Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas Pertama
Keesokannya...
Raja Yuto pergi ke desa yang di serang itu. Dia pun bertanya kepada penduduk yang melihat langsung penyerangan itu.
"Apa kau melihat siapa yang menyerang desa ini?" tanya Raja Yuto
"Aku tidak tau banyak, Yang Mulia. Tapi dia memakai jubah berwarna hitam dan matanya berwarna merah, lalu jika tidak salah dia memegang pedang berwarna hitam gelap." kata penduduk itu
Raja Yuto yang mendengar itu pun sangat terkejut. "Tidak mungkin... Apa mereka sudah mulai menyerang lagi?" ujarnya
Raja Yuto pun menyuruh semua ksatria yang berjaga di desa luar kerajaan cahaya agar segera mengevakuasi penduduk desa untuk masuk ke dalam tembok pelindung kerajaan cahaya.
"Sial, melawan mereka dalam keadaan kekuatan seperti ini akan membuat kerajaan cahaya menjadi hancur," ucap Raja Yuto yang kesal
Disisi lain, Ziaz bersiap untuk melakukan perjalanan menuju Kerajaan Petir. Dia pergi untuk menjalankan tugasnya sebagai pemakai pedang pelindung berwarna biru yang baru.
___
Malam hari kemarin...
Ziaz yang pulang ke kediamannya memutuskan untuk mengumpulkan semua informasi tentang pedang pelindung dari gudang barang peninggalan kakeknya. Ziaz tinggal bersama ibunya yang merupakan mantan ksatria wanita.
"Ziaz? Apa yang sedang kau lakukan di gudang kakek mu?" tanya ibunya
Sambil terengah-engah Ziaz pun melihat ke arah ibunya. "Aku telah di tugaskan untuk suatu hal."
Ibunya pun melihat pedang di bawa oleh Ziaz di pinggangnya. "Ziaz... Apa itu pedang pelindung?" tanya ibunya
Ziaz yang mendengar perkataan ibunya itu pun langsung berhenti membuka semua barang kakeknya. "Apa ibu sudah pernah melihat pedang ini sebelumnya?"
Ibunya pun tiba tiba sangat khawatir kepada Ziaz. Dia pun menyuruh Ziaz untuk mengembalikan pedang itu karena ibunya tidak ingin Ziaz menjalankan takdir seperti kakeknya.
"Ziaz! Apa kau ingin menjalankan takdir seperti kakek mu? Konsekuensinya sangat besar nak," ucap ibunya
"Aku tidak bisa menolaknya Bu... Aku bertemu dengan ayah dari kakek dan dia menyuruhku untuk pergi ku untuk pergi mencari pedang pelindung yang lain." ujar Ziaz
Ternyata sebelum Yuez dan Ziaz berpisah kemarin. Yuez tidak lupa menyuruh Ziaz untuk pergi mencari pedang pelindung yang lain karena kedamaian di dunia akan segera lenyap kembali.
"Apa kau tau Ziaz? Ibu menjadi ksatria muda di umur 17 tahun seperti dirimu sekarang, namun pedang pelindung sangat tidak cocok untuk ksatria muda karena itu akan membahayakan dirimu." kata ibunya
"Dari mana ibu tau kalau ini akan membahayakan ku! Apa ibu pernah memakainya?" tanya Ziaz yang kesal
Ibunya yang mendengar itu pun langsung menghela nafasnya. "Apa kau ingin tau kenapa kakek mu sakit sakitan terus menerus?"
"Apa... Apa kakek mengatakan sesuatu tentang penyakitnya itu?" tanya Ziaz
"Kakek mu mendapatkan penyakit itu karena terlalu sering memakai pedang pelindung dan efeknya sangat benar benar tinggi, saat ibu masih sangat muda dia sering membicarakan tentang pedang pelindung kepada ibu." kata ibunya
Ziaz yang mendengar itu pun hanya terdiam. Dia pun melihat peta seluruh kerajaan di dunia yang di tinggalkan oleh kakeknya. Kakeknya membuat sebuah tanda kepada kerajaan tertentu.
"Ziaz, apa kau ingin menjadi seperti kakek mu?" tanya ibunya
Ziaz pun tersenyum. "Jika itu perlu maka aku akan menjalankan takdir ini Bu," jawabnya
___
Keesokannya...
