Laila, seorang gadis muda yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu, tiba-tiba terjebak dalam misteri yang tak terduga. Saat menemukan sebuah perangkat yang berisi kode-kode misterius, ia mulai mengikuti petunjuk-petunjuk yang tampaknya mengarah ke sebuah konspirasi besar. Bersama teman-temannya, Keysha dan Rio, Laila menjelajahi dunia yang penuh teka-teki dan ancaman yang tidak terlihat. Setiap kode yang ditemukan semakin mengungkap rahasia gelap yang disembunyikan oleh orang-orang terdekatnya. Laila harus mencari tahu siapa yang mengendalikan permainan ini dan apa yang sebenarnya mereka inginkan, sebelum dirinya dan orang-orang yang ia cintai terjerat dalam bahaya yang lebih besar.
Cerita ini penuh dengan ketegangan, misteri, dan permainan kode yang membawa pembaca masuk ke dalam dunia yang penuh rahasia dan teka-teki yang harus dipecahkan. Apakah Laila akan berhasil mengungkap semuanya sebelum terlambat? Atau akankah ia terjebak dalam jebakan yang tak terduga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faila Shofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sandi membawa malapetaka
Keesokan harinya, Laila, Keysha, Rio, dan Rifki kembali berkumpul di taman sekolah, membawa rasa gelisah yang tidak biasa. Rifki segera menunjukkan kode baru yang diterimanya tadi malam.
“Aku dapet ini semalam,” katanya sambil menunjukkan layar ponselnya.
WKH UHDVRQ ZLOO ILQG BRX.
“Kayaknya ini masih pakai sandi Caesar lagi,” ujar Laila, mulai mencatat huruf-hurufnya di buku kecil yang selalu ia bawa.
“Berapa geseran kali ini?” tanya Keysha.
“Coba geser tiga lagi kayak sebelumnya,” usul Rio.
Laila menyesuaikan huruf dengan cepat. Dalam beberapa menit, hasilnya keluar:
THE REASON WILL FIND YOU.
“Apa maksudnya ‘the reason will find you’?” tanya Keysha bingung.
“Mungkin kita bakal nemuin alasan di balik semua ini,” jawab Laila sambil memutar otaknya. Namun, ia tahu bahwa jawaban itu hanya menambah misteri, bukannya menjelaskannya.
Saat jam pelajaran berlangsung, Rifki terus merasa cemas. Ia duduk di dekat jendela, sesekali menatap ke luar seakan-akan ada seseorang yang mengawasinya. Pikiran tentang sandi itu terus menghantuinya.
Laila, yang duduk tak jauh darinya, memperhatikan hal itu. Saat istirahat, ia mendekati Rifki dan menepuk bahunya.
“Kamu oke?” tanya Laila.
Rifki mengangguk singkat. “Aku cuma nggak ngerti kenapa aku yang kena semua ini.”
“Kita juga kena, Rif. Kita semua bagian dari ini sekarang,” jawab Laila sambil mencoba tersenyum.
Di sisi lain, Rio dan Keysha sedang berbisik-bisik tentang pria misterius yang mereka temui kemarin.
“Kamu yakin dia ancaman?” tanya Rio.
“Menurutmu gimana? Orang nggak dikenal muncul tiba-tiba terus bilang kita main-main sama sesuatu yang nggak kita pahami. Jelas dia tahu lebih dari kita,” jawab Keysha.
Setelah jam sekolah selesai, mereka memutuskan untuk kembali ke perpustakaan. Kali ini, mereka mencari informasi lebih lanjut tentang sandi dan kode-kode lainnya yang mungkin relevan.
Laila membuka salah satu buku tua yang tertumpuk di sudut ruangan. Buku itu penuh dengan tulisan tangan, seolah-olah seseorang pernah mencatat semua sandi yang pernah mereka temui.
“Aku nemu sesuatu,” kata Laila, memanggil yang lain untuk mendekat.
Ia menunjuk salah satu halaman yang membahas sandi Caesar secara lebih mendalam. Tertulis bahwa sandi tersebut sering digunakan untuk menyembunyikan pesan-pesan rahasia selama perang, tapi beberapa variasi lain memungkinkan geseran acak.
“Kalau pesan selanjutnya nggak pakai geseran tiga, gimana?” tanya Rio.
“Berarti kita harus coba semua kemungkinan,” jawab Keysha.
Saat mereka bersiap untuk meninggalkan perpustakaan, tiba-tiba ada suara keras dari rak buku di belakang mereka. Salah satu rak buku besar tiba-tiba miring, hampir menimpa Rifki.
“Rifki! Awas!” teriak Rio, menarik Rifki ke samping dengan cepat.
Rak itu jatuh dengan suara keras, membuat para siswa lain di perpustakaan berteriak kaget. Petugas perpustakaan segera datang untuk memeriksa keadaan.
“Ada apa ini?” tanya petugas itu dengan nada khawatir.
“Kami nggak tahu. Tiba-tiba raknya jatuh,” jawab Keysha, mencoba tetap tenang.
Namun, mereka berempat tahu bahwa ini bukan kecelakaan biasa. Ada sesuatu—atau seseorang—yang ingin mengirim pesan kepada mereka.
