NovelToon NovelToon
Dendam Istri Yang Sering Dihina

Dendam Istri Yang Sering Dihina

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mengubah Takdir
Popularitas:39k
Nilai: 5
Nama Author: Rifa Riris

apa jadinya kalau seorang istri dari CEO ternama selalu dipandang sebelah mata di mata keluarga sang suami.

kekerasan Verbal sekaligus kekerasan fisik pun kerap dialami oleh seorang istri bernama Anindyta steviona. memiliki paras cantik ternyata tak membuat dirinya di hargai oleh keluarga suaminya.

sedangkan sang suami yang bernama Adriel ramon hanya mampu melihat tanpa membela sang istri.

hingga suatu hari Anin mengalami hal yang membuat kesabaran nya habis.

akan kah Anin dapat membuat keluarga suaminya itu menerima balasan dendam darinya. semua jawaban itu terkuak dari novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Keadaan di ruang itu terdengar gaduh, suara para wartawan seakan meminta untuk Anin segera menjawab pertanyaan salah satu wartawan tadi.

Rayna hendak melerai, sekaligus menghentikan kegaduhan suara wartawan itu. Akan tetapi, dihalau oleh Anin.

"Pak Adriel atau CEO utama di perusahaan ini memang suami saya. Akan tetapi, selama ini pula pihak keluarganya meminta agar saya tidak menampakkan diri di depan publik. Ataupun sampai ketahuan kalau saya adalah istri tuan Adriel," Ucap Anin.

Anin menjeda ucapannya, mata nya seakan terfokus pada satu arah. Yaitu wartawan yang memberikan pertanyaan sensitif itu tadi.

"Untuk urusan yang lainnya, saya tidak mungkin membeberkan semuanya. Karna tentu itu adalah urusan pribadi saya dan juga keluarga sastro sendiri. Saya harap itu tak membuat publik merasa terganggu akan langkah yang saya ambil, untuk menjadi direktur utama di perusahaan sastro grup," Imbuh Anin kembali.

Karna menurut Rayna keadaan ruangan mulai mereda. Acara itu pun di berhentikan oleh Rayna dan mendapat persetujuan dari Anin.

"Untuk sesi pertanyaan pada konferensi pers hari ini, kami nyatakan di tutup. Sebagaimana dengan acara ini yang kami akhiri."

Anin sedikit membungkuk pada semua wartawan dan tersenyum.

Setelah berpamit untuk menyudahi acara itu, Anin melangkah kan kakinya kearah luar ruangan.

Suara jepretan kamera saling mencuak. Dan berakhir dengan sosok Anin yang sudah tak nampak.

*****

(Ruangan Anin)

"Rayna!" Panggil Anin.

"Iyah buk," Jawab Rayna.

"Saya ingin kamu kosongkan jadwal saya siang nanti."

"Baik buk."

Setelah obrolan singkat itu, Rayna berlalu pergi dari ruangan Anin.

Tak lama suara ponsel nya berdering.

Pandangan Anin terarah pada layar ponsel, dan terpampang jelas nomor tak dikenal menelfon nya.

Perlahan jari Anin menekan tombol hijau di layar ponsel. Dan menaruh ponsel ke telinganya.

"Hallo!" Ucap Anin.

Tak ada jawaban dari pe nelfon.

Sesekali Anin melihat kearah ponsel nya kembali. Seakan tengah memastikan apakah masih terhubung atau tidak.

"Hallo!"

Tak lama suara yang seperti di mode samaran pun terdengar.

"Bagaimana kabar mu Anin?"

Anin terdiam.

"Apa kau senang menjadi direktur utama?"

"Siapa kamu?"

"Aku? Apa kau sudah melupakan aku?"

"Apa kau suruhan Mira? Jika benar, katakan apa yang kau minta? Dan jangan mengatakan omong kosong lagi," Serka Anin.

"Mira? Hahaha... Apa kau tau kalau musuh mu itu banyak? Bu Anin!"

"Jadi kau termasuk musuh ku? Atau kau hanya orang bawahan yang ingin cari masalah dengan ku?" Ucap Anin dengan nada cukup santai.

"Hahaha...aku suka dengan cara bicara mu, tak seperti dulu yang terlalu lemah."

Merasa tak ada untungnya berbicara dengan orang yang sejak tadi mengatakan hal tak penting. Anin segera mengatakan dengan tegas, "jika kau memang mau main-main aku tak ada waktu."

"Kau sangat sensitif. Baiklah kita mulai dari kata orang tua mu kalau begitu."

"Apa?"

"Kenapa? Apa kau terkejut aku mengetahui sesuatu tentang orang tuamu?"

"Katakan, apa mau mu?"

"Kau ingin mengetahui informasi penting itu, tanpa memberikan ku sesuatu?"

"Apa yang kau mau? Uang? Katakan berapa?"

"Hahaha...apa kau pikir aku orang miskin?"

Anin terdiam.

Dalam hati Anin berucap, 'apa dia tidak menginginkan uang? Siapa dia? Apa dia memang bukan suruhan Mira? Siapa lagi musuh ku?'

"Dengar kan baik-baik bu Anin, aku hanya minta kau mengeluarkan Adriel dalam penjara."

Seketika tawa Anin terdengar cukup kencang. Hingga membuat si pe nelpon terdiam. "Hahaha... Kau sangat lucu, kau benar-benar lucu."

"Kau menertawakan ku?"

"Hem, aku menertawakan mu. Sekarang kau pikir sendiri, apa kau pikir aku sampai di titik ini hanya untuk menjadi orang bodoh?"

"Kau terlalu meremehkan ku Anin."

"Lalu? Aku harus apa? Membebaskan Adriel dari tuduhan, dan menerima info penting tentang orang tua ku, seperti itu?"

