NovelToon NovelToon
Nona Rubah Milik Tuan Muda

Nona Rubah Milik Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Mengubah Takdir
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

Menjadi cantik dan cerdas tidak membuat nasib baik berpihak pada wanita bernama Teresa. Dia adalah seorang wanita yang sudah menikah, tapi nasib buruk terus menimpanya. Selama ini ia menikah atas dasar cinta, membuatnya menormalisasi perbuatan buruk suaminya. Ia menjadi mesin penghasil uang untuk suami dan ibu mertuanya selama ini, sampai pada akhirnya suatu kejadian menyakitkan membuatnya tersadar, bahwa ia harus meninggalkan kehidupan menyedihkan ini. Teresa berubah menjadi wanita yang memprioritaskan uang dan kekayaaan. Ia sudah tidak percaya cinta, ia hanya percaya kepada uang dan kekuasaan. Menurutnya, menjadi kaya adalah tujuan utamanya sekarang. Agar dia tidak lagi ditindas. Sampai ia menemukan seorang pria yang menjadi sasaran empuk untuknya, pria dengan status sosial yang tinggi, pria dari kalangan atas yang akan membantunya untuk meningkatkan status sosialnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 (Pria Kaya)

“Teresa? Kau dipanggil Pak Albert” ucap Stefi.

Teresa mengangguk dan segera pergi ke ruangan managernya. Ia melangkahkan kakinya dan membuka pintu ruangan managernya dengan sopan. Tidak lupa senyum ramah selalu terlihat diwajahnya.

“Tere? Apa kau semalam menelponku?” Ucap Pa Albert, manager yang berusia 45 tahun.

“Ah maaf Pa! Sepertinya tidak sengaja saya menekan nomor yang salah” ucap Tere segera meminta maaf.

“Tidak apa! Tidak masalah! Hal itu membuatku terkejut karena tidak biasanya kau menghubungiku. Bahkan setiap kali aku mengirimkan pesan padamu, kau tidak pernah membalasnya” ucap Pa Albert.

“Maaf Pa” ucap Tere.

“Apa kau ada waktu nanti malam?” Ucap Pa Albert.

“Tidak Pa!” Ucap Teresa.

“Temani aku ke pesta perusahaan, disana banyak sekali orang dari kantor pusat. Aku tidak bisa jika pergi sendirian” ucapnya.

“Emm bagaimana ya Pa, apa Teresa bisa memikirkan hal ini terlebih dahulu?” Ucap Teresa.

“Oh ayolah Tere, kau bisa naik jabatan jika dikenal banyak orang disana” ucap Pa Albert.

“Baiklah Pa, jika bapa memaksa” ucap Tere dan tersenyum tipis.

Ia pamit untuk kembali ke tempat kerjanya. Saat pintu ruangan sudah tertutup, bibir Teresa membentuk sebuah senyuman tipis yang nyaris tak terlihat. Ia sudah berhasil memancing ikan hari ini.

“Kau akan menaiki tangga satu persatu Teresa” ucapnya lirih.

Teresa tau, bahwa pak Albert sudah lama menyukainya sejak lama. Pria itu selalu mengiriminya pesan diluar jam kerja. Dan pembahasannya selalu hal-hal diluar pekerjaan.

Sebelumnya Tere selalu mengabaikan pak Albert selama ini, tapi sekarang? Teresa merasa akan memanfaatkan pak Albert untuk kepentingannya. Seperti sebuah pesta itu, ia akan bertemu dengan pria kaya disana.

“Stefi? Sekarang sudah jam pulang, aku bisa pergi dulu? Aku ada urusan yang penting” ucap Teresa.

“Urusan apa?” Ucap Stefi penasaran.

“Aku tidak bisa mengatakan padamu sekarang” ucap Teresa.

“Baiklah, hati-hati Tere!” Ucap Stefi.

Teresa pun mengambil tasnya dan segera keluar dari tempatnya bekerja. Langkah kakinya membawanya ke sebuah pusat perbelanjaan yang berada tak jauh dari tempatnya bekerja.

Hanya perlu berjalan kaki sebentar, dan ia sudah bisa memasuki pintu masuk utama mall besar ini. Teresa menghirup udara yang berada di mall ini, sudah sangat lama ia tidak menginjakkan kaki disini. Akibat ia lebih mementingkan mencicil tagihan ibu mertua dan hutang suaminya itu.

