Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Bab 29
Keesokan harinya, Yun Li An yang mendapat kabar dari perbatasan selatan, tentang penyerangan ke kerajaan Huang, berjalan dengan cepat untuk menemui Kaisar Choi, begitupun dengan Choi Han Min.
"Bagaimana bisa seperti ini? Aku sudah memerintahkan seseorang untuk menyampaikan pesanku pada Yang Mulia Kaisar. Tapi kenapa pasukan Putra Mahkota justru menyerang?" ucap Yun Li An yang terus berjalan menuju istana kerajaan.
Sementara itu di dalam aula istana, para Perdana Menteri tengah membahas tentang penyerangan di perbatasan selatan itu.
Ada lebih dari 500 prajurit dari pasukan perang Putra Mahkota mati di tengah laut, akibat kapal mereka diterjang ombak dan juga karena serangan dari pasukan kerajaan Huang, yang ternyata menunggu air laut tenang.
"Yang Mulia, Pasukan Yang Mulia Putra Mahkota hanya tinggal 400 orang di perbatasan selatan. Sekarang apa yang harus kita lakukan?" ucap salah satu Perdana Menteri.
"Benar, Yang Mulia. Kita harus meminta Jenderal Yun agar..."
"Agar apa? Agar aku memerintahkan pasukanku yang belum mengerti bagaimana medan perang seperti apa, untuk terjun berperang dengan mereka yang sangat berpengalaman! Apakah kalian bermaksud untuk membunuh pasukanku secara tidak langsung?" ucap Yun Li An yang berada di depan pintu aula istana dengan lantang.
Semua Perdana Menteri yang berada di dalam aula seketika terdiam, aura yang sangat pekat dan kuat membuat mereka tidak bisa berkata apa-apa.
Yun Li An dan Pangeran kedua Choi berjalan masuk ke dalam aula.
"Yang Mulia, saya tidak memberi perintah kepada pasukan saya, karena mereka selalu gagal dalam penyerangan balik terhadap pasukan perang kerajaan Huang. Dan saya tentu tidak ingin hal ini terjadi lagi! Selama dua hari ini saya sedang melatih pasukan saya di dalam hutan, agar mereka siap untuk berperang dan mengalahkan pasukan kerajaan Huang, karena itu saya tidak datang saat anda memerintahkan pengawal untuk memanggil saya," ucap Yun Li An.
Kaisar mengangguk, "Lalu saat ini, bagaimana caranya untuk menghadapi kerajaan Huang itu?"
"Bagaimana cara untuk mengalahkan mereka tentu itu adalah tugas saya, dan Yang Mulia hanya akan mengetahui hasilnya. Namun saya memiliki hal yang ingin di katakan kepada Yang Mulia,"
"Apa itu? Apakah ini berkaitan dengan peperangan itu?"
"Benar. Namun kali ini Yang Mulia Pangeran kedua yang akan mengatakan semuanya,"
Kaisar menatap Pangeran kedua Choi, begitupun dengan para Perdana Menteri dan Putra Mahkota.
"Yang Mulia, perbatasan selatan adalah perbatasan yang terhubung langsung dengan laut, dan air pasang di sana cukup tinggi, sehingga membuat rakyat yang tinggal di sana harus selalu waspada apabila air sedang pasang. Saya berencana ingin membuat sebuah benteng, dan juga membuat dermaga besar yang di depannya untuk mengawasi kerajaan Huang," ucap Pangeran kedua.
"Adik apa kau berpikir jika..."
"Benteng yang akan di bangun berjarak sekitar 50 menter dari pantai dan itu adalah tempat yang tepat bagi kapal berhenti, benteng yang akan dibuat nanti akan mengelilingi daerah yang sering terkena dampak air pasang, dan setiap 15 meter akan ada gerbang untuk keluar masuk kapal ke dalam dermaga,"
Putra Mahkota merasa kesal karena ucapannya dipotong begitu saja oleh Pangeran kedua.
