Aku Sangat Membencimu Ayah
"Bunda .....,bangun Bunda jangan tinggal kan kami Bunda" Rio menjerit histeris dari kamar bunda kami .
Aku pun berlari kencang biar sampai ke dalam rumah dan ku letakkan saja bahan belanjaan tadi di atas meja dgn sembarangan.
"Rio....,ada apa ,Rio ..!,"aku menjerit memanggil nama rio yg terus menangis dan memeluk tubuh bunda kami yg sudah tak bergerak lagi.
"Kak ayu ...bunda kak ,bunda sudah tak bergerak lagi ,"ratap Rio sambil menggoyangkan tubuh ibu kami .
Bagai di sambar petir aku pun terpaku di tempat ku berdiri.
"Tidak ,tidak mungkin kan Rio, ibu hanya tidur ajakan Yo," kata ku sambil berlutut dan memeluk Nina si bungsu kami .
"Tidak kak bunda ,bunda udah tak ada lagi,"kata Rio terbata bata
"Hu..hu..hu.." Rio menangis sejadi jadinya.
Dunia ku rasanya gelap seketika ,dan tulang - tulang di tubuhku mau lepas mendengar berita yg mengejutkan ku
"Ayah mana Rio ,ayah mana !," aku berteriak sama Rio sambil mengguncang tubuhnya.
"Aku tak tau kak ,pas Rio pulang ayah tak ada di rumah, hu...hu...hu.."kata Rio sambil menangis.
Aku pun menangis meraung di depan jenazah bunda ku ,"ya Allah kenapa cepat kau ambil bundaku huhu..huhu..,"ayu menangis di sesenggukan di samping jenazah bundanya.
Dengan tiba - tiba ayu berdiri .menghapus air matanya ",Rio tolong kau jaga Nina kakak mau mencari ayah dulu ",
Ayu pun berlari tanpa perduli jeritan Rio dan Nina
"Kakak ...,kak ayu ..kakak," jerit mereka berdua.
Tanpa perduli aku keluar dari rumah dengan perasaan hancur dan sedih menjadi satu.
"Aku harus menemui ayah ,ayah memang keterlaluan ,huhu..huhu..,"tangisku sambil berlari mencari keberadaan ayah ku
****
Di rumah ku ,telah ramai para pelayat datang untuk mengantarkan bunda ke tempat peristirahatan nya yg terakhir,
Rumah petak yg tak terlalu besar itu udah penuh di datangi oleh para tetangga yg mau mengucapkan belasungkawa kepada keluarga kami.
Lantunan ayat suci dan tangisan Nina saling bersahutan mengiringi kepergian bunda ku menghadap NYA
Ku pacu langkahku setengah berlari mencari keberadaan ayah ku aku tak perduli dengan panggilan bang Dino yg terus mengikuti ku
"Ayu ...,ayu ..., tunggu ,kau mau kemana?," bang Dino terus memanggil dan mengejar ku.
Pemuda hitam manis yg memiliki lesung pipi itu terus mengejar ku sambil berteriak.
Aku tak memperdulikannya ,yg ada dalam pikiran ku aku harus menemui ayah
.
Tiba di persimpangan gang mataku terpaku melihat sepasang manusia sambil berpegangan tangan bercanda tawa tanpa menghiraukan orang sekitarnya.
"Ayah.....,ayah..," teriak ku
rasa di dalam dadanya tak sanggup ku pendam lagi ,ku keluarkan dengan menjerit memanggil ayahku sambil menangis meraung raung
"Hu...hu..hu...,pulang yah", kata ku sambil terisak
kakiku rasanya lemas tak sanggup menopang tubuhku,dan aku terduduk lemas di tanah menghadap ayahku.
"Ayu!..,apa-apaan kau ini bangun ayok bangun," ayah menarik tangan ku dengan kesal.
Tapi aku tak sanggup untuk berdiri dan ayah terus menarik ku
"Ayah ,bunda yah ,"aku terus menyebut nama bunda sambil menangis.
"Iy kenapa dengan bundamu dia masih tergolek kan di tempat tidur",kata ayah tanpa perasaan.
"Bunda udah tak ada yah ,ayok pulang yah".ayu menangis sambil memohon kepada ayahnya supaya pulang.
"Yu ...,pulang yok kasian adik-adik adikmu menunggu dan jenazah bunda harus segera di mandikan,"bang Dino merayu supaya aku mau pulang.
Ku tepis tangan bang Dino yang hendak menarik ku pulang.
"Tidak bang aku harus bawa ayah pulang,"kata ku kesal sambil menatap marah kepada ayahku.
