Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 11.
Mobil mewah itu tidak berapa lama memasuki kompleks villa mewah, dan perlahan memasuki halaman salah satu villa yang cukup mewah dan terlihat besar untuk ukuran sebuah villa di kompleks tersebut.
Mobil berhenti tidak jauh dari pintu utama villa.
Julia memeluk putranya dengan erat, dia mawas diri.
Pintu mobil di buka oleh pria yang mempersilahkan mereka naik mobil tadi, membuka pintu mobil lebar-lebar.
"Silahkan Nyonya, anda dan tuan muda sudah sampai di rumah!" sahutnya sembari merentangkan tangannya satu ke arah pintu villa, mempersilahkan Julia untuk turun dari mobil dengan sopan.
"Ini bukan rumah ku, kalian penculik! kembalikan kami lagi ke bandara!" sahut Julia sembari memeluk putranya dengan erat.
"Kalian penculik! tidak dengar Mamaku katakan! kembalikan kami ke bandara lagi!" teriak mahluk imut dalam pelukan Julia.
"Maaf tuan muda, ini rumah anda mulai sekarang, sebentar lagi Papa anda akan pulang, silahkan turun tuan, istirahat lah sebentar bersama Nyonya, anda berdua pasti lelah, kamar sudah di siapkan untuk anda istirahat tuan muda, dan juga Nyonya!" sahut pria itu menjelaskan dengan sopan.
Kembali tangannya terentang ke arah pintu villa untuk mempersilahkan Julia dan putranya untuk turun, dan masuk ke dalam villa.
Baiklah! aku akan lihat siapa Tuan dari lelaki ini, kalau ternyata seorang pria jahat yang akan mencelakai kami, kami akan cari kesempatan nanti untuk melarikan diri! bisik hati Julia.
Akhirnya Julia turun juga dari mobil, tangannya menggenggam tangan putranya dengan erat.
"Mama..." sahut anak kecil yang imut itu, dia merasa Julia mengambil tindakan salah dengan mau menuruti perkataan pria kaku berpakaian formal tersebut.
"Tidak apa-apa sayang, nanti kita cari kesempatan melarikan diri kalau mereka ternyata penculik" bisik Julia pada putranya itu.
"Baiklah"
"Ayo turun!"
"Iya"
Julia menggenggam tangan putranya masuk ke dalam villa, dan di sambut oleh tiga pelayan wanita, dan sorang pelayan lelaki villa tersebut.
"Selamat datang ke rumah Nyonya dan tuan muda!" sahut mereka serentak, seraya menundukkan tubuh mereka sedikit dengan sopan.
Julia tertegun dengan sambutan para pelayan villa tersebut, dia merasa tidak nyaman.
"Silahkan Nyonya dan tuan muda, saya akan mengantarkan anda ke kamar anda berdua!" sahut pelayan wanita yang lebih tua dari dua pelayan lainnya.
Wanita itu berjalan menuju tangga, dan membimbing Ibu dan anak itu naik ke lantai dua.
Dengan langkah ragu, Julia menggenggam tangan putranya mengikuti langkah pelayan wanita itu naik ke lantai dua.
Wanita itu membuka sebuah pintu kamar setelah sampai ke lantai atas dan berjalan di koridor menuju salah satu kamar.
"Ini kamar anda tuan muda!" ucap wanita itu memandang Harry, putra Julia.
Harry masuk ke dalam kamar, seperti orang dewasa, lelaki kecil itu melihat sekitar kamar.
"Kamarnya sangat nyaman, aku suka!" serunya senang, dia lupa mereka sedang waspada, tidak boleh terpesona dengan fasilitas yang disediakan untuk mereka.
Bisa jadi itu hanya modus untuk menyenangkan mereka, agar mereka tidak curiga.
Tiba-tiba terdengar suara langkah tergesa-gesa yang cukup berat di luar kamar.
Brakk!
Pintu kamar di buka dengan kencang dari luar, dan tampaklah seorang pria tinggi dengan bahu bidang dengan wajah yang cukup tampan, berdiri di depan pintu kamar memandang ke arah Julia dan Harry.
Julia sontak terkejut begitu melihat wajah pria itu, dia ingat siapa pria itu.
Pria lima tahun lalu, yang dengan paksa mengambil keperawanannya, walau dia sudah memohon untuk dilepaskan.
Tapi pria itu tidak merasa iba sedikitpun, lelaki itu tetap saja menyentuhnya, dan menciumnya dengan rakusnya.
Dan dengan teganya menerobos selaputnya dengan kalap, dan menikmati kesakitan yang di rasakannya, yang begitu sangat menyakitkan.
Julia tidak merasakan adanya kenikmatan, yang ada hanya pedih, ngilu sampai ke tulang sumsum.
Sementara pria itu sangat menikmati apa yang di lakukannya, dan dengan nada sinis melemparkan selembar cek, agar dia jangan pernah lagi muncul di hadapan pria itu.
Ini tidak masuk akal, jadi pria itu yang telah menculik mereka.
Bersambung....
cerita ini bagus bangt...