Bianca Adlova yang ingin hidup tenang tanpa ada kemunafikan.
Dia gadis cantik paripurna dengan harta yang berlimpah,namun hal itu tidak menjamin kebahagiaannya. Dia berpura-pura menjadi gadis cupu hanya ingin mendapatkan teman sejati. Tapi siapa sangka ternyata teman sejatinya itu adalah tunangannya sendiri yang dirinya tidak tau wajahnya.
Lalu bagaimana Bianca akan terus menyembunyikan identitas aslinya dari teman sekolahnya? Apakah dia akan kehilangan lagi seseorang yang berharga dalam hidupnya? ikuti kisahnya disini.
Selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alkeysaizz 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jojo lagi... Jojo lagi...
Di sebuah kamar terlihat kepulan asap rokok memenuhi ruangan. Mata tajamnya menatap ke arah gadis yang kini tengah tertidur begitu lelap di kamarnya. Bibirnya tersenyum dingin setelah apa yang mereka lakukan di sepanjang malam yang begitu panas.
"Aluna.. hhhh. . "
Lirih Frederick terkekeh sambil mematikan batang rokoknya. Langkahnya mengayun menuju tempat tidur dan berdiri di tepi ranjang dengan wajah datarnya. Memperhatikan bekas cupang yang begitu banyak di sekitar dada dan leher Aluna yang telah ia buat.
Lalu setelah itu, Frederick pergi dari sana dengan senyum lebarnya ketika siapapun tak berani menatap kepergiannya, termasuk para pelayan di sana yang menatapnya takut.
Dia menuju kediamannya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Merendamkan seluruh tubuhnya di air hangat dengan tatapan tajam, mengingat kejadian semalam saat di pesta Aluna.
"Si cupu Bianca Adlova! Sebenarnya, siapa elo!?" Gumam Frederick penuh rasa penasaran.
Pagi pun tiba.
Rafael menatap kursi kosong yang biasa Bianca duduki di ruang makan. Dia perlahan menatap ke arah Laura yang berdiam tanpa banyak bicara menghabiskan makanannya. Rafael pun menghela nafasnya pelan sebelum memulai percakapan.
"Apa Bianca baik-baik saja? " Laura hanya menoleh dan mengangguk.
"Dia baik-baik saja, semalam saat aku ke kamarnya, dia terlihat tidur begitu pulas dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya. "
Rafael merenung,seperti ada hal aneh yang mengganjal di hatinya, namun kembali pikiran anehnya ia jauhkan dan memasukan makanannya ke dalam mulut,sambil sesekali matanya tertuju pada tangga.
"Syukurlah. Aku harap dia tidak marah terlalu lama karena hukuman yang aku berikan kemarin." sambung Rafael seraya menghabiskan makanannya cepat.
Tak ada percakapan lagi di antara mereka, namun Rubi tak bisa diam di tempat nya, merasa cemas dengan keadaan sang Nona yang tak kunjung pulang.
"Bagaimana ini? kenapa Nona belum juga kembali? kalau Tuan dan Nyonya tau sepanjang malam Nona tidak pulang, matilah riwayatku!"
"Rubi..! " Dia pun tersentak saat mendapati panggilan Tuannya. Rubi pun dengan cepat setengah berlari lalu menghadap.
"Iya Tuan. " sahutnya dengan cepat.
"Jaga putriku baik-baik selama aku dan Laura tidak ada di rumah." Rubi hanya mengangguk saja tanpa banyak bicara.
"Oh iya satu lagi. Jangan sampai dia keluar malam apalagi sampai pulang terlambat ke rumah, aku tak ingin reputasinya jelek di mata orang-orang!" Rubi pun menganggukkan kepalanya kembali sambil menahan nafasnya yang terasa berat.
Rafael dan Laura pun pergi setelah mengatakan semua itu, dan Rubi langsung menghela nafasnya begitu panjang setelah menatap mobil milik Tuannya melaju meninggalkan mansion.
"Hah.. rasanya jantungku hendak copot barusan. Nona cepatlah kembali! Nona ada di mana sekarang?!" Lirih Rubi dengan perasaan yang begitu cemas sambil menyandarkan bahunya di dinding.
Bianca perlahan menggeliat saat merasakan pegal menjalar di sekujur tubuhnya. Dia membuka matanya sedikit yang langsung tertuju pada wajah Jojo yang masih menutup matanya sambil terduduk. Bianca kemudian bangkit ketika menyadari dirinya semalaman tidak pulang bahkan menyandarkan kepalanya di atas paha Jojo.
