Setelah kepergian kedua orang tua tercinta yang meninggalkan sebuah pesan wasiat, Lolly diminta tinggal bersama kakaknya Bella yang sudah menikah dengan Vadel. tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika sang kakak ipar menjadikan dirinya sebagai objek pemuas gairahnya. mampukah Lolly bertahan dengan segala pesona yang dimiliki Vadel? atau malah sebaliknya? yuuuk...ikutin kelanjutan cerita author ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria pertama
DEGH....!!! DEGH!!!
Detak jantung Lolly semakin tak menentu, berbagai pertanyaan tentang sikap sang kakak iparnya padanya selama ini berkecamuk dihatinya.
Vadel mengulum senyum melihat mata Lolly yang bergerak-gerak meskipun tertutup, dia menikmati wajah cantik dan tingkah Lolly yang seketika ampuh membuat beban pikirannya dan rasa lelah pada pekerjaannya seketika hilang.
Jari-jari Vadel menelusuri lekukan wajah Lolly dengan sangat lembut, kembali mencium bibir yang membuatnya kecanduan dan tergoda selama beberapa hari ini. Bibir manis yang belum pernah disentuh oleh pria manapun.
"Mas Vadel, apa-apaan ini, bukankah kita sudah seperti saudara kandung. Bahkan kedua orang tuaku menitipkan aku pada mas dan kak Bella."
"Selama ini aku tidak pernah menganggap mu sebagai saudara, jadi jangan kegeer'an adik manis."
"Tapi kenapa mas mau menampungku disini, tolong izinkan aku kembali pulang ke kampung saja." Pinta Loly yang sudah tidak merasa nyaman lagi untuk tinggal bareng saudara perempuan dan kakak iparnya tersebut.
"Tidak! Disini aku yang menentukan, kamu tidak diberi kuasa untuk menolak. Mulai sekarang kamu menjadi wanita ku, menggantikan posisi kakakmu yang tidak pernah memperhatikan dan memenuhi kebutuhan ku selaku suaminya. dengar itu ... gadis kecilku yang imut.. "
"Apa? kenapa harus aku yang mengantikan tugas kak Bella? tadi dia ngomong apa? Gadis kecil yang imut? Panggilan yang sangat jelek." Gumam Loly mengepalkan tangannya kesal karena sikap Vadel yang sesuka hati.
"Oke terserah, tapi mas Vadel minggir dulu dari atas tubuhku... berat tau." Loly berusaha mendorong tubuh Vadel, namun tenaganya kalah banyak. pria itu malah merenggangkan kedua kalinya, meraba paha putih mulus Loly, membuat nafas Loly kembang kempis tak berdaya merasakan sesuatu yang belum pernah dirasakannya selama ini.
"Kamu menikmatinya baby?"
"Tidak! Tolong hen... hentikan kak."
"Kak Vad....!"
Loly tidak bisa berkata-kata lagi, ketika bibirnya kembali dilumat oleh pria itu, meskipun dia bukan gadis yang polos dan tidak tahu apa-apa. Loly dan sahabat dekatnya Nadin, pernah iseng-iseng nonton film dewasa. Meskipun begitu dia sangat menjaga dirinya dari lawan jenis yang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatiannya.
"Kamu sangat cantik Lolly."
Vadel semakin menggila, seakan ingin menumpahkan fantasi liarnya setiap melihat Loly selama ini. Semakin tertantang dengan penolakan Loly yang hanya setengah-setengah mendorong tubuhnya.
Bisikan suara lembut Vadel yang penuh gairah, membuat tubuh Loly gemetaran, gadis itu semakin ketakutan. Ingin rasanya dia mendorong tubuh Vadel lalu mencakar- cakar wajahnya dengan jurus kucing ngamuk, tapi tidak bisa dia lakukan.
Wangi tubuh Loly membuat Vadel memperdalam ciumannya, Loly semakin pucat keringat dingin membasahi tubuh gadis itu, kata hati terdalamnya ingin berteriak memaki-maki perbuatan athan, yang bertolak belakang dengan bahasa tubuhnya yang seakan ikut menikmati.
Vadel menghentikan sejenak ciumannya, dia menatap Loly sambil mengusap bibir gadis itu dengan ibu jarinya.
"Lumayan cantik, tinggi dan kulit putih bersih, Loly benar-benar tipe idamanku dari dulu." Gumamnya.
"Ini first Kiss, mas Vadel sudah merebutnya dariku."
"Loly, jujurlah. apa benar kamu belum pernah disentuh pria lain?"
"Tidak! Cuma mas Vadel yang berani melecehkan aku seperti ini." Jawab Loly kesal.
"Berarti kamu juga belum pernah tidur dengan Pria manapun?"