"Yang Mulia, benteng ini juga dapat melindungi rakyat dari serangan kerajaan Huang. Karena di depan benteng ada dermaga besar sebagai tempat mengawasi musuh!" ucap Yun Li An
Kaisar terlihat sedang berpikir dengan apa yang dikatakan oleh Pangeran kedua dan Yun Li An.
"Yang Mulia, menurut saya ini adalah tindakan yang baik. Selain melindungi rakyat dari air laut yang pasang, benteng itu juga dapat melindungi dari serangan kerajaan Huang. Kita juga bisa menyerang kapal mereka lebih dulu, saat mereka datang untuk menyerang. Di sini kita memperoleh banyak keuntungan, Yang Mulia!" ucap salah satu perdana Menteri.
"Tetapi membuat benteng itu tidaklah mudah, dan juga membutuhkan waktu dan uang yang tidak sedikit," ucap Perdana menteri dari pihak Putra Mahkota.
"Jika kalian masih memikirkan masalah uang, aku rasa memotong keuangan kalian selama satu tahun itu cukup. Lagi pula kalian juga tidak dikenakan pajak selama ini!" Yun Li An menekan para Perdana Menteri yang selalu menyusahkan itu.
"Itu tidak bisa dilakukan!"
"Jika anda berkata tidak bisa, maka aku juga bisa berkata jika aku dan pasukanku tidak bisa selalu berperang di atas kapal dengan kerajaan Huang itu!"
Semua Perdana Menteri yang berada di aula terkejut dengan ucapan Yun Li An, yang menurut mereka merupakan sebuah ancaman.
"Yang Mulia, kita tidak memiliki banyak waktu. Pasukan Putra Mahkota telah mengalami kegagalan dalam menyerang kerajaan Huang, dengan keadaan ini, mereka pasti berpikir jika kerajaan kita tidak memiliki pasukan lagi di sana," ucap Pangeran kedua.
Suasana di dalam aula cukup tegang, namun Yun Li An dan Pangeran kedua yang datang penuh dengan persiapan tentu merasa sangat tenang.
Sementara Putra Mahkota merasa benar-benar ingin melenyapkan Choi Han Min dan Yun Li An saat itu juga.
"Baik, aku akan menyetujui pembuatan benteng itu. Dan demi kehidupan rakyat di perbatasan selatan, aku akan memotong keuangan para Perdana Menteri selama satu tahun, untuk membantu membangun benteng di sana!"ucap Kaisar Choi.
Yun Li An dan Choi Han Min tersenyum puas.
"Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia, semoga Yang Mulia panjang umur dan kerajaan Choi selalu sejahtera!" ucap Yun Li An seraya membungkukkan badannya.
"Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia!" ucap semua para Perdana Menteri.
Dengan begini pembangunan benteng pasti akan dilakukan, dan besok Yun Li An, Choi Han Min dan pasukan khsusus yang telah berlatih selama dua hari, akan berangkat ke perbatasan selatan.
Putra Mahkota mengepalkan kedua tangannya, "Choi Han Min, aku adalah calon penerus tahta kerajaan ini. Tetapi kau dengan seenaknya meminta hal yang begitu besar itu kepada Ayah Kaisar, bahkan di depanku!"
Setelah pertemuan itu selesai, Yun Li An dan Pangeran kedua kembali ke tempat pelatihan untuk bersiap.
Mereka tentu tidak peduli dengan Putra Mahkota yang merasa sangat kesal terhadap mereka berdua. Karena mereka melakukan hal itu juga demi rakyat kerajaan Choi yang tinggal di perbatasan selatan.
dan dari kerajaan mana asalnya. jangan sampai mata mata dari kerajaan Huang deh.
Seandainya Raja wu menikah dg orang lain bagaimana pembagian kerajaaan ini?
sedangkan pulau & pembangunan nya hasil keringat jendral Yun?
hrs dapat kaisar yg hebat, dingin dan tak tersentuh wanita tp bucin akut sama jendral Yun 🤣🤣🤣🤣hrs ya thor.. 🤣