Seorang gadis bernama ayu yang telah di tinggal pergi oleh ibunya untuk selamanya,dia memiliki dua orang adik yang harus di asuh nya sedangkan ayah nya sudah tidak memperdulikan mereka lagi semenjak ibunya sakit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrioktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari kerja
Dengan langkah lesu aku melangkah kan kakiku menuju kedai Bu inem yg tak berapa jauh dari rumahku.
Alhamdulillah kedai Bu inem masih sepi belum ada pembelinya yg datang ucapku dalam hati.
"Bu,Bu inem.."panggilku agak kuat karena dia tak kulihat di dalam kedainya.
"Yaaa,entar" teriak Bu inem dari dalam.
"Apa yu?mau bayar hutang ya",sahut Bu inem sambil keluar dari dalam.rumahnya.
"Tidak Bu ,saya mau bon beras lagi 1 liter sama telur 4 butir aja "jawab ku sambil tertunduk.
"Owalah yuk...yuk yg kemarin aja belum bayar sedikitpun ini mau nambah lagi gimana ceritanya,"ucap Bu inem sambil melengos melihatku
"Iy Bu Nanti secepatnya saya bayar" ucapku.
"Iya tapi kapan saya pun perlu modal tuk diputar ,kalau begini terus bisa tutup warung saya "jelas Bu inem sambil melihatkan wajah kesalnya.
"Jadi Bu bisa saya ambil beras satu liter aja" melas ku.
"Maaf ya yuk tak bisa nanti kalau udah di bayar baru bisa ibu kasi ",jelas Bu inem.
"Oh,ya udahlah Bu" ucapku sambil keluar dari kede Bu inem dgn hati yg kalut.
"Heem..,"sahut Bu inem.
"Duh gimana ini ,"rasanya ingin aku menjerit sekuat -kuat menggeluarkan uneg-uneg di kepalaku
Tak jauh dari kede Bu inem ada sepasang mata lelaki hitam manis memperhatikan aku dari sepeda motornya.
Lalu dia menghampiri ku sambil menjalankan pelan sepeda motornya.
"Yu..,"tegur bang Dino.
Iy pemuda itu bernama Dino setiawan pemuda yg baik dan sopan dan diam-diam menyukai ku.
Tapi aku sadar dengan kondisiku wanita miskin yg tak berpendidikan tinggi dari wanita penyakitan.
"Eh..iya bang Dino mau kemana ?"sahutku basi basi.
"Ini Abang mau berangkat kerja,tadi Abang lihat Ayu dari kede Bu inem tapi kok tak ada belanjaan nya" ujarnya sambil melihat ke arah tanganku.
Dengan wajah binggung akupun menjawab "iya bang tadi uangnya ketinggalan dirumah lupa ayu bawanya "bohongku.
"Owh..,gitu ",ujarnya.
"Iya bang" jawabku sambil senyum terpaksa.
Tak lama dia menggeluarkan dompet dan menggambil uang lembaran seratus ribu dan menyerahkan padaku.
"Yu..,pakai uang ini aja dulu dari pada bolak balik kerumah kan capek "ucap bang Dino sambil menyerahkan uang tersebut.
Dengan tersenyum akupun menolak dengan lembut kebaikannya.
"Maaf bang tak usah ,biar nanti ayu balik aja lagi ke kede Bu inem" jelasku.
"Udah tak apa yu ambil aja uang ini ,nanti waktu jumpa lagi bisa kamu kembalikan" jelasnya.
"Tak usah bang , makasih" ucapku.
"Oh Ya bang ayu duluan iya ,mau buru-buru"
.
Lalu aku melangkah meninggalkan bang Dino yg masih terpaku di atas sepeda motornya.
Ku tatap kepergian ayu dengan perasaan sedih,kudengar semua percakapan dia dengan Bu inem di kede tadi.
Tapi dia bersikeras tak mau menggambil uang yg ku berikan.
**********
Dino setiawan
Aku di pindah tugaskan oleh perusahaan ku di sebuah kota yg terlalu besar ,dan di kota itu juga tempat tanteku tinggal bersama kedua anaknya.
Suami tanteku sudah wafat 5 tahun yg lalu karena kecelakaan waktu pulang dari dinas luar kota.
Karena bertepatan aku ditugaskan di kota yg sama dgn tempat tinggal tanteku makanya aku tinggal di rumahnya.kata Tante sayang uang nya bagus di tabung.
Setelah beberapa hari aku tinggal di sana, tanpa sengaja aku melihat gadis manis berkulit kuning Langsat memakai baju merah keluar dari rumah Tante dgn tersenyum tipis menyapaku.