Pesta akan diadakan pukul 7 malam, dan sekarang jam sudah menunjukan pukul 17.30. Teresa harus cepat merubah seluruh penampilannya malam ini. Karena malam ini adalah malam penentuan bagi masa depannya.

Kali ini sebuah salon ternama berhasil merubah penampilan Teresa. Pegawai salon berkata, bahwa sebetulnya Teresa sudah sangat cantik sebelum mereka merubah penampilannya. Tapi sekarang? Kecantikan Teresa bertambah, apalagi dipadukan dengan bentuk tubuh yang indah.

Teresa berkaca di depan cermin. Ia tersenyum tipis melihat dirinya sendiri. Ia merasa sangat cantik dengan gaya rambut baru, dan juga dress dengan tali punggung terbuka. Ia memakai uang tabungannya demi penampilan malam ini.

Tiba-tiba ponselnya berdering, Pak Albert sudah menunggunya di depan. Teresa segera membayar tagihannya dan segera pergi menghampiri atasannya itu.

“Wah Teresa! Hari ini kau terlihat sangat cantik sekali! Kau harus memikirkan tawaranku sebelumnya ya? Tentang menjadi istri keduaku?” Ucap Pak Albert yang hanya dibalas senyuman oleh Teresa.

“Ayo Pa! Bukannya pesta akan dimulai sebentar lagi?” Ucap Teresa mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Astaga! Ayo cepat!” Ucapnya.

“Aku harus berhati-hati dengan tua bangka ini” batin Teresa sembari melirik Pa Albert.

Pesta kali ini diadakan di gedung utama Nio Group. Perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan juga di bidang elektronik milik keluarga Nio. Keluarga mereka selalu diakhiri dengan nama Antonio, sehingga perusahaan mereka selalu memakai nama Nio.

Teresa sudah mengetahui tentang itu, karena tempatnya bekerja juga merupakan bagian dari Nio group. Mustahil jika ia tidak tau tentang itu. Dan akhirnya, mobil yang ia tumpangi sampai di depan gedung Nio group.

Teresa segera keluar dari mobil dan merapikan penampilannya. Tak lupa Pa Albert yang menyodorkan lengannya untuk Tere pegang. Teresa hanya bisa terpaksa menuruti itu semua.

“Maaf, untuk tema pesta malam ini para tamu diharuskan memakai topeng. Silahkan pilih salah satu” ucap salah satu staf.

“Benarkah? Unik sekali pesta kali ini! Bukan begitu Tere?” Ucap Pa Albert sembari memegang pinggang Teresa.

“Percuma saja aku memoles wajahku malam ini” ucap Tere dalam hati.

“Baiklah, aku akan memilih topeng rubah itu, kurasa itu terlihat cantik” ucap Teresa kepada staf perempuan itu.

Dan Teresa melihat topeng rubah itu sekilas. Topeng yang tidak menutup semua wajahnya. Dan topeng ini terlihat lebih cantik dari yang lain. Menurutnya, topeng rubah ini sangat cocok untuknya.

Teresa terkekeh saat melihat Pa Albert memilih sebuah topeng tikus. Tere tidak henti-hentinya tertawa sampai ia lupa bahwa ia sedang berada di tempat umum. Seketika Teresa sadar dan segera menghentikan tawa nya.

“Ayo Pa” ucap Tere dan memegang lengan Pa Albert.

Mereka mulai masuk kedalam tempat pesta utama. Dengan panggung besar yang Teresa yakin akan ada sebuah sambutan yang akan dilakukan disana. Mungkin malam ini ia bisa berkesempatan untuk melihat Presdir Nio Group.

Mata Teresa beralih ke seluruh orang yang berada di pesta ini. Ia mulai mencari pria yang pantas dan sesuai dengan kriterianya, banyak sekali pria disini. Tere tidak bisa tau jabatan apa yang mereka miliki. Bukannya akan dianggap lancang jika Tere menanyakan itu kepada mereka satu persatu?.

“Kau lihat pria yang berjas coklat itu Tere?” Ucap Pa Albert.

“Iya saya melihatnya Pa, siapa dia?” Ucap Tere.

“Dia direktur hotel kita namanya Pa Thomas, kau mungkin belum pernah melihat wajahnya” ucap Pa Albert.

“Kupikir dia seusia dengan Pa Albert kan?” Ucap Teresa.

