Semua orang pasti memiliki pernikahan impiannya, begitu pula dengan Kaila Sasmita.
Seorang gadis cantik yang harus merelakan pernikahan impiannya yang sudah di depan mata hancur lebur berganti dengan rasa sakit yang teramat dalam. Pria yang di cintainya selama beberapa tahun belakangan ini nyatanya dengan tega bermain di belakangnya, dan lebih sialnya wanita itu tak lain adalah saudaranya sendiri. Di tengah rasa sakit hatinya, Kaila bertemu dengan seorang Brian Davis yang tiba-tiba saja menawarkan sebuah hubungan karena juga mengalami hal yang serupa.
Ingin hubungan yang normal seperti lainnya, namun apakah semua itu bisa sedangkan hubungan mereka saja berawal dari sebuah sandiwara.
*****
Bisakah hubungan Kaila dan Brian bertahan untuk selamanya? akankah kisah mereka berakhir dengan hubungan yang sebenarnya? Ikuti kisah pernikahan penuh drama dari Kaila dan Brian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet
Isabela merasa kesal, tangannya terkepal erat untuk melampiaskan amarahnya, bahkan dia menghentakkan kakinya beberapa kali saat pergi dari depan kamar yang di tempati oleh Brian. Sudah susah payah mencari alasan agar bisa pergi dari Lucas dan orangtuanya eh saat membuka pintu kamar yang terlihat adalah sebuah pemandangan yang membuat hatinya sakit dan kesal. Bagiamana tidak ... dia melihat Brian dan Kaila yang masih tertidur lelap dan posisi saling berpelukan ... cemburu? tentu saja, karena sejatinya di lubuk hatinya masih ada nama Brian yang tersimpan di dalamnya, hanya rasa cintanya kemarin-kemarin kalah dengan hawa nafsu. Tapi dulu saat masih bersama dengan Isabela, Brian tak pernah melakukan hal ini, pernah suatu hari Isabela sakit dan dia minta tidur di peluk sama Brian, tapi apa yang terjadi ... Brian hanya duduk di kursi yang di letakkannya di samping tempat tidur dan menggenggam tangan Isabela sampai wanita itu terlelap.
Baru melihat begitu saja sudah merasa seperti kebakaran jenggot ... hei wahai Isabela, bahkan yang kamu lakukan dengan Lucas lebih dari itu dan Brian melihatnya langsung, pasti sudah kebayangkan gimana sakitnya.
Begitu Isabela pergi dari depan kamar Brian, tak berselang lama tante Wanda juga datang untuk melihat kondisi Brian, namun mereka mengurungkannya.
"Mereka so sweet banget ya pa." kata tante Wanda tersenyum dengan mata menatap kearah dua orang yang masih asik dengan tidurnya.
"Iya ma." jawab om Andreas dengan pandangan yang sama seperti istrinya. "Semoga Kaila bisa menjadi penawar rasa sepi yang Brian rasakan sejak kematian kak Gina." kayanya. "Ayo kita pergi dari sini ma, biarin mereka istirahat." sambungnya dan tante Wanda pun menurut.
Tante Wanda tak lupa menutup pintu dengan perlahan agar tak mengganggu tidur Brian juga Kaila.
❤️
"Bagaimana keadaan Brian Wan?" tanya nenek Rosa begitu melihat kehadiran anak dan menantunya.
"Belum tau Bu, soalnya aku sama mas Andreas gak jadi masuk." jawab tante Wanda.
"Loh kenapa?" tanya kakek Bili yang jadi penasaran.
"Brian sama Kailanya lagi tidur yah, takutnya nanti malah ganggu." jawab om Andreas.
"Iya biarkan mereka istirahat." sahut nenek Rosa. "Brian biar bisa lekas sembuh dan Kaila pasti juga capek ngerawat Brian dari semalam." sambungnya lagi dengan pengertian.
Tak tau saja di ujung sofa ada Isabela yang merasa sangat kesal saat ini, begitu pula ibu Yesi ... beliau merasa iri karena dengan mudahnya Kaila di terima jeng keluarga itu sedangkan dirinya ... heh boro-boro di terima, di peduliin aja enggak.
"Kenapa wajahnya di tekuk gitu? Cemburu?" tanya Lucas dengan suara lirih atau lebih tepatnya berbisik agar tak ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua.
"Apaan sih." sahut Isabela dengan acuh tak acuh.
"Jangan kamu pikir aku gak tau apa yang kamu katakan sama Brian pas di dapur Bel." lirih Lucas kembali yang membuat Isabela langsung menoleh kearahnya dengan mata yang melotot sangking kagetnya. "Jangan macam-macam Isabela, atau aku akan membuat hidupmu menderita." sambungnya dengan kata tersirat penuh ancaman.
