Semua telah terjadi, imanku rasanya telah kubuang jauh. Berganti Nafsu syahwat yang selama ini selalu kupendam dalam-dalam.
Apakah ini benar-benar keinginanku atau akibat dari sesuatu yang diminumkan paksa kepadaku oleh pria-pria itu tadi.
Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu.
Satu yang pasti, aku semakin menikmati semua ini atas kesadaranku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan Aku
“Kalau gitu goyang yang benar sambil memohon!!” kata lelaki yang merekamku.
“Iyaaa.. aaaahhh... afwaann...” ujarku sambil mempercepat gerakan pant4tku kembali.
“Aaahhh.. Iya gitu yang bin4l ukhti.. Mem3kmu terasa hangat dan sempit...” ujar lelaki gondrong dibelakangku sambil merem melek keenakan.
“Aaahh... Mas... Aaahhh.. Aku mau kont*l mas... Aaahhh.. Aku mau kont*l...” ujarku sambil semakin mempercepat gerakannya.
Tiba-tiba lelaki itu melepas batang pensilnya dan berganti antrian selanjutnya.
Tanpa disuruh kali ini aku yang memasangkan sendiri pensil lelaki yang terlihat kurus kering berkepala gundul seperti pengguna narkob4 ini.
Setelah tertancap sempurna aku bergerak maju mundur agar pensil itu bisa menggaruk bagian dalam vagin4ku yang gatal.
“Oohhh.. Enak.. Enakkk.. Ssshhh…” desisku semakin menggila.
“Gila obat lu efeknya. Bisa bikin ukhti alim gini jadi wanita kecanduan kont*l,” puji lelaki kurus kering berkepala gundul ini.
Kali ini aku tidak berjuang sendirian. Lelaki kurus itu turut menggerakkan pinggulnya menyetubvhiku. Kedua pant4tku dipegangnya dan dia begitu menikmati.
Apalagi vagin4ku sudah berlendir amat banyak sehingga memudahkan semua batang pensil disana menyetubvhiku.
Rasanya begitu nikmat saat vagin4ku kembali terbelah maksimal oleh sebuah batang pensil.
Kedua pertemuan kel4min haram kami terasa begitu memabukkan saat saling bertemu satu sama lain. Ukuran pensilnya terasa begitu pas di dalam.
Padahal tadinya begitu sakit waktu pertama kalinya masuk ke dalam kemalu4nku.
Apakah lubang kel4minku semakin longgar karena telah dimasuki beberapa bentuk dan ukuran.
Entahlah.
..."plok plok plok plok"...
Suara pertemuan kedua kel4min kami.
“Aahhhh.. Uuhhh.. Mas... Sshhh….” desahku begitu lantang saat ini sambil mempertahankan posisi menungging yang terus disodoknya dari belakang.
“Enak ya? Kenceng banget desahan lu…” kata si lelaki kurus sambil terus menyodok vagin4ku.
“Iyaaahhh.. Aaahhh... Aku keluar massss,” kataku sambil kurasakan tubuhku menggeliat begitu liar.
Lelaki itu tiba-tiba mencabut pensilnya dan memberikan kesempatan bagiku untuk kembali muncrat untuk kedua kalinya.
Pant4tku menegang dan semakin naik. Tubuhku bergetar hebat tak karuan dan bergerak begitu liar. Rasanya, dari dalam kemaluanku akan tumpah cairan yang sudah kutahan selama puluhan tahun selama hidupku
“Aaaahhh.. Aaaahhhh keluarrrr...” kataku sambil mencengkeram meja tempatku ditunggingkan.
..."Sreettt creeetttt creeettttt"...
aku pun keluar terkenc1ng-kenc1ng untuk kedua kalinya malam ini.
Cairan itu muncrat begitu banyak dari dalam kemalu4nku. Seketika tercium aroma khas cairanku di ruangan pengap ini.
Tubuhku masih kejang dan kedutan saat ini. Tetapi mereka tak peduli karena waktu yang diberikan untuk menyetubuhiku hanya 3 menit.
Lelaki berikutnya sudah bersiap tuk memasukkan pensilnya.
Kali ini seorang pria gemuk tengah melucuti celan4nya. Tubuhku dirubah posisinya dari menungging menjadi rebahan di atas meja.
Kedua kakiku dibukanya lebar. Nampaknya aku akan disetubvhi dengan menghadap kearah pemuda-pemuda itu. Kuhitung masih 12 kepala yang masih mengantri untuk menyetubulvhiku.
