Dia adalah Zaidul Akbar, pemuda yang ingin berdiri tinggi diatas puncak dunia, Mungkinkah dia bisa mewujudkannya dengan dukungan yang diberikan oleh sistem.
Ikuti keseruan nya, jangan lupa Like dan dukungan, serta berkomentar lah yang baik. untuk membangun karya yang baik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Cantik
"Dengan Pak Zaidul Akbar?" Suara yang sangat lembut serta harum yang menggelitik hidung begitu dekat. Zai mendongak sedikit lalu melihat paras yang begitu cantik. Dengan wajah bulat. Mata sedikit sipit, alis yang masih lah tebal serta bulu mata yang lentik.
Pipi yang agak kemerahan dan juga bibir yang tipis melengkung tersenyum. Seperti dewa yang memahat nya. Lelaki mana yang tidak terpesona dengan kecantikan seperti ini. Pasti lah mata nya rusak atau mungkin kataraak. Bisa juga hati nya sudah berpaling dengan kecantikan dan menuju ketampanan.
Dan juga memiliki tubuh langsing dan kaki jenjang yang putih. Terlihat karna memakai pakaian mini dres berwana coklat tua. Untung orang nya tidak tua. Hanya warna saja.
"Yaa... kamu...?" Zai pura pura saja tidak tau, sebelum nya dia sudah melihat gadis ini di photo yang di kirim oleh handoko. Namun ternyata asli nya lebih woah, dia sempat terpana. Hanya saja dia menahan wibawa sebagai calon bos dari wanita itu.
"Saya Alisya Pak calon asisten Pribadi anda" dia mengulurkan tangan seputih salju itu dan Zai langsung menyambut nya lalu menyuruh nya duduk.
Zai memanggil lagi pelayan dengan mengangkat tangan nya memberi kode yang dimengeri langsung oleh pelayan resto.
"Iya ada apa pak?" Tanya seorang pelayan laki- laki dengan ramah.
"Kamu mau makan apa Al?" Tanya Zai
"Terserah Bapak saja.." sahut nya lembut.
"Sama kan saja dengan punya saya yang ini" ucap Zai kepada pelayan. Dan pelayan itu mengangguk lalu pergi.
Tidak ada perbincangan di antara mereka setelah pelayan pergi.
Zai berdiam karna menganalisa wanita di hadapan nya. Entah dengan Alysa. Mungkin karna dia gugup, kita tidak tau apa yang ada dipikiran nya. Mungkin juga dia terpesona dengan mc kita yang tampan.
"Jadi dimana kamu bekerja sebelum nya ?" Zai mulai membuka pembicaraan
"Saya bekerja menjadi sekertaris di PT Insan Mulia pak" sahut nya pendek.
"Kenapa memilih bekerja dengan ku?" Tanya Zai lagi sambil melihat pelayan menata makanan di meja mereka dan mengangguk kearah pelayan itu. "Terima kasih" ucap nya.
"Karna saya melihat gaji yang di tawarkan sangat besar, dua kali lipat dari gaji saya sebelum nya. Jadi saya mencoba untuk melamar. Tak menyangka juga di terima. Apa lagi bos nya sangat muda dan sopan" sahut nya. Kali ini agak panjang.
"Emmm baik lah. Mulai besok kau akan bekerja dengan ku, dan semua kepengurusan, entah itu saham. Perusahaan dan semua yang ku perlukan kau yang akan mengurus nya. Aku akan mengabari mu lagi nanti, sekarang sudah malam. Apa mau di antar?"
"Saya bisa pulang sendiri pak" sahut nya cepat. Mana mungkin dia minta antar dengan bos. Meski bos nya muda dan tampan. Tapi apa kata orang nanti nya di kos...
"Kalau begitu aku pergi dulu, ingat lah besok datang ke Sky Paviliun dan dengar arahan dari Handoko untuk ruangan mu" ucap nya sebelum pergi meninggal kan gadis cantik yang sedang tersenyum bahagia.
Zai mendatangi parkiran dan menghidupkan mesin nya. Namun tiba- tiba dua orang datang dari sisi kiri dan kanan nya. "Aku tak menyangka menemukan dirimu disini. Hemm rupa nya kabar itu tidak lah benar" ucap sebuah suara yang datang dari belakang.