Saat mereka membantu petugas perpustakaan merapikan buku-buku yang berserakan, Rifki menemukan sebuah catatan kecil terselip di antara halaman salah satu buku. Catatan itu hanya berisi kode lain:
DYHBRX IHDUDG WKHUHDOILQDO.
“Apa ini lagi?” keluh Rifki.
“Kita coba pecahin lagi,” ujar Laila dengan semangat yang mulai goyah.
Setelah beberapa kali mencoba berbagai geseran, akhirnya mereka berhasil menerjemahkannya:
HAVE YOU FIGURED THE REAL FINAL.
“Apa maksudnya ‘the real final’?” tanya Keysha bingung.
“Final apa? Permainan ini?” balas Rio.
Mereka saling pandang dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran.
Saat malam tiba, Rifki kembali ke rumahnya. Ia mencoba bersikap normal di depan keluarganya, tetapi pikirannya terus dipenuhi oleh kode-kode tersebut.
Di kamarnya, ia menerima pesan lain di ponselnya. Kali ini, pesan itu berbentuk gambar: sebuah lokasi yang tampak seperti gudang tua di pinggiran kota.
Rifki langsung menghubungi Laila.
“Ada apa?” tanya Laila, suaranya terdengar mengantuk.
“Aku dapet pesan lagi. Mereka ngirim lokasi,” jawab Rifki dengan nada cemas.
“Lokasi apa?”
“Kelihatannya kayak gudang tua. Kamu harus liat ini besok.”
“Besok? Kenapa nggak sekarang?”
“Aku nggak yakin. Aku cuma... takut.”
Laila terdiam beberapa saat sebelum menjawab, “Kita bahas ini besok di sekolah. Jangan pergi ke sana sendirian, Rif.”
Rifki mengangguk, meskipun Laila tidak bisa melihatnya.
Namun, jauh di lubuk hatinya, ia tahu bahwa ia tidak bisa menunggu terlalu lama. Sesuatu di dalam dirinya mendorongnya untuk mencari jawaban, apa pun risikonya.
Pagi harinya, Laila, Keysha, Rio, dan Rifki berkumpul di taman sekolah seperti biasa. Rifki, terlihat lebih pucat dari biasanya, menunjukkan gambar lokasi yang ia terima malam sebelumnya. Gudang tua itu tampak gelap, suram, dan tidak ramah.
“Aku nggak mau bohong, ini menyeramkan,” ujar Keysha sambil mengamati gambar itu.
“Kenapa mereka ngasih lokasi kayak gini?” tanya Rio.
“Mungkin itu ujian buat kita,” balas Laila sambil memutar otak.
“Tapi kita nggak tahu apa yang nunggu di sana,” tambah Rifki, suaranya bergetar.
“Makanya kita nggak boleh pergi sendirian,” Laila menatap Rifki tajam, memastikan dia tidak bertindak gegabah.
Setelah berdiskusi panjang, mereka sepakat untuk bertemu malam itu di dekat lokasi gudang. Laila membawa senter, Rio membawa ponsel dengan aplikasi peta aktif, Keysha membawa tas kecil berisi makanan dan air, sementara Rifki hanya membawa rasa takutnya.
Gudang itu berdiri di ujung jalan setapak yang dikelilingi oleh pohon-pohon besar. Cahaya bulan yang redup membuat suasana semakin menyeramkan.
“Siapa yang duluan masuk?” tanya Keysha dengan suara bergetar.
“Barengan,” jawab Laila tegas.
Begitu mereka masuk, bau apek dan debu memenuhi udara. Gudang itu kosong, kecuali dinding-dinding yang penuh coretan angka dan huruf yang tampak seperti kode.
Rio segera mengambil gambar setiap dinding dengan ponselnya. “Kita bisa coba pecahin ini nanti.”
“Tunggu... lihat ini!” Rifki menunjuk sebuah meja kecil di tengah ruangan. Di atasnya, ada kertas kusut yang tampaknya baru saja ditinggalkan.
Laila membaca isi kertas itu dengan hati-hati:
MXW CB MX RJYX!
“Itu kayak sandi lagi,” bisik Keysha.
“Apa ini lagi Caesar?” tanya Rio sambil mengeluarkan catatan kecil.
Mereka mencoba menggeser huruf beberapa kali hingga akhirnya menemukan artinya:
JUST GO TO RIGHT!
“Ke kanan?” bisik Laila, mencoba mencari petunjuk lebih lanjut.
Mereka mengikuti pesan itu dan menemukan pintu kecil di sisi kanan gudang. Setelah sedikit usaha untuk membukanya, mereka menemukan lorong gelap yang tampak tak berujung.
“Ini pasti ada hubungannya sama semuanya,” ujar Rifki, mencoba menyembunyikan rasa takutnya.
“Pertanyaannya adalah, kita lanjut atau balik?” tanya Keysha.
Laila menghela napas panjang. “Kita sudah sejauh ini. Kalau kita mundur sekarang, semua ini sia-sia.”
Dengan hati-hati, mereka melangkah masuk ke lorong itu, tidak menyadari bahwa keputusan ini akan membawa mereka lebih dekat ke kebenaran... dan bahaya yang lebih besar.
apa rahasianya bisa nulis banyak novel?