NovelToon NovelToon
Dihamilin Om Dokter

Dihamilin Om Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Cinta Paksa / Beda Usia / Teen Angst
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.

Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.

Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.

Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 3

" Kau tidak bekerja di Clubbing lagi? " tanya Gebrian. 

" Aku sudah berhenti dari sana. " jawab Jillian tampak gelisah jika membahas mengenai Clubbing lagi. 

" BAguslah, sejak tahu kau bekerja disana. aku tidak pernah setuju. " jawab Gebrian.

" Tapi, kau tidak kekurangan uang sekolah kan? kalau butuh, aku akan membantumu. " ucap Gebrian.

" Tidak! aku sudah membayar lunas sampai lulusan, dan uang ku cukup kok. " jawab Jillian cepat. 

" Syukurlah kalau gitu. " jawab Gebrian. 

Bertepatan dengan bunyi bel pertanda jam pelajaran pertama dimulai, waktu bergulir begitu cepat jam pelajaran telah berakhir Jillian segera menuju tempat kerja nya kurang lebih sekitaran pukul 23.30 Cafe sudah tutup. 

Jillian turun di depan rumahnya setelah memesan taksi, Jillian membuka pintu rumah perlahan tanpa menimbulkan bunyi suara dan semua lampu dalam keadaan mati pertanda semua penghuni rumah sudah tertidur. 

BLAM...

TEK...

" Hah! " kaget Jillian. 

BUGH..

" Awww!!! " pekik Jillian saat bantal sofa melayang mengenai punggung belakang nya teramat cukup kuat. 

" Apa-apaan si Tante! " ucap Jillian malas mengusap punggung belakang nya yang tidak terasa sakit saking keseringan nya.

Ya, pemandangan ini sudah biasa Jillian rasakan jadi ia cukup santai dan hadapi seperti biasa tanpa ada air mata. 

" Apa-apan kamu bilang? dari mana kamu anak sialan! " bentak Eleanor mendekati jillian dan menjambak rambutnya.

" ADuh! bisa lepaskan gak! " pekik Jillian menepis tangan Eleanor yang menjambak rambutnya tanpa perasaan.

" KAMU MAU JADI WANITA MURAHAN! PULANG MALAM, SERING BOLOS SEKOLAH! KAMU JADI LONTE MENGANGKANG DI LUARAN SANA! " bentak Eleanor. 

Eleanor mendapat telepon dari pihak sekolah, kalau Jillian beberapa kali sering bolos di mata pelajaran yang sialnya selalu sama. 

" Kau pikir saja sendiri ! aku ngapain! " balas Jillian tidak ada rasa takut dalam hatinya. 

" KAU DI DIDIK DI SEKOLAH, TAPI CARA BICARA MU KAYAK BINATANG DENGAN ORANG TUAMU! " 

" Aku tidak pernah menganggap kau orang tua ku! orang tua ku sudah mati! " ucap Jillian tegas menatap dingin wanita tua dihadapannya. 

Jillian melenggang pergi dari sana, air matanya sudah tidak mampu menampung setiap kali mengingat Mama nya yang sudah tiada.

" KALAU KAU MEMANG TIDAK SUKA PADAKU, SETIDAKNYA JADILAH SEPERTI PANUTAN KAKAK MU, YANG BISA MEMBANGGAKAN PAPA MU! " teriak Eleanor membuat langkah kaki Jillian terhenti.

" MAU JADI APA KAMU SETELAH INI? MAU JADI LONTE? SEPERTI MAMA MU JUGA HEH! " sambung Eleanor mengejek. 

Jillian mengeratkan buku-buku tangan nya mengepal perkataan itu sudah tidak bisa diterimanya lagi, 

" Sial! tante bangsat tidak ada akhlak! " umpat Jillian dalam hati meneruskan langkahnya menaiki anak tangga ia pura-pura tuli tidak mendengar ucapan Eleanor yang semakin memojokkan harga dirinya.

" ASALKAN KAMU TAHU! MAMA MU DULU JUGA MELAKUKAN HAL YANG SAMA UNTUK MENDAPATKAN PAPAMU, SEPERTINYA SIFAT JALANG NYA MENURUN PADA ANAK NYA HAHAHAHA!!!! " 

" Memang kalau dasarnya sudah murahan pasti anaknya juga akan bernasib sama mengikuti jejak alur ibunya, kesian sekali nasib mu anak jalang! " ejek Eleanor. 

BLAM...

Jillian menyandarkan tubuhnya dibelakang pintu menutup telinga nya agar tidak mendengar ocehan yang semakin panas di pendengaran nya.

Lebih baik Jillian tetap diam, jika ia melawan sama saja gilanya dengan nenek lampir berwujud manusia itu. 

" Ak-aku bukan anak jalang! Mama ku tidak seperti itu, Mama orang baik. " gumam Jillian memeluk tubuhnya erat. 

" Aku akan buktikan aku bukan anak jalang. " tekad Jillian kuat.

...✿ ✿ ✿ ✿...

Dario melangkahkan kaki nya memasuki kamarnya sudah hampir 1 minggu ia bekerja lembur tanpa pulang kerumah dan baru hari ini ia bisa merasakan empuknya kasur. 