"Mampus gue! bagaimana jika Papah sama Mamah tau.. " Lirih Bianca pelan sambil mengigit kukunya.
Dia kemudian kembali menatap ke arah Jojo yang nampak nyaman dengan posisinya. Dia pun tersenyum memperhatikan tiap inci wajah Jojo yang selalu ada untuknya.
"Ternyata elo cakep juga ya Jo? " dengan tatapan kian lekat dan tangan yang mulai menyingkirkan rambut Jojo yang menghalangi mata pemuda tersebut.
"Emang gue cakep! baru sadar lo?! " sahut Jojo yang perlahan membuka matanya membuat Bianca terkejut. Wajahnya langsung berubah merah dan salah tingkah saat mendapat tatapan intens dari Jojo dari dekat.
"Sialan lo! gue kira elo masih tidur tadi?! " Bianca pun berdiri dan menjauh,mencoba menetralkan rasa gugupnya.
Jojo hanya terkekeh lalu menarik tangan Bianca membuat keseimbangan tubuhnya tak stabil dan jatuh di pangkuan Jojo.
"Udah diem lo! jangan banyak gerak! kenapa? elo takut gue gigit? " goda Jojo membuat wajah Bianca semakin memerah dengan degup jantung yang kian meledak.
"Enak aja lo! emangnya gue daging sapi apa?" seru Bianca tak terima.
"Kan elo juga mahluk yang berdaging, begitu panas bahkan bikin gue pengen makan lo hidup-hidup! " Bianca langsung memicingkan matanya dan mencubit pinggang Jojo keras.
"Aduh duh..! sakit Cupu!! " ringisnya dan kembali memegangi tangan Bianca kuat membuatnya tidak bisa memberontak.
Kedua mata mereka bertemu, dari jarak yang begitu dekat. Bahkan hembusan nafas mereka terasa sangat hangat. Bianca langsung memalingkan wajahnya saat tak mampu lagi menatap sorot mata Jojo yang tersirat banyak makna. Hatinya bergejolak dan tak tau perasaan apa itu.
"Awwww... " Pekik Bianca tiba-tiba saat Jojo menggigit pipinya sedikit keras. Matanya langsung melotot dan menatap ke arah Jojo yang tertawa puas.
"Gila ya lo! seenaknya gigit pipi orang! kalau kena rabies gimana? mau tanggung jawab lo!??!" bentaknya sambil memegangi pipinya yang sedikit sakit.
"Mana ada rabies! gigi gue bersih ko'! mulut gue juga wangi.. hah..." sambil menunjukan deretan giginya yang rapih dan juga menghembuskan nafasnya.
Bianca langsung berdiri cepat dan menjauh dari Jojo. "Jorok lo!! ish.. " namun Jojo hanya terkekeh saat melihat kekesalan Bianca terhadap dirinya.
"Kalian sudah bangun? " sapa pak Bimo yang keluar dari arah dapur sambil membawa makanan. Bianca pun duduk kembali dekat Jojo dan mengangguk.
"Kenapa duduk lagi cupu!? udah sono pergi ke kamar mandi, cuci tuh muka lo yang kusut! " Bianca kembali mendelikkan matanya dengan mulut di tarik ke atas sedikit.
"Iya! elo juga sama! kenapa gak ikut ke kamar mandi juga?! " solotnya kesal dengan tangan hendak mengambil makanan.
"Gue bilang ke kamar mandi dulu cupu!" Jojo menahan tangan Bianca yang sudah berada di atas makanan itu lalu menariknya untuk pergi ke kamar mandi.
"Tapi kan gue pengen icip dikit Jo! "serunya lagi namun tak di hiraukan oleh Jojo.
Mereka pun masuk ke kamar mandi bersama setelah di seret paksa lalu mencuci muka sekaligus tangan mereka. Bahkan tak hanya itu, Jojo merapihkan rambut Bianca yang tak beraturan dan mengepangnya. Memberi beberapa bintik hitam di wajah gadis tersebut dengan bolpoin. Bianca hanya diam saja tanpa banyak protes. Dia sangat menyukai semua perlakuan Jojo terhadapnya.
Meraka pun keluar bersama dengan wajah yang segar dan penampilan rapih. Pak Bimo tersenyum lalu meletakkan piring di hadapan keduanya.
"Makanlah,hanya ini yang bisa bapak masak." ungkapnya.
"Makasih ya pak. Bapak bagai rumah kedua bagi saya," sahut Bianca yang perlahan mulai memakan makanannya.
"Hari ini elo gak perlu balik ke rumah! kita akan langsung berangkat ke sekolah! "
Ukhuk.. ukhuk..
Air langsung Jojo berikan ke arah bibir Bianca yang segera gadis itu terima, lalu ia pun menyeruputnya perlahan dan kembali menatap ke arah Jojo dengan segudang pertanyaan.
"Makanya kalau makan itu pelan-pelan. " kata Jojo sambil mengunyah kembali makanannya.
"Gue cuman... "
Perkataan Bianca terpotong saat satu irisan daging di masukan ke dalam mulutnya.
"Cepat kunyah makanannya! Jangan banyak bertanya! bentar lagi Remon datang! " Bianca semakin mengernyitkan dahi sambil perlahan mengunyah makanan yang Jojo berikan.
"Buat apa Rem... " Lagi-lagi Jojo menyumpal mulut Bianca dengan makanan sehingga membuatnya tak bisa lagi berkata dan berbicara, hanya lirikan matanya yang tajam menahan semua kekesalan membuat pak Bimo mengulum senyum saat melihat tingkah keduanya.
Remon pun akhirnya datang dan langsung bergabung di sana.
"Sorry Jo! gue gak tau ukuran badan si cupu! jadi gue pake ukuran adik gue aja, siapa tau sama." Jojo mengangguk sambil menghabiskan makanannya kemudian menatap ke arah Bianca.
"Apa?! " tanya gadis itu tak mengerti.
Jojo mengambil makanan Bianca dan menyerahkan paper bag ke arah nya.
"Cepet ganti baju lo! jangan sampai kita terlambat datang ke sekolah! elo gak mau kan' di hukum di jam pelajaran pertama?!" tatap Jojo serius.
"Seriusan ini? kita mau ke sekolah tanpa acara mandi?! " tatapnya bergantian pada Remon dan Jojo yang perlahan mengangguk.
"Haihh... " pasrah Bianca lemas tak mampu lagi menolak.
Tett..
Bel pun berbunyi begitu keras membuat semua murid segera berkumpul di tengah lapangan untuk mengadakan upacara.
"Gila ya lo! masa kita mau lewat jalan belakang lagi buat masuk ke dalam sekolah?!"
"Salah elo yang kelamaan siap-siap tadi! terus apa elo mau kita lewat gerbang depan sekolah?!" sahut Jojo yang mengangkat tubuh Bianca sehingga kini duduk di atas tebing pembatas sekolah. Bianca hanya merenung sambil sesekali berdecak saat mendengar ucapan Jojo.
"Udah cepetan lompat! atau gue yang lempar elo ke bawah! "
Bianca langsung melotot dan langsung mengikuti perintah, lalu di susul oleh Remon dan terakhir Jojo. Mereka bertiga mengendap-endap masuk ke dalam kelas saat semua siswa di lapangan sudah mulai berhamburan.
"Jojo!! "
Remon dan Bianca langsung menoleh saat keduanya sudah lebih dulu masuk ke dalam kelas. Kini hanya tinggal Jojo yang berdiri mematung sambil menatap ke arah guru yang membentaknya barusan.
"Eh.. Bapak! mau ngajar ya pak? " sahut Jojo santai sambil cengengesan.
"Bisa-bisanya ya! kamu bicara begitu santai setelah terlambat lagi datang ke sekolah?!" bentak pak Angkara lagi.
"Saya gak terlambat pak! cuman telat masuk beberapa detik doang.. "
Pak Angkara mulai frustasi dengan jawaban yang Jojo berikan. " Itu sama saja Jojo!! kamu bapak hukum! berdiri di luar kelas dan jangan ikut pelajaran bapak!! " Bentaknya lagi dengan mata melotot.
"Syukurlah.. " Ujar Jojo lega mengusap dadanya pelan semakin membuat pak Angkara murka. Tapi tidak dengan seisi kelas, mereka semua menahan senyum dengan kelakuan Jojo yang membuat pak Angkara semakin kesal dan lagi berteriak.
"JOJO..!! BERDIRI KAMU DI TENGAH LAPANGAN SAMPAI JAM PELAJARAN SAYA SELESAI?!!!"
Semua staf guru langsung memegangi kedua telinga nya saat mendengar teriakan pak Angkara yang mampu tembus ke deretan kelas yang berjajar.
"Jojo lagi... Jojo lagi...haih.." gumam semuanya bersamaan sambil menggelengkan kepalanya pelan.
hapoy Reading semuanya 🥰🥰🤗