“Iya dia memang seusiaku, aku merasa iba padanya, karena istrinya baru saja meninggal beberapa minggu lalu” ucap Pa Albert.

Mata Teresa tidak lepas kepada direktur hotel tempatnya bekerja, yaitu Pa Thomas. Saat telinganya mendengar Pa Albert berbicara tentang kematian istri Pa Thomas, sedikit harapan terlintas di benaknya.

“Kupikir dia adalah sasaranku yang tepat. Setidaknya dia tidak mempunyai istri, dan aku tidak akan dicap sebagai pelakor” batin Teresa.

Pa Albert akan berbincang dengan rekan kerjanya, dan ini kesempatan Teresa untuk melakukan aksinya. Ia segera mengambil satu gelas minuman berwarna merah dan membawanya dengan satu tanganya. Ia berjalan mendekati Pa Thomas.

‘BRUK!!’

“Ah maaf!” Ucap Teresa saat sengaja menabrakkan diri ke Thomas.

Topeng yang Teresa gunakan seketika terlepas, dan tatapan mereka bertemu saat Thomas membantunya untuk berdiri. Matanya bisa melihat bahwa si direktur itu membeku karena melihat wajah Teresa.

Tangan Thomas langsung memegang bahu Teresa. Dan Tere hanya bisa melirik sekilas bahunya itu, kali ini ia membiarkan pria lain memegang bahunya.

“Apa kau tidak apa? Apa kau terluka?” Ucapnya.

“Tidak apa Pa, saya yang tidak hati-hati” ucap Tere sembari memakai topeng lagi.

“Sebenarnya memakai topeng juga sedikit menyusahkan, beruntung untuk para atasan seperti aku ini tidak diharuskan untuk memakainya” ucapnya.

“Mungkin karena memiliki jabatan yang tinggi?” Ucap Teresa.

“Oh! Kau tau siapa aku?” Ucap Thomas sembari terkekeh.

“Tentu, siapa yang tidak tau tentang Pa Thomas” ucap Teresa.

“Siapa namamu?” Tanya Thomas.

“Nama saya Te-“

“Ladies and gentleman, please welcome our CEO, Wiliam Antonio!”

Ucapan Teresa terpotong dengan suara pemberitahuan tentang kedatangan CEO Nio group. Dia adalah tamu terpenting di dalam pesta ini, dan semua orang merasa tertarik untuk melihat CEO mereka.

Dan mata Teresa mulai melihat bagaimana penampilan CEO itu dimulai dengan melihat sepatunya, sepatu yang sangat mahal. Beralih ke kaki panjangnya, dan juga setelan jas warna hitam dengan merek terkenal. Teresa benar-benar mengagumi postur tubuh CEO perusahaannya.

Mata Teresa beralih ke wajah CEO itu, dan seketika jantungnya berdegup dengan lebih kencang saat ia melihat wajah itu. Dia pernah melihat pria itu, pria tampan yang ia temui di rumah sakit jiwa.

“Selamat malam semua, Nama saya Wiliam Antonio. Seperti nama belakang saya, saya adalah putra kedua dari pemilik Nio Group”

Mata Teresa tidak sedetik pun lepas dari wajah pria bernama Wiliam itu. Ia mendengar semua ucapannya, nama belakangnya dan juga fakta baru bahwa ia adalah putra kedua dari pemilik Nio Group.

Senyum tipis terukir di bibir Teresa, sembari matanya terus memandang takjub kearah panggung besar itu. Ia tersenyum dan bertepuk tangan saat sambutan itu selesai.

“Dia baru yang paling tepat! Pria dengan sendok emas di mulutnya ” Batin Teresa dengan senyum tipis diwajahnya.

“Nona? Siapa tadi namamu?” Ucap Thomas menyadarkan lamunan Teresa.

“Maaf, kurasa seorang direktur seperti Pa Thomas tidak pantas berkenalan dengan wanita biasa sepertiku” ucap Teresa.

Ia membungkukkan badannya untuk meminta maaf dan pergi begitu saja. Ia keluar dari tempat pesta ini dengan senyum lebar diwajahnya.

1
Erni Yuliastuti
bagus
Diana (ig Diana_didi1324)
pura2 terlihat baik2 aja didepan semua org itu gk enak loh
Celine
Terimakasih buat yang sudah baca cerita aku, makasih dukungannya semuanya 😇
Merybelang Merybelang
semakin seruuuuuu.
lanjutttttttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!