"Kalian kenapa dari tadi bisik-bisik?" tanya papi Ferdian pada anak sambungnya dan membuat semuanya refleks menatap ke arah Lucas juga Isabela.
"Oh ini pi, Isabela ngerasa jenuh aja di vila dari kemarin." jawab Lucas yang tentu saja mengatakan sebuah kebohongan.
"Kalau ingin keluar, ya keluar aja ... gak apa-apa, lagian ada banyak orang yang jaga jika ada apa-apa sama Brian." kata nenek Rosa dengan bijak. "Lagian niat kita kesini selain supaya bisa mengakrabkan diri antara yang satu dengan yang lain juga mau liburan." sambungnya. "Kalian kalau mau keluar juga gak apa-apa?" imbuhnya dengan mantap satu persatu anak dan cucu serta menantunya.
"Kami di vila aja nek, masak mau jalan-jalan sedangkan kak Brian masih sakit." sahut Rafael, kekasih dari Natalia. "Lagian kita juga masih bisa quality time meskipun tak pergi keluar." sambungnya lagi.
Berbeda dengan Rafael, tanpa banyak kata Lucas langsung berpamitan dan menarik tangan Isabela agar pergi dari dari sana. Pria itu membawa sang kekasih menggunakan mobilnya. Dengan kecepatan sedang mobil yang mereka tumpangi menyelusuri jalan yang di kiri dan kanannya penuh dengan pepohonan hingga Lucas mengentikan mobilnya ketika sampai di sebuah penginapan yang tak jauh dari vila.
"Luc, kenapa kita kesini?" tanya Isabela setelah turun dari mobil dan berjalan mengikuti langkah Lucas yang sudah di depan.
Mendengar pertanyaan dari Isabela, Lucas pun langsung menghentikan langkahnya dan menunggu hingga Isabela sudah berada di sampingnya.
"Aku ingin memakanmu." bisik Lucas. "Bukannya beberapa hari ini kita tak melakukannya baby." sambungnya dengan kelingan nakal dari matanya.
Sekesal-kesalnya Isabela, semarah-marahnya dia ... tak akan pernah mampu untuk menolak kepuasan yang satu itu. Dia memang semurahan itu.
Dengan begitu tak sabarannya Lucas langsung menyerang Isabela begitu pintu kamar mereka terbuka. Bahkan dengan. tergesa-gesa dirinya menguncinya pintunya kembali seolah tak akan ada waktu lagi untuk melakukan hal yang dia inginkan.
"Kamu tak akan pernah bisa lepas dariku Isabela ... tak akan pernah bisa." bisik Lucas di sela-sela pergulatan panas mereka.
Entah karena sudah beberapa hari tak melakukannya atau karena merasa cemburu sebab Isabela masih menyimpan rasa untuk Brian, kali ini Lucas melakukannya dengan menggebu bahkan cenderung kasar sehingga membuat Isabela yang bisanya bisa mengimbanginya permainan mereka menjadi kuwalahan.
❤️
Brian yang baru saja membuka matanya merasakan jantungnya berdebar sangat kencang kala mendapati wajah Kaila yang begitu dekat dengannya apalagi jika melihat posisi tidur mereka saat ini.
"Cantik." gumam Brian mengagumi wajah ayu di hadapannya. "Sepertinya aku sudah jatuh cinta padamu." sambungnya dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
Melihat kelopak mata Kaila yang mulai bergerak, membuat Brian langsung buru-buru menutup kedua matanya. Pria itu ingin tau apa yang akan di lakukan Kaila.
Begitu membuka mata, Kaila menghela nafasnya dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan.
"Tenang Kaila ... tenang." lirihnya. Tak jauh dari apa yang di rasakan oleh Brian, karena Kaila pun merasakannya.
"Tampan." satu kata yang terucap kala Kaila memandang wajah Brian.
Brian yang memang sudah bangun harus menahan dirinya agar tak tersenyum kala mendengar kalimat pujian dari bibir Kaila. Padahal selama ini banyak yang mengatakan hal serupa padanya namun rasanya sungguh sangat berbeda. Jika biasanya dirinya akan merasa muak mendengarnya, tapi begitu Kaila yang berkata hatinya jadi berbunga-bunga.
Tangan Kaila kemudian menyentuh kening Brian untuk memastikan kondisi pria tersebut.
"Untunglah panasnya sudah turun." gumam Kaila dengan perasan yang lega begitu merasa kening Brian sudah tak sepanas semalam, hanya masih sedikit hangat saja.