Follow IG @thalindalena
Add fb Thalinda Lena
"Tidak mau sekolah kalau Daddy tidak mau melamar Bu Guru!!!" Gadis kecil itu melipat kedua tangan di depan dada, seraya memalingkan wajahnya tidak lupa bibirnya cemberut lima senti meter.
Logan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Pusing menghadapi putri kecilnya kalau sudah tantrum begini. Anaknya pikir melamar Bu Guru seperti membeli cabai di super market?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Keira
Sudah tiga hari Mia tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Hal itu membuat Keira cemas dan khawatir pada gadis kecil tersebut. Karena tidak ada kabar dari keluarga Mia, siang itu Keira memutuskan pergi ke rumah Mia.
"Excuse me," sapa Keira ketika dia sudah sampai di depan rumah mewah Mia kepada keamanan yang berjaga di sana.
"Iya, Nona?" Pria berbadan besar itu mendekat dan menatap Keira dari atas sampai bawah.
"Perkenalkan aku ini gurunya Mia." Keira memperkenalkan diri pada pria itu.
Pria berbadan besar itu melirik ke atas, seolah sedang mengingat sesuatu, senyuman tipis terbit di bibir. "Oh, Anda yang beberapa waktu lalu mengantarkan Nona Kecil pulang ya?" Ya, dia baru ingat kalau wanita cantik ini adalah guru Mia yang pernah ke sini.
Keira tersenyum dan mengangguk. "Mia ada? Aku ke sini ingin mencari tahu apakah dia sakit, karena sudah tiga hari tidak masuk sekolah," ucapnya, terlihat sangat mencemaskan Mia.
"Nona Kecil tidak sakit, tapi saat ini dia di rumah sakit menemani Tuan Logan yang sakit karena alergi kerang," jelas pria itu membuat Keira sangat terkejut.
"Alergi kerang?" Keira membeo pelan. Ia teringat beberapa hari yang lalu saat mereka bertiga makan di restoran seafood, dan Logan makan kerang di sana. Keira memejamkan mata erat, rasa bersalah muncul di benaknya, karena dia yang memesan kerang itu untuk Logan.
"Apa aku boleh minta alamat rumah sakitnya?" tanya Keira pada pria tersebut seraya mengambil pena dari dalam tasnya.
Pria tersebut segera menyebut nama rumah sakit.
Keira beranjak pergi dan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada keamanan itu. Ia menuju rumah sakit tersebut.
"Tunggu! Kenapa aku harus ke sana?" gumam Keira, lalu menepikan mobilnya di tepi jalan. "Ini bukan salahku! Ini salahnya sendiri, jika dirinya tahu alergi kerang kenapa di makan?" Keira berusaha mensusgesti dirinya sendiri bahwa dirinya tidak bersalah, berusaha bersikap egois dan tidak peduli. "Benar untuk apa aku peduli dengannya!" Keira hendak putar balik mobilnya tapi urung ketika mengingat Mia.
"Tapi, Mia, gadis kecil itu tidak boleh berada di rumah sakit, mengingat di sana banyak sekali kuman dan berbagai penyakit," gumam Keira sangat galau. Dia memang membenci Logan tapi tidak dengan Mia, dia sangat menyayangi gadis kecil itu.
Setelah perang batin dan pikiran yang cukup rumit, akhirnya Keira memutuskan ke rumah sakit, untuk menemui gadis kecil itu, bukan Logan.
*
*
"Mia, harus pulang," ajak Lara pada cucunya.
"Tidak mau, aku mau di sini dengan Daddy," tolak Mia semberi cemberut.
"Daddy sudah sembuh, sayang. Kau bisa pulang dengan GrandMa," sahut Logan lirih dan lemah. Pria itu terbaring lemah di ranjang pasien dengan alat bantu pernafasan, dan tubuhnya di penuhi ruam merah, karena alergi yang ia alami sangat parah, untung saja dia cepat di bawa ke rumah sakit, jika tidak, mungkin nyawanya sudah tidak tertolong.
"Pokoknya tidak mau! Aku maunya dengan Daddy!" rengek Mia sambil menangis histeris.
Lara menarik nafas panjang, lalu memeluk cucunya, berusaha menenangkan Mia agar tidak menangis lagi.
"Aku takut kalau Daddy meninggalkan aku seperti Mommy meninggalkan aku, hiks ... hikss."
Lara menjadi sangat sedih dan semakin merasa bersalah ketika mendengar ucapan cucunya.
"Maafkan, GrandMa," bisik Lara, lembut.
"Daddy sudah membaik, Mia, dan tidak akan pernah meninggalkanmu." Logan pun sangat sedih dan terpukul mendengar ucapan putri kesayangannya.
Mia melepaskan pelukan neneknya, lalu mendekati ayahnya. "Daddy harus janji!" Ia mengacungkan jari kelingkingnya, lalu di sambut Logan dengan erat.
Tok ... Tok ...
Lara menoleh ketika ruang rawat itu di ketuk dari luar. Kemudian beranjak dari duduknya menuju pintu itu. Ketika pintu sudah di buka, ia terkejut melihat siapa yang berdiri di sana.
"Kau!"