Happy Reading ....
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komen dan like ya
****
Sebagai anggota buangan klan Shen, Erlang Shen tidak diperbolehkan untuk menggunakan nama Shen di depan namanya. Oleh karena itu, dia membalik posisi namanya dan menjadikan Erlang sebagai marga. Banyak hal yang tak boleh dia lakukan, termasuk berkultivasi. namun, semua larangan itu tak dihiraukan olehnya. Dengan modal nekat, ia memulai kultivasinya. Ini adalah titik awal perjalanan sang legenda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 Danau Petir
Swuuuussss
Boooommmmm
Dhuaaaaaarrrrr
Ledakan keras terdengar. Ledakan itu menyebabkan Komandan Iblis terlempar puluhan meter dan memuntahkan seteguk darah hitam.
"Aku tidak boleh kalah. Seorang komandan iblis tidak boleh kalah." Komandan iblis meraih tombaknya yang tergeletak tak jauh darinya. Dalam sekejap, tombaknya berubah menjadi sosok kelelawar raksasa merah gelap.
"Naga langit menembus cakrawala." Erlang Shen menyebutkan nama jurus terkuat dari tombak langit.
Wuuuussssss
Tombak langit bergetar, lalu melesat ke langit. Tak berselang lama, tombak tersebut berubah menjadi naga biru yang sangat besar. Naga biru jelmaan tombak langit itu melesat kearah kelelawar darah jelmaan tombak milik komandan iblis.
Swuuuussss
Dhuaaaaaarrrrr
Ledakan terdengar saat naga biru dan kelelawar merah gelap bertarung. Pertarungan kedua tombak itu disaksikan oleh ribuan pasang mata. Seorang pria parubaya tersenyum kecil sembari menatap naga biru jelmaan tombak langit.
"Tombak yang sangat bagus. Tombak sebagus itu harusnya menjadi milikku," batin Pria Parubaya itu.
Saat pertarungan antara kedua tombak itu selesai. Naga biru berubah kembali menjadi sebuah tombak. Saat itu juga, pria parubaya itu melesat dan berniat mengambil tombak langit. Sayangnya, tombak langit menusuk jantungnya sebelum ia menyentuh tombak langit.
Saat itu juga, pria itu tergeletak di tanah sebelum menghilang. Ternyata, pria itu hanyalah klon belaka, bukan tubuh asli. Erlang Shen mengalihkan pandangannya kearah komandan iblis yang sudah sangat lemah. Tanpa membuang-buang waktu lagi, ia kemudian melemparkan puluhan cakram biru kearah komandan iblis.
Sesaat sebelum kematiannya, komandan iblis mengirim pesan jiwa kepada kaisar Iblis. Setelah itu, komandan iblis mati dengan tubuh yang terpotong-potong. Bahkan, jiwanya dihancurkan oleh Erlang Shen.
Wuuuussssss
Tombak langit berubah menjadi gelang biru yang terpasang di pergelangan tangan kiri Erlang Shen. Dalam sekejap, Erlang Shen sudah pergi dari sana tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Erlang Shen muncul di sekte Teratai Suci dengan penampilan yang berbeda dari sebelumnya.
Erlang Shen tersenyum saat melihat Tetua pertama sekte Teratai Suci dieksekusi. Kepingan-kepingan ingatan dimana Tetua pertama menangkap orang tuanya berputar di kepala Erlang Shen.
'"Satu sudah selesai." Erlang Shen melesat meninggalkan kota. Di wilayah terluar kota Teratai suci yang berupa pasang rumput, seorang pria parubaya menghadang Erlang Shen.
"Kau pasti terkejut, kan?" tanya pria parubaya itu kepada Erlang Shen.
"Untuk apa aku terkejut?" Erlang Shen balik bertanya. Pria itu mengernyit heran. Pasalnya, baru pertama kali ada yang tak kaget melihat kedatangannya.
"Baguslah! Kalau begitu, aku tidak perlu repot-repot memberitahumu," ujar pria tersebut.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Erlang Shen.
"Tombak biru yang kau gunakan sebelumnya itu sangat cocok denganku. kalau kau masih sayang dengan nyawamu, maka serahkan tombak itu padaku," jawab pria parubaya itu disertai dengan aura penekanan yang diarahkan kepada Erlang Shen.
"Oh, hanya seorang pencuri, aku kira siapa," ledek Erlang Shen.
"Jika aku menginginkan suatu barang, maka barang itu sudah menjadi milikku. Tombak itu sudah menjadi milikku sekarang. Kalau kau tidak menyerahkannya, maka kau tidak akan bisa hidup tenang." Kini, pria parubaya itu mengancam Erlang Shen. Sayangnya, ancamannya itu tidak ada gunanya.
