Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Zayn percaya
Delisa lama lama jengah juga melihat kelakuan Reno dan Clara karena mereka terlihat sangat terang terangan sekali, gadis ini beda dengan Melisa yang memang sangat iri dengki dan selalu bersikap kasar. Delisa lebih kalem dan kadang kala juga bodo amat dengan keadaan sekitar, inti nya ia tidak ingin ikut campur masalah orang selagi orang tersebut tidak mengusik diri nya juga.
Namun kian lama masalah Reno san Clara tidak ada habis nya, malah sekarang sejak kematian Razi malah tambah ugal ugalan. Clara nya juga tidak tau diri sekali walau numpang di rumah mertua, dengan kematian nya Razi. sebenar nya Clara sudah bukan siapa siapa lagi di rumah ini, tapi untung nya Tomo dan istri nya adalah orang baik sehingga tidak mempermasalahkan soal itu.
Sayang nya Clara tidak tau diri dengan kebaikan mertua nya, bahkan juga tidak sadar bahwa sebenar nya Reno itu tidak mencintai diri nya. dia hanya butuh tubuh nya Clara saja agar bisa makan apem gratis dan tidak perlu bayar, yang di peralat ini tidak sadar dan malah tergila gila tak ada habis nya dengan otong Reno.
Maka dari itu Delisa pun tak tahan lagi untuk diam saja dengan masalah ini, bergegas gadis cantik satu ini menghampiri kamar Clara yang sudah tertutup rapat. awal awal dia mencoba untuk mengetuk dulu karena kalau langsung masuk sangat tidak sopan sekali, biar bagai mana pun Clara adalah Kakak ipar nya di sini.
"Buka pintu nya, Clara!" Delisa kian keras mengetuk pintu.
Dor, Dor.
"Aku sudah mengetuk pintu, jadi jangan salahkan aku bila langsung ku terobos masuk!" ancam Delisa.
Tetap saja hening tidak ada jawaban dari Clara, maka Delisa pun naik darah dan segera menerobos masuk kedalam kamar. namun sampai dalam ia malah mematung tidak percaya dengan apa yang sudah di lihat nya, Clara tergeletak di atas ranjang dengan tubuh berlumuran darah kental.
"Apa ini? perut nya meledak!" pekik Delisa ketakutan.
"IBUUUUU!" Delisa keluar dari kamar dan berteriak kencang.
"Ada apa, Non?" Mak Ratih yang masih menemani Bu Dian jadi kaget.
"Clara, Mak! ayo lihat dia dalam kamar nya sekarang." Delisa menarik tangan Mak Ratih agat ikut.
"Kenapa dengan Non Clara?" Mak Ratih bingung melihat Delisa.
"Ada apa, kenapa kalian lari lari?" Bu Dian juga kaget mendengar Delisa yang panik.
"Ayah mana, Bu?!" Delisa menanyakan Ayah nya pula.
"Lagi di luar sana kata nya ada yang perlu di bicarakan sama Arya, memang nya ada apa to?" Bu Dian juga panik melihat Delisa yang pucat.
"Kenapa kalian?" Melisa yang baru pulang ikut heran.
Delisa tidak menjawab lagi pertanyaan mereka, lebih baik langsung lihat saja dari pada cuma bertanya. toh Delisa juga tak akan bisa menjelaskan secara detail tentang kematian nya Clara yang sangat tragis di atas kasur, perut nya yang bolong dan hancur berantakan.
"Ya Allah!"
"Allahu Akbar, panggil Ayah sekarang!" pekik Bu Dian ketakutan.
"Kenapa dia juga jadi korban?" Melisa bergumam sendiri karena melihat mayat nya Clara.
"Panggil Ayah sekarang, Melisa!" teriak Bu Dian tak sabar.
"Iya, aku akan panggil Ayah sekarang." Melisa berlari mencari motor nya untuk mencari Tomo agar melihat keadaan Clara.
"Ini perut nya pasti meledak, Bu! lihat darah sama usus nya saja sampai kemana mana." Delisa menunjuk seluruh ruangan dan juga ranjang.
"Tidak mungkin ini Sukma kan, Mak?" Bu Dian menangis lagi.
"Emak juga tidak tau sekarang, tapi korban nya sudah semakin banyak dan ciri ciri nya sama." lirih Mak Ratih pula.