Tanpa ku pungkiri aku terpana dengan senyumannya itu,aku langsung menghampiri Tante susi di dapur yg lagi mempersiapkan makan malam untuk kami.
"Tan..,itu cewek yg keluar dari rumah kita tadi siapa "tanyaku.
"Yang mana din,"kata Tante sambil melanjutkan pekerjaannya.
"Itu lho Tan,yg pakai baju merah yg barusan aja keluar "
.
"Oh itu si ayu anaknya Bu Wulan ",sahut Tante.
"Ngapain dia kesini Tan ",tanyaku lagi.
"Antar baju setrikaan Tante,ibunya ambil upahan setrikaan jadi dia yg antar,"jelas Tante.
"Kenapa din,kok jadi kepo gitu" senyum Tante.
"Eh..,tak apa-apa Tan penasaran "aja ucapku asal.
Tante Ira pun geleng-geleng kepala sambil tersenyum meninggalkan ku.
Seiring berjalannya waktu aku penasaran dgn gadis manis nan lemah lembut bernama si ayu.
Setiap saat ku pantau dia dari kejauhan rasanya tak nampak dia 1 hari macam ada yg kurang dalam hidup ini.
Tapi aku takut mendekatinya ,aku takut dia tak nyaman dan menjauhi ku.
Biarlah ku pendam rasa ini sampai waktunya tiba nanti.
*"""**""****
Ayu
"Gimana ini ..,kasian si nina belum makan dari tadi malam gimana caraku mendapatkan uang."kata ku frustasi
"Akan ku coba ke rumah Bu Tuti aja dulu"
.
Tok..tok..,
"Assalamualaikum Bu ,Bu Tuti "panggil ku sambil mengetuk pintu,
"Waalaikum salam,"sahutnya dari dalam.
"Ada apa ya yuk ? Ada perlu apa sama ibu" ,tanya Bu Tuti.
"Bu ada kerjaan di rumah ibu entah nyuci ,setrika atau apalah itu bu saya butuh kerjaan untuk hari ini aja dan butuh uang sekarang untuk beli beras Bu ",mohon ku.
"Aduh .., maaf ya yuk kayaknya saya belum butuh lah ,lagian saya pun belum ada uang untuk membayar mu,ibu mohon maaf ya yuk."
Kata Bu Tuti sambil menatap iba
"Iya Bu tak apa -apa,saya permisi dulu ya Bu."
Ku melangkah dari pintu ke pintu mencari pekerjaan
Aku berupaya supaya hari ini kami bisa makan , bagaimana pun caranya.
"Bismillah,semoga Bu Ani bisa membantuku ini yg terakhir." Kata ku menyemangati diri ku sendiri
"Assalamualaikum Bu ,Bu Ani "ucap ku memberi salam
"Waalaikum salam" sahutnya ,
"Ada apa yu" tanyanya.
"Bu ada tidak pekerjaan yg bisa ayu bantu nyuci atau setrika ayu butuh uang untuk beli beras Bu ,"ucapku mengiba .
"Ayu perlu beras ini ibu kasi aja ya ,"ucapnya .
"Tak usah Bu ",tolak ku halus .
"Ayu hanya perlu kerjaan Bu nanti gajinya bisa ayu belanjakan "ucapku memohon
"Ya udah kalau itu kemauan mu,itu ada cucian di keranjang kamu cuci nanti kalau udah selesai kamu saya kasi upah" ucap Bu Ani.
"Alhamdulillah .., "makasih Bu ucapku sambil memegang tangan nya,
Dan tanpa buang waktu ku cuci pakaian yang di tunjuk oleh Bu Ani tadi.
Setelah selesai akupun melangkah pulang dan menuju ke warung untuk membeli nasi 1 bungkus untuk si Nina
Karena nunggu masak kelamaan kasian dia udah kelaparan dari tadi.
Dan sisanya uangnya ku belikan beras dan telur untuk nanti malam kami masak.
Dengan semangat ku langkahkan kaki ku pulang ke rumah dengan menenteng belanjaan dan membayangkan adikku Nina makan dengan lahap nya.
Sebelum sampai ke dalam kerumah ku dengar teriakan Rio dari dalam kamar bunda.
Aku pun bergegas lari dan masuk dalam perasaan kalut.
Bagaikan di hantam palu besar dada ku begitu sakit menyaksikan Rio menangis sambil memeluk tubuh ringkih yg terbaring kaku di tempat tidur tanpa bergerak lagi.