Masa lalu Arneta yang begitu kelam, karena diceraikan dalam keadaan hamil anak dari pria lain. Membuat wanita itu memutuskan kembali ke Indonesia dan membesarkan anaknya seorang diri.
Wanita itu ingin mengubah masa lalunya yang penuh dengan dosa, dengan menjadi seorang Ibu yang baik bagi putri kecilnya. Tapi apa jadinya jika mantan pria yang membuatnya hamil itu justru menjadi atasannya di tempat Arneta bekerja?
Akankah pria itu mengetahui jika perbuatan semalam mereka telah membuat hadirnya seorang putri kecil yang begitu cantik? Dan akankah Arneta memberitahu kebenaran tersebut, di saat sang pria telah memiliki seorang istri.
Ini kisah Arneta, lanjutan dari You're Mine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Oke," Ivy tersenyum sambil menatap jendela mobil di sampingnya. Namun itu hanya sesaat karena ia kembali menatap pada Mommy nya saat teringat sesuatu. "Mom, Daddy itu siapa? Kenapa teman-teman Ivy selalu bercerita tentang Daddy mereka yang selalu mengajak bermain dan jalan-jalan."
Deg.
Arneta yang terkejut dengan pertanyaan putrinya, tanpa sadar menginjak rem dengan mendadak sampai mobil yang berada di belakangnya membunyikan klakson mereka dengan keras.
"Mommy kenapa diam?" tanya Ivy kembali saat tak mendengar jawaban dari mommynya tentang siapa itu Daddy.
"Daddy itu sama seperti ayah," jawab Arneta dengan memaksakan diri untuk tersenyum.
"Jadi Ayah Candra itu Daddy Ivy?" tanyanya dengan bingung. "Tapi kenapa Ayah Candra tidak tinggal bersama kita? Tidak seperti Daddy teman-teman Ivy yang setiap hari selalu mengantar ke sekolah?"
Arneta yang bingung harus menjawab apa, terselamatkan oleh mobil mereka yang sudah sampai di sekolah Ivy. Ia pun segera menurunkan putri kecilnya itu dan mengantarnya sampai ke kelas lalu bergegas pergi.
Sebenarnya Arneta bukan tidak mau menjawab pertanyaan putrinya tersebut, tapi jika ia menjawabnya maka Ivy akan terus bertanya banyak hal yang akan membuat Arneta semakin terpojok.
"Ya, Tuhan. Tenyata hari ini datang juga. Hari di mana putri kecilku bertanya tentang sosok Daddy nya," lirih Arneta sambil menangis.
Sungguh kini ia merasa sangat bingung, apakah keputusannya untuk merahasiakan keberadaan Ivy dari Daddy kandungnya sudah benar ataukah salah. Mengingat putrinya itu butuh kasih sayang dari seorang ayah.
"Tidak, tidak. Kau sudah benar Arneta dengan menyembunyikan Ivy. Jika pun pria itu tahu kalau kau hamil anaknya, pasti dia akan memintamu untuk menggugurkannya," gumam Arneta dengan membenarkan apa yang sudah dilakukannya.
Mengingat betapa marahnya pria itu setelah menyadari mereka telah menghabiskan satu malam panas dalam keadaan sama-sama mabuk. Bahkan pria itu mengancam akan membunuhnya jika sampai kejadian itu diketahui oleh orang lain.
"Tidak ada yang perlu kau sesali Arneta, apalagi pada pria kejam seperti dia. Dia juga mungkin sudah memiliki banyak anak sekarang," ucap Arneta sembari menghapus air mata yang terjatuh di kedua pipinya.
Tidak ingin terus terjebak pada masa lalunya, Arneta pun bergegas melajukan kendaraannya ke kantor. Ia hanya bisa berharap putri kecilnya akan melupakan pertanyaan tentang Daddy nya. Arneta juga berharap bahwa selamanya mereka tidak akan lagi bertemu dengan pria kejam yang telah berkontribusi dengan hadirnya Ivy ke dunia.
*
*
"Neta cepat kemari!" Nadine memanggil teman baiknya itu yang terlihat bingung karena mereka sudah berbaris rapih untuk menyambut sang Ceo baru mereka.
Arneta pun segera berlari menghampiri teman baiknya Itu, meskipun semua mata kini menatap kearahnya. Apalagi tak lama setelah ia berdiri, Pak Candra dan sang Ceo baru itu masuk ke dalam gedung perkantoran mereka.
Semua karyawan pun menyambut kedatangan sang pemilik perusahaan, begitu juga dengan Arneta. Meskipun wanita itu memilih untuk menunduk, karena tahu kesalahannya yang datang terlambat sehingga tidak ikut mendampingi Pak Candra untuk menyambut langsung sang Ceo baru.
Pandangan matanya yang tertuju pada atas lantai, kini melihat beberapa sepatu hitam mahal yang terlihat hitam berkilau. Arneta dapat menebak jika pemilik sepatu itu pasti berhenti tepat di depannya, apalagi ia mendengar dengan jelas Pak Candra tengah memperkenalkannya pada seseorang.
"Perkenalkan dia Arneta, dia yang akan menjadi sekertaris Anda untuk ke depannya," ucap Candra pada sosok pria yang berdiri di sampingnya.
Arneta pun mengangkat wajahnya untuk memperkenalkan diri secara langsung pada atasan barunya.
"Selamat da —" Seketika itu juga Arneta terdiam saat melihat dengan jelas wajah CEO baru mereka. Ia bahkan hampir terjatuh jika tidak ditahan oleh Nadine, karena begitu lemas dan terkejut saat melihat sosok pria yang berdiri di hadapannya. Sosok pria yang ia harapkan tidak akan lagi bertemu dengannya dan Ivy. "Kau...!"