"Dino !bawa pulang si ayu buat ribut dan malu aja dia ,"bentak ayah sambil menunjukku.
"Ayah!! di mana hati nurani ayah ,bunda udah meninggal apa tidak ada terbersit dihati ayah untuk melihat bunda yang terakhir kali nya !," kata ku marah
aku terus menangis menumpahkan kekesalan di hatiku.
Hatiku sangat sakit dan kesal melihat ayah terus berpegangan tangan dengan tante Mira tanpa ada malunya.
Tante Mira adalah mantan ayah dahulu yg putus karena Tante Mira pindah ke kota mengikuti ku tugas ayahnya .
Dan mereka putus kontak dan tidak bisa berkomunikasi lagi.
Di kota Tante Mira di jodohkan dengan anak teman ayahnya yg mempunyai toko pakaian anak-anak dan dewasa.
Dan ayah masih menetap dikampung dan bertemu dengan bunda kami yg sama -sama bekerja sebagai buruh kasar di perusahan makanan ringan.
********
"Kalau mati ,mati aja gitu aja kok repot ,buat susah aja ,"kata ayah tanpa ada perasaan sambil meninggalkan ku pergi.
"Ayah....,ayah...,"aku meraung memanggil ayah yg berlalu pergi dengan tante Mira.
"Bunda....,bunda....,maafkan ayu....hu...hu..,"
Aku terus menangis melihat kepergian ayah entah mau kemana perginya.
Pria berlesung pipi itu datang menghampiriku sambil berjongkok mengajakku pulang.
"Yu..,pulang yok kasian yg dirumah sudah menunggu mu ,"kata mas Dino sambil menuntun ku.
Hatiku hancur dan sedih melihat ayu terpuruk dalam kesedihan yg mendalam.
Gadis yg berkulit kuning Langsat itu sangat terpukul atas kepergian bunda nya dan tak keperdulian sang ayah.
Ingin aku menjaganya dengan segenap jiwaku tapi belum ada keberanian diri untuk mengatakannya.biarlah sementara ku pendam sendiri perasaan ini.
**********
"Yu.", bang Dino memanggil ku dengan lembut
"Kita pulang yuk," sekali lagi dia meminta ku pulang .
"Apa salah kalau aku membenci ayahku bang",
Kataku pada bang Dino.
"Yu...,yg sabar iy ini semua cobaan pasti kamu bisa menghadapi ini semua.,"
"Kamu wanita hebat dan kuat,ayahmu pasti pulang, mungkin ayahmu masih syok dan perlu nenangin diri.,"dengan sabar bang Dino menyemangatiku.
"Iya ,tapi bukan itu caranya bang dia menggandeng wanita lain ditengah bundaku baru meninggal dimana perasaannya bang_",kataku dengan emosi.
"Ssstt,udah sekarang kita pulang dulu iy kasian yg dirumah" ,bang Dino terus membujukku.
"Bang Dino duluan aja nanti aku nyusul."kata ku lesu.
"Tidak yuk,kita jalan bareng aja Abang takut kamu napa- Napa di jalan."kata nya lagi
Akhirnya kami melangkah pulang dengan perasaan hampa.
"Assalamualaikum,"ku langkahkan kaki ku mendekati tubuh yg sudah kaku dan tak bergerak lagi ,air mataku tak henti hentinya mengalir di pelupuk mataku.
"Waalaikum salam," sambut orang pelayat yg masih ada di rumahku.
_Yu .., kamu dari mana aja yg lain pada cariin kamu ,"tegur pakde Budi
Tapi aku hanya diam saja,tak sanggup untuk menjawab nya.
"Kak mana ayah kak",tanya Rio sambil menggoyang tanganku,aku hanya menggeleng dengan lesu.
"Memang keterlaluan si Agus ini apa tidak tau dia kalau istrinya udah meninggal ,"geram pakde budi sambil mengepalkan tangannya.
Dan bude Rani pun mengelus pelan tangan suaminya untuk memberi kesabaran,
"Sabar mas mungkin aja si Agus lagi jalan pulang," kata bude Rani memberi pengertian pada suami nya.
"Halah emangnya kerjaan dia jauh dari rumah ! Tidak Kan ,"emosi pakde budi.
"Sudah -sudah malu didengar orang ,_bisik bude Rani ke pakde.
" Yu.,apakah almarhumah udah bisa kita mandikan kasian lama -lama di biarin," tegur mbok asih Bilal mayat di kampung kami.
" Iya mbok ,silahkan aja ,"ucapku dengan lesu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments