Menceritakan tentang seorang gadis cantik yang bernama Lala, harus mengandung karena hubungan terlarang dengan seorang jin muda yang sejak kecil menyukainya.
Berawal dari kebiasaan jorok Lala, hingga sosok jin muda yang menyukainya dan merubah wujudnya menjadi tampan saat setiap bertemu Lala meskipun warna matanya merah dan memiliki tanduk di kepalanya.
Bagaimana kisah selanjutnya?ikuti kisah selanjutnya ya🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Lala Dan Firr
Setelah beberapa saat termenung, Lala merasakan gelombang simpati yang kuat membanjiri hatinya. Ia membayangkan penderitaan keluarga Firr yang terkurung di antara dua dunia, terjebak dalam kutukan yang tak berujung. Bayangan wajah-wajah pucat dan mata yang penuh harap itu terus terbayang di benaknya. Rasa jijik dan takut yang sempat menguasainya mulai mereda, digantikan oleh rasa iba dan tanggung jawab yang besar. Ia menyadari bahwa pilihannya bukan hanya tentang dirinya sendiri, tetapi juga tentang nasib sebuah keluarga yang tak berdosa.
Dengan napas yang dalam, Lala menatap Firr. "Baiklah," katanya, suaranya terdengar lemah namun mantap. "Aku setuju."
Firr tertegun sejenak, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Kemudian, senyum tipis namun penuh syukur terukir di wajahnya. "Terima kasih, Lala," katanya, suaranya bergetar karena emosi. "Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini."
Lala mengangguk, matanya berkaca-kaca. Ia tahu bahwa keputusannya ini akan membawa konsekuensi yang besar, baik secara fisik maupun emosional. Namun, ia merasa bahwa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Ia ingin membantu keluarga Firr, terlepas dari rasa jijik dan takut yang masih sedikit tersisa di hatinya.
Firr mendekati Lala, langkahnya hati-hati dan penuh hormat. Ia meraih tangan Lala, sentuhannya dingin namun terasa menenangkan. Lala merasakan getaran halus mengalir dari ujung jari Firr hingga ke seluruh tubuhnya. Suasana di ruangan itu terasa hening, hanya diiringi oleh detak jantung mereka berdua yang berdebar-debar.
Firr menatap mata Lala dengan penuh kasih sayang dan rasa syukur. "Aku akan selalu mengingat kebaikanmu ini, Lala," katanya lagi, suaranya lembut dan penuh emosi. "Aku berjanji, aku akan selalu menjagamu."
Lala mengangguk lagi, matanya tertuju pada keluarga Firr yang masih terkurung dalam sangkar kristal. Ia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan. Namun, dengan keputusan yang telah diambilnya, ia merasa memiliki kekuatan baru, kekuatan untuk menghadapi segala rintangan demi membebaskan keluarga Firr dan menebus kesalahan Firr di masa lalu. Perjalanan mereka menuju pembebasan keluarga Firr dan penebusan dosa Firr telah dimulai, dengan sebuah ikatan baru yang terjalin di antara mereka, sebuah ikatan yang lahir dari rasa iba, tanggung jawab, dan mungki sebuah benih cinta yang tak terduga. Petualangan mereka masih jauh dari selesai.
"Mari ikut bersamaku di kamarku Lala"ucap Firr seraya menyentuh tangan Lala
Sesampainya di kamar yang bernuansa mewah dan berhiaskan emas, Firr menyampaikan perasaannya tersebut
"Lala aku menyukaimu"ucap Firr
"Aku juga menyukaimu Firr"balas Lala
Lalu kemudian Firr juga menyampaikan dirinya adalah seorang pangeran
"Lala sebenarnya aku ini adalah seorang pangeran"kata Firr
"Pangeran?"ulang Lala
Firr mengangguk membenarkan ucapan Lala."Aku juga menyukaimu pangeran"ucap Lala
Lala tersenyum, matanya berbinar. Pengakuan Firr sebagai seorang pangeran terasa seperti dongeng yang menjadi nyata. Namun, di balik kegembiraan itu, ada rasa khawatir yang mulai muncul. Kehidupan seorang pangeran pastilah sangat berbeda dari kehidupan seorang siswi SMA biasa seperti dirinya.
Lala menggigit bibir bawahnya, pikirannya berputar cepat. Kemewahan kamar Firr, yang sebelumnya hanya membuatnya kagum, kini terasa memberatkan. Ia membayangkan kehidupan istana: protokol ketat, intrik politik, dan tekanan publik. Dunia itu terasa sangat jauh dari kehidupannya yang sederhana.
"Pangeran" katanya, suaranya sedikit ragu, "aku… aku bahagia kamu menyukaiku, dan aku juga menyukaimu. Tapi…" Ia berhenti, mencari kata-kata yang tepat. "Kehidupan kita sangat berbeda. Aku hanya seorang siswi SMA biasa. Aku tidak tahu apa-apa tentang kehidupan di istana."
Firr meraih tangan Lala, jemarinya yang panjang dan ramping menenangkan. "Aku tahu," katanya lembut. "Itulah mengapa aku ragu untuk mengatakannya. Aku takut perbedaan kita akan menjadi penghalang."
Ia menatap mata Lala dengan penuh harap. "Tapi aku sungguh-sungguh menyukaimu, Lala. Lebih dari sekadar suka. Aku ingin menghabiskan hidupku bersamamu."
Lala terharu dengan kejujuran Firr. Ia melihat ketulusan di mata pangeran muda itu. Namun, keraguannya masih ada. Ia tidak ingin menjadi beban bagi Firr, atau menjadi penghalang bagi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pangeran.
"Bagaimana dengan kerajaan keluargamu?" tanya Lala, suaranya masih sedikit ragu. "Keluargamu… mereka pasti akan keberatan."
Firr menghela napas panjang. "Keluargaku… rumit," katanya. "Ada perselisihan di antara mereka. Aku melarikan diri untuk menghindari konflik itu. Aku tidak ingin terlibat dalam perebutan kekuasaan."
Ia mendekatkan wajahnya ke Lala, matanya menatap dalam ke mata Lala. "Tapi aku berjanji, Lala, aku akan melakukan apa pun untuk kita. Aku akan mencoba untuk menyelesaikan masalah di kerajaan keluargaku, agar kita bisa bersama."
Lala terdiam sejenak, menimbang-nimbang kata-kata Firr. Ia melihat tekad dan kesungguhan di mata Firr. Ia tahu bahwa hubungan mereka akan penuh tantangan, namun ia juga merasa bahwa cintanya kepada Firr akan memberinya kekuatan untuk menghadapi semua itu.
"Baiklah, pangeran," kata Lala, suaranya mantap. "Aku akan memberimu kesempatan. Tapi kita harus menghadapi ini bersama-sama. Aku tidak ingin menjadi beban bagimu, dan aku juga tidak ingin kamu meninggalkan tanggung jawabmu sebagai seorang pangeran."
Firr tersenyum lega, senyum yang tulus dan penuh syukur. Ia menarik Lala ke dalam pelukannya, merasakan kehangatan tubuh Lala yang menenangkan. Mereka berdua tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan. Namun, dengan cinta sebagai pedoman, mereka siap untuk menghadapi apa pun yang datang. Kisah cinta mereka, kisah cinta seorang pangeran dan seorang siswi SMA, baru saja dimulai.Dan petualangan mereka akan segera berlanjut.