukurlah Luna belum punya anak dengan Hariz. Saya yakin setelah terbongkar kebusukan Hariz, perusahaannya akan hancur.
Thoor jika perceraian Aluna dan Hariz, cepet, atas bantuan Elgar, tak kasih nilai 5 bintang
Maricha: terima kasih kakak 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Nenti Malau
smngat rhor nulisnya
Maricha: Terima kasih kakak sudah mampir 🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪
total 1 replies
Lili Inggrid
lanjut
Maricha: siap kakak. Terima kasih sudah mampir
total 1 replies
maya puspitasa
ceritanya seru ka hayo semangat dilanjutin ka novelnya
Maricha: ty Kaka sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!