Setelah membersihkan diri, Dario mengambil ponselnya yang sudah di geletakan nya tanpa disentuh selama 1 minggu dirumah sakit. saat dibukan nya ada begitu banyak panggilan tak terjawab dalam satu nomor yang di kenalnya.

Dario mengerutkan keningnya, melihat nomor yang sangat asing. 

TING...

Sebuah pesan masuk dalam ponselnya, Dario menyadari siapa pengirim pesan barusan. hanya wanita itu saja yang berani memanggilnya dengan sebutan aneh. 

Dario tidak berniat membalas nya, karena sudah cukup malam lelaki itu memilih untuk memejamkan mata saja biarlah besok ia membalas pesan itu dan melanjutkan perbincangan mereka yang tertunda 1 minggu.

DRRT...

DRRT...

DRRT...

Sepertinya, wanita itu sangat tidak sabaran terbukti ponsel Dario kembali berdering. Dario mengabaikan nya ia ingin istirahat dengan tenang semakin diabaikan nya semakin menjadi pula seperti dering lagu yang tidak hentinya berhenti. 

Dario berdecak kesal, kalau dirinya angkat apa yang akan dia katakana pada wanita itu? ia belum menemukan solusi yang tepat untuk sekarang, karena solusinya pastinya hanya ada stu saja tidak ada pilihan lagi yaitu ' Menikah'. 

Karena tidak mungkin menyuruh anak dibawah umur masih status pelajar menggugurkan nya dan Dario saja tidak tahu sudah berapa bulan kandungan wanita itu. tak sampai hati Dario menyuruh wanita itu menggugurkan kandungan nya.

TING...

Kembali Jillian mengirimkan pesan entah sudah spam pesan keberapa kalinya wanita itu kirim tidak ada satupun yang dibalas Dario hanya dibacanya saja. 

Sedangkan disisi lain, Jillian menatap layar ponselnya ia mengigit buku-buku jarinya berharap lelaki itu akan membalas pesan nya. 

" Apa dia tidak akan membalasnya? " gumam Jillian sendu. 

Jillian kembali mengirim pesan dengan menambahkan sedikit ancaman, ah bukan mungkin lebih tepatnya kalau memang lelaki bernama Dario tidak berniat bertanggung jawab jalur satu-satunya yang ditempuh Jillian adalah menggugurkan kandungan nya dia akan siap menanggung resikonya.

TING...

Di kamar pria itu, memutuskan membaca pesan yang dikirimkan Jillian barusan. kurang lebih perkataan nya seperti ini. 

" Om Dokter, kenapa tidak membalas pesan ku dan tidak menjawab panggilan ku selama  1 Minggu terakhir? kenapa hanya dibaca saja? kalau Om Dokter gak mau tanggung jawab, gak masalah aku bisa melakukan aborsi. aku tunggu jawaban nya Om jangan lama-lama aku butuh kepastian nya. " 

Seperti itulah isi pesan nya, Dario semakin stress lagi setelah membaca isi pesannya, dia kembali memejamkan matanya ujian yang lebih berat dari pada ujian akhir semester kuliah. 

Ponsel ditangan nya kembali berdering, sepertinya Jillian tidak akan berhenti menghubungi Dario sampai lelaki itu muak dan menyerah memilih menjawab panggilan nya. 

" Halo Om? "

" Kenapa panggilan ku gak pernah diangkat? pesan ku gak pernah Om Dok balas? " tanya Jillian diseberang sana.

" Saya sibuk bekerja. " jawab Dario singkat. 

" Jadi bagaimana Om Dok? Om mau tanggung jawab atau tidak? " tanya Jillian to the point. 

" Saya belum terpikirkan sama sekali. " Jawab Dario. 

" Lalu bagaimana sekarang? aku butuh kepastian, kalau Om memang gak mau aku aborsi aja? Om pasti punya banyak kenalan kan, apalagi Om seorang dokter gak mungkin gak ada., atau Om carikan saja Aborsi ilegal. " ucap Jillian. 

Dario meraup wajahnya kasar menghembuskan nafasnya gusar, definisi wanita bodoh, tolol, otaknya sangat tumpul dan dangkal. 

" Bagaimana bisa anak seumur segitu sudah kepikiran melakukan aborsi? ilegal pula? percuma sekolah tinggi otaknya ditanam di tanah. " batin Dario tidak habis pikir. 

Dario saja tidak sampai kepikiran kesana....

Oke fine! dia memang kepikiran tapi ia tidak sampai hati dan tidak setega itu menyuruh anak dibawah umur melakukan aborsi ilegal! 

Apa perempuan itu tidak berpikir, resiko setelah melakukan aborsi seperti apa? bisa saja dia langsung merenggang nyawa karena usia nya cukup muda melakukan aborsi, rasanya seperti mati sia-sia kalau sampai itu terjadi. 

Sepertinya mereka memang perlu bicara langsung membahas masalah mengenai hal ini. 

" Besok hari Minggu, kita bisa ketemuan kan? " tanya Dario. 

 " Em, ya tapi aku yang akan menentukan tempatnya bisa kan? " tanya Jillian ragu mengingat besok jadwalnya bekerja full Time dari pagi sampai Malam. 

" Terserah mu saja, kirim padaku lokasinya. " ucap Dario segera mematikan sambungan teleponnya. 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!