Pandanganku tak lama menatap kearah wajah para lelaki yang sedang mengantri itu. Karena di hadapanku seorang lelaki gemuk sedang mengarahkan kemalu4nnya ke lubang vagin4ku.
Ukuran pensilnya tidak seperti pria-pria sebelumnya yang terlihat panjang. Pensil lelaki di hadapanku ini terlihat tidak panjang mungkin hanya sekitar 7 cm saja tetapi bentuknya cukup tebal dengan kepala yang besar.
Lelaki gemuk itu mulai memasukkan pensilnya ke dalam kemalu4nku. Perlahan benda tumpul itu membelah vagin4ku.
“Aahhh…” desahku perlahan saat vagin4ku kembali dibelah oleh sebuah batang pensil.
Lelaki itu mulai menyetubvhiku begitu bernafsv. Gerakannya begitu cepat dan terkesan terburu-buru. Jujur saja kenikmatannya tidaklah sama dengan pensil-pensil panjang sebelumnya.
Tetapi aku tidak bisa protes dan mengeluh saat ini. Aku mencoba menikmati disetubvhi olehnya, walau gesekan yang kurasakan tidaklah begitu terasa.
“Arrrggghh janc*k.. Gue keluarrr....” pekik lelaki itu tiba-tiba membuatku terkejut.
Dia benamkan dalam-dalam pensil kecilnya ke dalam vagin4ku. Aku sampai terkejut karena ini kedua kalinya rahimku menampung sperm4 lelaki.
Rasanya begitu hangat dan kental di dalam rahimku. Setelah seluruh sperm4nya ia tumpahkan ke rahimku. aroma menjijikkan seketika tercium di ruangan ini mengalahkan aroma cairanku tadi.
Setelah ia cabut dari kemalu4nku, sperm4nya tumpah keluar dan meluber mengenai meja tempatku disetubvhinya.
Kakiku masih kubiarkan mengangk4ng di hadapan para anggota geng motor itu.
Terlihat sekali betapa leceknya vagin4ku malam ini setelah dihajar beberapa pensil dalam semalam. Tetapi bukan itu yang kutakutkan saat ini.
Aku langsung berpikir, Bagaimana jika aku benar-benar hamil akibat disetubvhi mereka?
Aku benar-benar menjadi seorang wanita yang tidak suci lagi malam ini.
Lelaki gemuk itu terlihat begitu puas. Sekilas kulihat pensilnya semakin mengecil saja, bahkan hanya terlihat kepalanya saja.
Ia kembali mengenakan celananya dan keluar dari antrian.
“Cvk.. kok udah keluar lu?” ejek kawan-kawannya.
“Lah, bego, malah lu keluarin di dalam. Harusnya gue aja yang boleh crvt di mem3knya,” ujar Si Boss.
“Eehhh sorry Boss, gue ga bisa nahan sama cewek spek bidadari surga gini. Heheheh,” ujar lelaki gemuk itu sambil cengengesan.
“Tol*lll.. Keluar kok cepet bener.. Yaudahlah mo gimana lagi, kalian boleh deh luberin di dalam mem3knya,” kata si Boss mengubah peraturannya.
“Aseeekkkkk…” ujar para anggota geng motor serempak.
Aku dengar dengan jelas ucapan boss mereka yang mengijinkan para anggotanya untuk menanamkan sperm4nya ke dalam rahimku.
Hancur sudah statusku sebagai seorang muslimah yang seharusnya menjaga diri. Seorang lelaki sudah tersenyum mesum kearahku.
Lelaki berwajah sangar lainnya. Rambutnya keriting dan berantakan dan ia sudah bertelanjang dada. Perutnya six pack dengan dadanya yang bidang. Sungguh lelaki ini begitu atletis dan terlihat kuat. Bahkan aku sampai menelan ludah memandangi tubuh atletis yang pensilnya mengacung tegak itu.
“Astaghfirullah apa yang kupikirkan..,” kataku dalam hati.
“Sudah gak sabar ya sayang? Mem3kmu sampai ngos-ngosan gitu. Heheheheh…” godanya sambil membentangkan kedua kakiku semakin lebar.
Ya, seperti yang kubilang tadi.
Terlihat sekali betapa leceknya vagin4ku saat ini setelah dihajar beberapa pensil mereka. Ditambah lagi cairan kental lelaki gemuk tadi masih menempel pada vagin4ku membuatnya tidak nampak cantik sama sekali.
Tetapi lelaki itu seakan tidak peduli ada sperm4 temannya yang masih menempel. Ia begitu bernafsu menatap kemalu4nku dan tak sabar menceploskan batang kejantanannya ke vagin4ku.
Aku kembali akan disetubvhi oleh orang ke... Entahlah aku sudah lupa tidak menghitung jumlahnya.
Pensil panjang lelaki itu kembali akan mengoyak imanku. Menjadikanku hamba penyembah syahwat dan birahi.
Menjadikan muslimah bercadar seperti diriku menjadi hamba penyembah batang lelaki. Aku hanya memandangi dengan pasrah saat vagin4ku kembali dijejali sebatang kemalu4n lelaki.
Perlahan pensil itu membelah bibir kemalu4nku.
“Aahhhhh….” desahku nakal.
Terasa begitu mantab membelah vagin4ku. Sekarang aku bisa memandang lawan mainku. Aku tak ragu melihat lelaki atletis ini menikmati jepitan kemalu4nku.
Berbeda dengan lelaki gemuk tadi yang sebagian besar kulayani dengan memejamkan mata. Kali ini sungguh berbeda, aku ingin melihat lelaki di hadapanku terpuaskan dengan tubuhku.
Batangnya sudah bersarang di dalam rahimku. Sodokannya begitu mentok hingga bagian terdalam dari vagin4ku.
Suara kami saling beradu nikmat, saling mendesah menikmati pertemuan haram kemalu4n kami.
“Ohhh.. Mas... Ouhhh... Aaahh....” Aku terus mendesah dihujani batang kekar itu.
“Mem3kmu juga enak mbak... Pantesan aja si Bagong langsung cr*t,” ujarnya sambil menyebut nama temannya yang gemuk tadi.
Tanpa sadar kakiku kubuka semakin lebar. Seolah mempersilakan dengan ikhlas lelaki di hadapanku untuk menyetubvhiku sepuasnya.
Kemalu4n kami terus beradu, dan saling menggesek satu sama lain. Memberikan sensasi tak tergantikan, dosa ternikmat di dunia ini.
Hingga tanpa sadar 3 menit telah berlalu begitu cepat, memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk mencicipi jepitan vagin4ku. Aku sedikit kecewa karena aku belum puas dengan pensil pria atletis itu.
Oleh orang berikutnya, yang tidak sempat kuperhatikan bentuk tubuh serta wajahnya, tubuhku kembali ditunggingkan diatas meja, memamerkan bongkahan pant4tku yang putih mulus dihadapan para lelaki disana.
Tanpa berlama-lama lelaki itu menyetubvhiku dengan terburu-buru. Gerakannya begitu cepat mengoyak kemalu4nku. Tubuhku bahkan sampai tersentak-sentak akibat tumbukan tubuhnya yang begitu kuat mendorong tubuhku.
Sepertinya ia sudah sangat bernafsv karena mengantri cukup lama agar bisa beradu kel4min denganku.
“Aahhh.. Aahhhh.. Aaahhh... Ouuhhh…” lenguhku menikmati batangnya.
Aku terus menungging saat disetubvhinya. Tampak sekali betapa rela diriku ini disetubvhi oleh mereka. Tanpa ada paksaan, tanpa ada penolakan.
Tumbukan pensilnya semakin kuat menghajar vagin4ku. Memberikan kenikmatan berzin4 yang selama ini selalu kutentang.
“Aarrgggghh... Sorry Boss gue juga gak kuat,” kudengar ia mengerang hebat dan batangnya berkedut di dalam vagin4ku.
Benar saja, kembali rahimku disiram oleh sperm4. Kali ini lebih banyak dari sebelumnya. Rasanya begitu hangat, lengket dan sedikit perih.
Mungkin karena dinding vagin4ku sudah lecet setelah melayani sebagian anggota geng motor itu.
Setelah lelaki itu puas memberikan sperm4nya pada rahimku, ia berikan tubuhku kepada antrian selanjutnya.
Begitu seterusnya hingga aku melayani orang di antrian terakhir. Kalau aku tidak salah ingat, ada 5 orang yang telah menumpahkan sperm4nya ke dalam vagin5ku. Tanpa ada keraguan untuk menghamiliku.