"Huhuhuuuu, apa anak ku jadi setan gentayangan." Bu Dian kian sedih saja rasa nya.
"Apa setan memang bisa membunuh begini, Mak?" Delisa agak ragu karena seumur hidup tidak pernah melihat setan.
"Bisa bila dia memang punya dendam yang sangat kuat." angguk Mak Ratih.
"Tapi kan jeroan Sukma juga hilang, berarti pembunuh nya sama dong dengan pembunuh lain nya." Delisa tidak percaya bahwa ini memang ulah Sukma.
Mak Ratih juga cuma diam saja karena dia pun masih belum tau pasti apa yang sebenar nya sudah terjadi, jangan kan dia yang orang biasa. Arya yang punya kekuatan saja saat ini masih di landa kebingungan untuk menguak misteri yang sudah sangat ramai ini, total yang mati sudah empat dengan Sukma.
Berbagai macam dugaan sudah muncul dalam pikiran masing masing, semua nya punya dugaan dan tidak bisa mai saling percaya dengan teman nya. sebab sama sekali tidak ada bukti, dan memang sampai sekarang polisi pun tidak punya bukti juga.
...****************...
Arya mendengarkan cerita dari Faisal dengan seksama bagai mana Pendi tadi malam di tarik oleh pemangsa yang sangat kuat, kekuatan nya berkali kali lipat dari pria dewasa mana pun. padahal Faisal badan nya besar, tapi dia tetap saja tidak mampu menahan nya.
"Ini apa?" Ainun yang ikut melihat malah menemukan sesuatu.
"Ada apa, Ai?" Neneng mendekati gadis yang sedang membungkuk ini.
"Gigi apa bukan ini, Neng." Ainun menunjukan benda putih itu.
"Kayak nya memang gigi ini, apa ini gigi pemangsa atau gigi Pendi?" Neneng juga bertanya tanya.
"Mas Arya, ini ada gigi di sini tadi." Ainun langsung memanggil Arya.
"Di mana?!" Arya mendekat dan melihat apa yang Ainun tunjukan.
Setelah di perhatikan itu memang gigi yang kelihatan baru lepas, Arya memperhatikan nya dengan seksama dan kemudian pura pura membuang nya dan mengatakan itu bukan apa apa. Ainun dan Neneng percaya saja, bisa jadi itu cuma gigi yang tidak sengaja di buang oleh seseorang.
"Itu gigi anak kecil kan?" Zayn mendekati Arya yang banyak diam sekarang.
"Aku akan langsung menanyakan nya nanti." lirih Arya.
"Walau pun bertanya dan dia mengelak, jangan pakai emosi mu." nasihat Zayn.
"Aku takut sekali, Bang." Arya mengakui nya bahwa sekarang dia memang sangat takut.
"Tidak apa apa, aku yakin itu bukan Arka." Zayn berkata sejujur nya.
"Kau yakin pada anak ku, Bang?" Arya menatap Zayn tajam dan juga tidak mengerti kenapa Zayn percaya pada Arka.
"Entah lah, tapi hati ku menolak untuk percaya bahwa dia melakukan ini semua." jawab Zayn.
"Aku saja yang Ayah nya masih bimbang." Arya tersenyum kecut.
Zayn menepuk pundak nya Arya agar pria ini kuat dan baik baik saja, tidak pernah Arya sesusah ini saat menghadapi masalah atau pun setan kuat. tapi karena ini bersangkutan dengan putra nya, maka Arya menjadi lemah dan ketakutan nya juga sangat kuat.
Jangan lupa like dan comen nya, kalau ada hadiah dan vote juga alhamdulilah.
salah satu di antaranya atau ke duanya 🤔
tapi nanti takut salah,mlah bukan ke 2nya,,,kasihan yg di tuding 😁😁😁
lanjut thor 🙏💪😘
biasanya dukun kan bisa memperdaya siapa yang diinginkan ya... apa mungkin saking bencinya Ama laki-laki ya....
terungkap sudah misteri kematian Sukma. tinggal nyari siapa pihak ketiga yang sudah menyabotase mayat Sukma dan juga yang membunuh para warga desa... ini korbannya yang masih muda-muda kayaknya.. bisaan milihnya..