Aluna sejak lama memendam rasa pada kakak kelasnya hingga beberapa tahun setelah lulus sekolah, Aluna kembali di pertemukan dengan pria yang ia kagumi itu, pertemuan mereka begitu rumit dengan berbagai kesalahpahaman yang akhirnya memberikan jalan bagi mereka agar terus bertemu. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Apakah mereka akan bersama atau akan ada penghalang bagi perasaan Aluna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Kantor
Alvin saat ini sudah kembali bekerja, untuk Aluna sendiri sudah mulai tenang bahkan Aluna sudah mulai bisa diajak bicara.
"Tuan, untuk proyek B sepertinya memang ada masalah. Mengenai warga yang menolak untuk pembangunan dan butuh tinjauan langsung dari Tuan," ucap Roby.
"Apa Joseph sudah menyerah? kalau gitu kita ke sana besok," ucap Alvin.
"Baik, Tuan," ucap Roby.
Disisi lain, Aluna saat ini tengah sibuk masak dengan Mama Jihan, "Wah, kayaknya enak, Ma," ucap Aluna setelah masakan mereka jadi.
"Enak dong, Mama kan udah jago masaknya dan sebentar lagi kamu pasti bakal jago soalnya Mama yang ngajarin," ucap Mama Jihan dan Aluna tersenyum mendengarnya.
"Ayo kita cicipin," ucap Mama Jihan.
"Enak banget, Ma. Luna harus banyak belajar sama Mama sih," ucap Aluna.
"Gimana kalau kamu bawain makanan ini ke kantornya Alvin, kamu gak pernah ke sana kan," ucap Mama Jihan.
"Emang boleh, Ma? tanya Aluna.
"Ya boleh lah sayang, siapa yang ngelarang coba orang kamu istrinya bos kok," ucap Mama Jihan.
"Tapi, Luna gak enak Ma sama karyawan disana," ucap Aluna.
"Kamu gak usah gak enak, atau gak kamu ajak Darrel aja kan mumpung Darrel udah mau pulang," ucap Mama Jihan.
"Iya, Ma. Luna ajak Darrel aja deh," ucap Aluna.
Seperti yang Aluna katakan tadi jika ia akan pergi ke kantor Alvin, tapi ia tudak sendiri karena ia akan menjemput Darrel yang akan pulang.
Sesampainya di sekolah, Darrel sudah keluar dari kelas bersama dengan Wulan tentunya. "Gak nyerah juga ternyata, yaudah aku ladenin kalau gitu," gumam Aluna lalu keluar dari mobil dan menghampiri Darrel dam Wulan.
"Halo sayang," sapa Aluna.
"Loh Mama jemput Darrel," ucap Darrel dnegan semangat dan langsung memeluk Aluna.
"Iya, Mama mau ajak kamu ke kantornya Papa mau?" tanya Aluna.
"Mau, Ma. Darrel juga udah lama gak main ke kantornya Papa," ucap Darrel.
"Yaudah, ayo kita berangkat. Tapi say goodbye dulu sama Bu Wulan," ucap Aluna dan diangguki Darrel lalu ia pun berpamitan pada sang guru.
"Mari, Bu," pamit Aluna setelah Darrel berpamitan dan Wulan, namun tidak ada jawaban.
Setelah meninggalkan sekolah, Aluna dan Darrel pun segera ke kantor Alvin tentunya Aluna tidak mengatakan pada Alvin sebelumnya karena Mama Jihan yang melarangnya dan menyuruh Aluna untuk memberikan kejutan pada Alvin dan Aluna pun setuju, Aluna ingin melihat bagaimana ekspresi Alvin.
Tak lama setelah itu, mereka pun sampai di kantor Alvin. "Ini kantornya Papa sayang?" tanya Aluna.
"Iya, Ma. Bagus ya," ucap Darrel.
"Iya, bagus. Dari luar aja kelihatan bagus," ucap Aluna.
Mereka segera masuk ke dalam, hampir semua karyawan tau siapa itu Darrel sehingga saat mereka masuk banyak karyawan yang bersikap sopan dan menunduk saat Darrel lewat.
"Kamu tau diamna ruangannya Papa?" yanya Aluna saat mereka berada di lobby.
"Tau Ma, biasanya Darrel di jemput Om Roby atau gak sama Mbak-mbak yang duduk di sana," ucap Darrel dengan menunjuk meja resepsionis.
"Permisi Mbak," sapa Aluna.
"Ah iya, ada yang bisa sayang bantu?" tanya resepsionis.
"Begini Mbak, saya mau ke ruangan Pak Alvin, kira-kira saya harus kearah mana ya?" tanya Aluna.