Erlang Shen langsung menciptakan kobaran api yang sangat besar. Sebelum dia membakar pria parubaya tersebut, seorang pria yang lebih muda muncul di samping pria parubaya itu.
"Aku Master Jing, mohon junior memberi muka," ujar pria yang baru datang.
"Untuk apa aku memberimu muka kalau kau sudah punya muka sendiri?" tanya Erlang Shen ngasal.
"Kau—" Wajah Master Jing memerah karena marah. Ia adalah Master formasi terkuat di benua Awan, tapi Erlang Shen tak menghargainya sama sekali.
"Kau tahu siapa kami?" tanya Master Jing.
"Dua orang yang suka mencuri milik orang lain," jawab Erlang Shen dengan santai tanpa rasa takut sama sekali.
"Aku adalah master formasi terkuat. Kalau kau tidak menghormatiku, maka aku pastikan kau akan meregang nyawa," jelas Master Jing.
"Kalau begitu, lewati formasi ini," tantang Erlang Shen.
Erlang Shen kemudian membuat segel tangan dengan sangat cepat. Tak berselang lama, ratusan pola formasi melayang di hadapannya. Pola formasi itu kemudian menyatu dan membentuk pola formasi yang mengurung Master Jing dan juga pria parubaya itu.
"Formasi macam apa ini?" tanya Master Jing dalam hati.
"Kalau tidak bisa lepas, maka aku akan membantu kalian." Erlang Shen mengibaskan tangannya, dan formasi itu berubah menjadi formasi 1000 tombak.
"Akan lebih baik jika aku memberi kalian pelajaran," ucap Erlang Shen.
Wuuuussssss
Seribu tombak menyerang Master Jing. Ia yang juga merupakan Master formasi langsung menyusun formasi pelindung dengan cepat. Sayangnya, formasi itu hanya bisa melindungi dirinya sendiri, sementara pria parubaya disebelahnya sudah tak bernyawa.
Wuuuussssss
Belum sempat Master Jing mengatur nafasnya, formasi 1000 tombak berubah menjadi formasi api. Master Jing kaget bukan main. Pasalnya, baru pertama kali ia melihat ada orang yang merubah formasi dengan cepat, dan itu adalah Erlang Shen.
"Selamat tinggal, Master Jing." Erlang Shen menjentikkan jarinya. Seketika, formasi api itu berubah menjadi kobaran api yang sangat besar. Kobaran api itu melahap Master Jing, Master formasi sekte Gunung Petir sekaligus Murid Leluhur sekte itu.
"Meminta tombakku seenak jidat, memangnya dia siapa?" Erlang Shen melesat dengan cepat tanpa mempedulikan asal usul dari master Jing.
Setelah melesat selama beberapa hari, Erlang Shen tiba di sebuah lembah. Di lembah itu, petir menyambar setiap saat. Erlang Shen memperhatikan lembah itu beberapa saat, sebelum akhirnya ia melompat ke dalam lembah.
Sambaran petir di lembah itu tak berpengaruh kepada Erlang Shen. Lao Hu yang selalu tidur setiap saat membuka matanya kemudian menyerap petir yang mengarah kepada Erlang Shen.
"Aku kira elemenmu angin, ternyata kau punya elemen petir juga," celetuk Erlang Shen.
Setelah beberapa jam, Erlang Shen mendarat di dasar lembah. Di dasar lembah, terdapat danau petir yang sangat luas.
Erlang Shen menggunakan mata langit untuk memeriksa danau petir itu. Anehnya, ia tidak bisa melihat dasar dari danau itu. Seakan-akan, danau petir itu tak memiliki dasar.
"Sepertinya ada sesuatu di dalam danau petir ini," gumam Erlang Shen.
Erlang Shen melapisi tubuhnya dan juga Lao Hu dengan energi langit, kemudian ia melompat ke dalam danau. Tubuh Erlang Shen meluncur bebas ke dalam danau yang tak berdasar itu. Meski dari atas danau itu terlihat seperti danau petir, tetap di dalam danau tidak ada petir sama sekali. Yang ada hanyalah lorong hampa tak berujung.
Semakin jauh kebawah, tekanan gravitasi semakin kuat. Awalnya biasa-biasa saja, tapi lama kelamaan, tekanan gravitasi itu semakin kuat. Dalam hitungan detik, tekanan gravitasi itu sudah mencapai tekanan 100 kali lipat.