Anin menjeda ucapannya. Nafas nya pun terdengar berat. "Hufftt...aku sedikit hampir percaya kalau kau bukan suruhan Mira. Tapi ternyata ketika kau meminta untuk membebaskan Adriel, membuat aku langsung sadar. Jika maling ngaku penjara akan penuh."

"Aku ulangi, aku bukan suruhan Mira. Lebih baik kau turuti ucapan ku kalau tidak..."

Ucapan orang itu langsung di sela oleh Anin. "Kalau tidak kenapa? Jangan menguji kesabaran ku, kematian saja tak aku takuti. Apalagi kamu orang yang hanya berani bicara di telfon, dengan suara di sini samarkan," Tukas Anin.

"Kau akan menyesal pernah mengatakan hal itu."

"Aku akan lebih menyesal, jika tetap bicara dengan orang gila seperti mu."

"Kau... "

Tuttt

Panggilan di akhiri secara sepihak oleh Anin.

Mengingat Mira yang meminta seseorang untuk mengancam nya. Kini Anin teringat akan Danu.

"Aku harap kamu segera balik kesini nu, dan membawa Mira untuk kita akhiri semua ini," Gumam Anin.

*****

(Siang hari)

Anin berjalan keluar dari perusahaan nya, dengan di temani oleh Rayna.

Mobil pun telah terparkir di depan pekarangan perusahaan.

Dengan cekatan sopir pribadi Anin membukakan

Pintu mobil untuk majikannya itu.

Langkah Anin pun langsung memasuki mobil.

Dengan tempat duduk di kursi belakang. Anin memposisikan dirinya sebaik mungkin. Sedangkan Rayna duduk di depan dekat sang sopir.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang.

"Apa kamu sudah atasi para pemegang saham di perusahaan?" Tanya Anin pada Rayna.

"Sudah buk," Jawab Rayna.

"Soal suara panggilan yang saya minta untuk kamu cari tau, apa itu sudah ada hasilnya?"

"Untuk itu, mungkin beberapa jam baru bisa keluar hasilnya buk."

Anin terdiam. Tak ada lagi obrolan setelah itu. Keadaan mobil mendadak hening. Pandangan Anin terfokus kearah luar jendela mobil. Sembari bergelud dengan pemikiran nya sendiri, tentang kecemasan nya pada Danu.

(Selang beberapa saat)

Mobil Anin telah terparkir di depan pekarangan ke polisian.

Anin memang mempunyai rencana untuk menemui Adriel. Untuk mencari tau sesuatu tentang Mira, yang mungkin belum ia dan Danu ketahui.

Akan tetapi langkah nya terhenti, karna menatap ayah Jessica keluar dari kantor polisi.

Rayna pun bertanya, "apa ada yang mengganggu pikiran bu Anin?"

"Hem, cari tau kenapa keluarga Jessica datang ke kantor polisi?"

"Baik buk!"

Ketika langkah Anin hendak melangkah kembali, Tiba-tiba suara sirine ambulance.

Wiuw wiuw wiuw

Anin memasang wajah kebingungan dan sedikit penasaran.

Ketika Anin tetap melangkah ke arah kantor polisi. Ia tercengang dengan apa yang kini ia lihat, Adriel tak sadarkan diri dengan tangan yang telah tersayat dan mengeluarkan darah terus-menerus. Sekaligus di arahkan kearah Ambulance yang telah terparkir di depan kantor polisi.

"Adriel!" Batin Anin.

Bersambung.

1
el 10001
novel tolol
Uthie
nexxxttt
Uthie
penasaran dengan segala teka-teki dan rencana Anin 😁
kipi
Thor ceritanya suueru poll,/Kiss/
Uthie
kaya drama action... menegangkan 😁😁🤩
Yati Syahira
kan ada sctv bisa terungkap
meris dawati Sihombing
katanya Adriel anak pungut, di bab di bilang mira ibu kandung Adriel.
bingung ihhh liat si othor
meris dawati Sihombing
katanya Lidya hamil besar, di bab berikutnya keguguran pie toh..
meris dawati Sihombing
Koq sarung tangan sih...sapu tangan../Smirk/
merry jen
sadiss bokk terutama lidii dhh terlibat trs maaftinn Anin buat khdpnn mewah y dan ank y
Uthie
Lanjuttt Thor 💪🤗
meris dawati Sihombing
Tinggal di Apartemen koq punya pekarangan rumah? yg ada lobby..wkwkwk
meris dawati Sihombing
10 thn apa 5 thn pernikahan..hadeuh..
Rifa Riris: yang benar 5 tahun kak, maaf yah atas ketidaknyamanan salah ketiknya /Pray/
total 1 replies
Uthie
Kejahatan memang harus dibalas dengan kejahatan 👍🤨
Uthie
Maaf Thor . koq baca ikutin alurnya, sy masih blm begtu nyambung alur nya ya 😂😂😂
apa karena bacanya malam2 😂
Uthie
Innalilahi Thor 😥😥

turut berdukacita sedalam - dalam nya yaa Thor 😔🙏🙏🙏

semoga Othor dan keluarga yg ditinggalkan diberikan keluasan dalam sabar dan keikhlasan menerima takdir dr yg Maha Kuasa 🙏🙏😢

terimakasih juga masih menyempatkan untuk up 🙏🙏🙏🙏
Rifa Riris: trimah kasih kak /Heart/
total 1 replies
Uthie
Kang suka saat pertama kali mampir 👍♥️
Uthie
Waoww.... semakin seruu Thor perjalanan balas dendam ini.. menegangkan 👍😂😂😂

nexxxttt 💞
Uthie
Waoww....lebih seram ternyata 🤪
Uthie
cinta tapi selingkuh kau 😝😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!