Ziaz pamit ke ibunya untuk pergi ke Kerajaan Petir. "Aku pergi dulu Bu," ucapnya
"Berhati hatilah Ziaz, kakek dan ayah mu pasti akan menjagamu dalam menjalankan tugas sebagai ksatria pedang pelindung." ujar ibunya
Ziaz pun pergi sambil tersenyum. Dia pun menaiki kudanya dan pergi ke arah Kerajaan Petir dengan pedang pelindung berwarna biru di pinggangnya.
Saat berada di dekat perbatasan dia melihat desa yang hancur di serang seseorang tadi malam. "Apa yang sedang terjadi disana?" ucapnya
Ziaz pun tidak memberhentikan kudanya. Dia pun bergegas ke Kerajaan Petir sebelum malam hari.
Sore harinya...
Ziaz terus memacu kudanya melewati jalanan berkerikil menuju Kerajaan Petir. Hujan secara tiba tiba mulai turun yang membuat dia terpaksa harus berhenti di sebuah hutan besar di dekat perbatasan Kerajaan Petir.
Saat sedang memberi makan kudanya. Ziaz melihat pedang pelindung miliknya mulai mengedipkan cahaya lagi. "Hmm? Ada apa?" tanyanya
Tiba tiba Ziaz melihat sebuah petir yang menyambar salah satu pohon besar di hutan tersebut. Hal tersebut membuat kuda milik Ziaz ketakutan dan kabur dari sana.
"Hey tunggu! Kau ingin kemana!" ujar Ziaz yang panik
Ziaz pun tidak sanggup mengejar kudanya itu karena angin yang sangat kuat dan hujan yang begitu deras. Namun dia penasaran dengan pohon yang di sambar petir tadi.
"Sialan, pohon ini benar benar besar." ucap Ziaz
Tiba tiba petir kembali menyambar pohon di dekat Ziaz. Pohon tersebut pun tumbang dan jatuh ke tanah. Ziaz pun berhasil menghindar dari batang pohon tersebut yang ingin menimpanya.
"Yang benar saja? Apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Ziaz yang kebingungan
Dia pun mendengar suara seseorang yang sedang menghitung sesuatu. Dia pun penasaran dan pergi ke arah sumber suara itu. Namun saat sampai di sumber suara itu.
Ziaz sangat terkejut karena dia melihat seorang ksatria muda dengan rambut berwarna kuning dan simbol cahaya di bahunya. "Tidak mungkin..." ucapnya
Ksatria itu pun tiba tiba berhenti mengayunkan pedangnya. "Sial, walaupun sudah berapa kali aku mencoba mengeluarkan kekuatan dari pedang ini. Pedang ini tetap saja tidak ingin menuruti perintah ku," ucapnya
Ziaz pun melihat ksatria itu dari balik pepohonan. Namun tiba tiba cahaya pedang pelindung Ziaz kembali menyala. Ziaz pun panik karena dia takut ketahuan.
"Tenanglah," ujar Ziaz
Namun Ziaz melihat pedang pelindung ksatria itu ikut bercahaya dengan warna kuning. Ksatria itu pun melihat sekelilingnya yang membuat Ziaz bersembunyi di balik semak semak dalam keadaan hujan yang sangat deras itu.
"Apa ada seseorang disini?" tanya ksatria itu
Ziaz yang mendengar itu pun hanya diam saja. Namun ksatria itu tau kalau ada seseorang di dekatnya.
"Keluarlah! Aku tidak akan menyakitimu!" ucapnya
Ziaz pun memutuskan untuk keluar dari balik semak semak. Dia pun berjalan ke arah ksatria itu sambil menunjukkan simbol cahaya di bahu kanan miliknya.
Ksatria itu pun terkejut melihat simbol cahaya di bahu kanan Ziaz. Dia pun menyuruh Ziaz untuk berhenti. "Berhenti disana," ujarnya
Ziaz pun berhenti sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. "Aku tidak ada niatan berbuat jahat!" ucap Ziaz
"Dari mana kau berasal! Kenapa kau memiliki simbol cahaya di bahu mu!" tanya ksatria itu
Ziaz pun menurunkan tangannya dengan perlahan. "Karena kita berdua berasal dari keturunan ksatria cahaya..." ujarnya
___ END CHAPTER 3 ___