"Kalau boleh tau ada keperluan apa ya Mbak dengan Pak Alvin?" tanya resepsionis.
"Tante, ini Darrel. Darrel mau ketemu Papa, tapi Darrel lupa lewat mana," ucap Darrel yang mengeraskan suaranya.
Aluna pun segera menggendong Darrel agar sang resepsionis melihatnya, "Tuan muda, maaf saya tidak tau. Mari saya antarkan," ucap resepsionis.
"Tidak perlu Mbak, Mbak bilang saja saya harus ke arah mana," ucap Aluna.
"Biar saya antar saja Mbak," ucap resepsionis dan diangguki Aluna.
Selama perjalanan menuju ruangan Alvin, banyak mata yang melihat ke arah Aluna hingga saat mereka masuk ke dalam lift dimana ada beberapa karyawan yang juga ada di sana.
"Tuan Darrel sama siapa?" bisik salah satu karyawan.
"Gak tau, pembantunya kali," bisik karyawan lainnya.
"Oh pembantunya, cantik tapi pembantu ya cocok lah, masih mending jadi pembantu bukan p*lacur apalagi jaman sekarang kan susah cari kerjaan," ucap lainnya.
"Jangan bilang kayak gitu," bisik resepsionis dan membuat karyawan tersebut terdiam.
Aluna tentunya saja mendengar apa yang mereka katakan, namun Aluna tidak ingin menanggapinya.
Tak lama setelah itu, Aluna pun sampai di lantai ruangan Alvin. "Ini ruangan Pak Alvin," ucap resepsionis.
"Iya, biar saya bantu," ucap resepsionis lalu mengetuk pintu ruangan tersebut.
Setelah diizinkan Alvin masuk, resepsionis pun membuka pintu tersebut, "Permisi, Pak," ucap resepsionis.
Alvin yang tengah sibuk dengan pekerjaannya pun langsung menatap tiga orang yang ada di dekat pintu dan tentunya Alvin terkejut ketika melihat Aluna ada di ruangannya.
Dengan cepat ia berdiri dan menghampiri Aluna, "Kok kamu kesini gak bilang Mas dulu," ucap Alvin dan mengecup pipi Aluna.
Tentu saja hal itu membuat sang resepsionis terkejut, 'Kok Pak Alvin cium pipinya Mbaknya, apa hubungan mereka?' tanya resepsionis dalam hati.
"Kata Mama gak usah ngabarin biar Mas terkejut, Mas kaget gak?" yanya Aluna.
"Kaget banget dong, istri Mas datang ke kantor tanpa ngabarin Mas," ucap Alvin.
Lagi-lagi perkataan Alvin membuat resepsionis terkejut pasalnya perempuan yang sedari tadi bersamanya adalah istri Alvin, 'Mbaknya istrinya yang punya perusahaan, astaga mimpi apa aku. Mampus, kalau aku di pecat gimana coba,' batin resepsionis.
"Kamu boleh pergi," ucap Alvin.
"Baik, Pak. Mari, Bu," pamit resepsionis dengan sopan.
Setelah resepsionis keluar, Alvin pun mengajak Aluna dam Darrel untuk duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
"Ini buat Mas, tadi Luna belajar masak sama Mama," ucap Aluna.
"Pasti enak," ucap Alvin.
"Pasti dong, kan masakan Mama enak," ucap Aluna.
"Kan kamu juga ikut masak sayang," ucap Alvin dan Aluna hanya tersenyum.
"Gimana Mas?" tanya Aluna.
"Enak banget, apapun yang kamu masak pasti enak," ucap Alvin.
"Mas nyindir ya, aku aja masaknya cuma itu-itu aja kurang pro kayak Mama," ucap Aluna.
"Gapapa, yang pentingkan kamu yang masak," ucap Alvin.
"Bisa aja Mas ini," ucap Aluna.
Keluarga kecil itupun menikmati kegiatan hari ini hingga sore harinya, Aluna harus pulang karena ia tidak mungkin menunggu Alvin yang akan pulang malam.
"Maaf ya Mas gak bisa pulang cepet," ucap Alvin.
"Iya, Mas. Luna ngerti kok, Lagian Pak Anton udah di bawah, kalau gitu Luna sama Darrel pulang dulu ya," ucap Aluna.
"Sayang, maafin Papa ya. Kamu harus nurut sama Mama loh ya," ucap Alvin dam diangguki Darrel.
"Kamu kalau ada apa-apa langsung kabarin Mas ya," ucap Alvin.
"Iya, Mas," ucap Aluna.
Setelah itu, Aluna dan Darrel pun keluar dari ruangan Alvin.
.
.
.
Bersambung...
semangat💪💪🔥🔥🤸🤸