"Bussyaet, pertanyaan macam apa ini? Sabarr...aku harus mengikuti saja pertanyaan kakak ipar gilaku ini... demi mendapatkan kebebasan untuk kembali pulang kerumah orang tuaku lagi." Umpat Loly dalam hatinya.
"Jawab?"
"Tentu saja belum, Aku masih perawan mas."
"Angkat bajumu begitu juga dengan rok yang kamu kenakan! aku ingin mematikan jika kamu benar-benar masih perawan."
"Tidak mau, mas Vadel sudah keterlaluan."
"Kalau begitu aku terpaksa melaporkan dirimu pada Bella, karena sudah menggodaku seperti ini."
"Tidak! Mas yang sudah masuk duluan ke dalam kamar ini." Ucap Loly protes.
"Bella akan lebih percaya aku dibandingkan kamu, Loly."
Loly tertunduk pasrah, selama ini kakaknya Bella memang lebih mempercayai suaminya dibandingkan dirinya. refleks Loly mengangkat beberapa centi roknya keatas setelah itu baru bajunya. Vadel menganggukkan kepalanya tanda dia sudah puas memandangi bagian tubuh Loly yang indah sambil tersenyum culas.
"Dasar kakak ipar otak mesum, jika tidak ingin mendapatkan masalah dengan kak Bella, dan pesan kedua orang tuaku agar patuh karena hanya merekalah keluarga yang aku miliki sekarang. Tidak sudi rasanya menjatuhkan harga diriku dan bertahan tinggal disini." Gumam Loly.
Mata elang Vadel terus memperhatikan Loly, seolah-olah paham apa yang sedang dipikirkan gadis yang tengah berkeringat dingin tersebut.
"Aku bisa menuruti semua keinginanmu, tapi dengan satu syarat."
"Apa syaratnya mas?" Tanya Loly dengan mata berbinar-binar penuh harap.
"Buka juga celana dalammu...." Bisik Vadel tersenyum nakal.
"What's."
Loly hampir pingsan saat mendengarnya, belum sempat tersadar dari keterkejutannya, sebelah tangan Vadel menyusup masuk meremas ke-dua gundukan milik Lolly, membuat Lolly tanpa sadar mendesah tertahan.
"He...hennn... hentikan mas."
Vadel kembali mencium bibir Loly dengan begitu lembut, sehingga detak jantung Loly seperti genderang mau pecah melompat ke sana kemari. Dia ikut terbawa suasana dan terlupa akan ucapan Vadel barusan yang begitu menyinggung perasaannya.
"Bernafaslah dengan benar."
Untuk pertama kalinya Loly merasakan sensasi luar biasa, sesuatu yang sulit untuk diungkapkan rasanya keluar dari bagian tubuhnya. Vadel menatap wajah Loly yang masih bersemu merah sehabis pelepasan pertamanya. Susah payah Loly berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya.
"Mas Vadel telah melecehkan aku..hick.hick.." Loly mendorong keras tubuh Vadel berlari keluar kamar menuju kamarnya sendiri dilantai dasar.
"Aku memang pria brengsek Loly, tapi hanya padamu." gumam Vadel menatap punggung Loly yang sudah menjauh.
***
Pagi-pagi sekali Loly sudah bangun, dia tidak ingin bermalas-malasan. Meskipun hati kecilnya ingin sekali menghindari sang kakak iparnya yang kelewatan mesum.
Loly mulai sibuk menumis sayuran, telur ceplok kesukaannya, termasuk kopi hitam untuk Vadel. Mengingat Bella selama ini hampir tidak pernah mengurus segala sesuatunya, termasuk sarapan untuk suaminya sendiri. Yang sekarang dia serahkan sepenuhnya pada sang adik mengingat Vadel yang mulai keberatan untuk memperkerjakan art di rumah mereka semenjak kedatangan Lolly.
"Hhhmm'mm..!"
Loly yang tengah sibuk segera menoleh melalui pantulan kaca, dia baru tersadar jika pergerakannya sibuk didapur tidak pernah terlepas dari perhatian Vadel.
"Loly, aroma kopi hitam buatan mu benar-benar nikmat." ucap Vadel berjalan mendekat.
"Iya, mas Vadel silahkan minum. Kopinya sudah Loly siapkan."
"Loly, kamu mau ke mana? Duduklah temani mas sarapan." tanya Vadel begitu Loly hendak pergi.
"Mas, soal kejadian semalam. Aku tidak ingin terulang lagi. Anggap saja semua tidak pernah terjadi diantara kita." ucap Lolly menundukkan wajahnya.
dlm agama Islam tdk di benarkan seorang wanita memiliki suami lebih dari 1,bahkan setelah bercerai pun wanita harus menunggu masa Iddah jika mau menikah lagi, berbeda dg laki-laki yg memang boleh beristri lebih dari 1