Zai menoleh lalu bertanya. "Siapa kau? Dan kabar apa? Seperti nya kita tidak saling kenal" ucap Zai lalu menurun kan standar samping motor nya.
"Kau benar, kita memang tidak saling kenal tapi kau telah mengambil wanita yang ku ingin kan" ucap orang itu yang tidak lain adalah Andre.
Dia sebenar nya hanya ingin santai di Galam Resto bersama dua teman nya namun dia melihat seseorang yang mirip dengan orang yang memukul Firman dan merebut Aisya dari nya. Lalu dia merencanakan untuk menghukum nya.
Akhir nya pertemuan mereka di parkiran terjadi.
"Beri dia pelajaran" ucap Andre langsung menyuruh dua orang itu untuk maju.
Dan layangan tangan dari dua sisi mengarah ke kepala Zai. Sangat cepat kecepatan tangan mereka berdua. Mungkin saja mereka ini adalah ahli dalam bela diri. Namun satu yang tak mereka tau. Zai seperti seorang master yang menguasai berbagai macam bela diri.
Zai mengulurkan kedua tangan nya dan menangkap tangan dua orang itu lalu dia melompat dengan kedua kaki yang menendang kiri dan kanan. Hanya beberapa detik dua orang terpelanting di tanah.
Andre pun tak menyangka kejadian itu.
Beberapa orang mendekat setelah mendengar bunyi gedebuk dan melihat dua orang yang terjatuh.
Satpam datang dengan cepat dan melerai pertikaian mereka.
"Mohon untuk tidak berkelahi di sini, kalau tidak aku akan laporkan kalian ke polisi" ancam satpam itu.
Andre dan dua teman nya pergi. Tapi sebelum pergi dia mengancam Zai "pertemuan yang selanjut nya. Kau akan...." dengan kode tangan di leher seolah mengisyarat kan mati.
Zai hanya tersenyum lalu berbalik ke arah motor nya dan menghidup kan nya. Lalu pengunjung yang sempat mendekat bubar karna tak ada lagi pertunjuk kan.
"Terima kasih pak" ucap Zai setelah melewati satpam yang melerai nya tadi.
Satpam itu mengangguk lalu berkata "hati- hati pak"
Suara raungan bahagia dari knalpot Motor Gold Wing membahana seperti badai di jalan raya kota banjarmasin. Semua orang memperhatikan Zai seolah itu adalah pemujaan terhadap sultan yang lewat. Mereka pun berangan angan seandai nya bisa memiliki motor itu. Tapi itu hanya lah angan bagi orang biasa seperti Author ini. Menyedihkan.
Zai berkeliling kota sebentar sebelum pulang. Ketika itu dia melihat beberapa anak kecil yang sedang memainkan peran nya menjadi badut di lampu merah. Mereka meminta minta hanya sekedar untuk membantu orang tua, mungkin.
Zai memberikan mereka masing- masing beberapa uang. Lalu dia berangkat kembali kearah rumah. Setelah beberapa kilo dia melihat seseorang yang familiyar. Kemudian dia berhenti tepat di samping nya.
"Nona Juli, kenapa dengan mobil nya?"
Suara Zai teredengar seperti siraman air di tengah kemarau. Begitu di butuh kan
"Mobil ku mogok, apa kah bapak bisa mengantarkan aku pulang? hp ku ketinggalan di rumah jadi ga bisa pesan Ojol"
"Boleh, ayoo naik" ucap Zai sambil menepuk nepuk jok belakang sekedar menghilangkan debu yang singgah.
Juli langsung naik ke atas motor. "Pegangan yang erat nona. Motor ini sangat cepat dan aku sulit mengontrol nya" Zai terkekeh sambil berucap. Dia sadar kebohongan nya terlalu nampak.
Juli mengerti Zai berbohong tapi dia tetap melingkar kan tangan lembut nya di pinggang dan perut. Dan Zai merasakan sensasi hangat di punggung nya menyatu dalam hembusan angin.
madina. sdh kena bobol. tinggal lina aja.sdh 7 cewek. pas buat 1 minggu gj berhenti. yunita buat cadangan aja ya
yg btl aja si author ini sk nya bobol mem bobol gwg ha.. ha. ha. .