Follow IG : base_author
Membaktikan kehidupannya untuk imamnya, peran yang dilakoni Thalia Ruth selama 4 tahun menjalani hidup berumah tangga dengan Andre Miles, suaminya. Di tinggallkan kedua orang tuanya karena kecelakaan menjadikan Thalia yang yatim piatu sepenuhnya menggantungkan hidupnya pada Andre dengan kepercayaan yang tanpa batas. Bagaimana Thalia menjalani kehidupannya setelah Andre mencampakkannya setelah memperoleh semua yang diinginkan?? bahkan ibu mertua pun mendukung semua perbuatan suaminya yang ternyata sudah direncanakan sejak lama.
Menjadi lemah karena dikhianati atau bangkit melawan suaminya... manakah yang dipilih Thalia?
Siapkan tisu dan alat tempur sebelum membaca 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 3
Disaat Thalia harus menyimpan kesedihannya, di sebuah unit apartemen mewah nampak seorang wanita cantik memantulkan dirinya di cermin. Wanita itu tersenyum sambil memerhatikan lagi penampilannya yang menggunakan kemeja berwana fanta dengan rok span di atas lutut, memamerkan kaki jenjangnya yang indah, dengan rambut yang dibiarkan tergerai.
"Penampilanku sudah oke, sekarang tinggal menyemprotkan parfum." Ujar Mona riang karena sebentar lagi sang kekasih akan menjemputnya.
Mona mengambil parfum merk terkenal pemberian Andre ketika kekasihnya itu pulang dari Prancis. Ia menyemprotkan parfum aroma vanila di leher dan juga bajunya.
Notifikasi pesan dari ponselnya berbunyi. Mona mengembalikan parfum ke tempat semula. Segera ia memeriksa pesan yang baru saja masuk. "Sayangku"
◉ Aku sudah sampai, Baby. Aku tunggu di basement.
Tidak membalas pesan dari kekasihnya, Mona langsung mengambil tas dan juga lunch bag. Lalu, ia keluar dari unit apartemennya, dan masuk ke dalam lift menuju basement.
Sesampainya, Mona langsung menemukan mobil Andre. Wanita itu mempercepat langkah kaki jenjangnya, tidak sabar ingin bertemu dengan sang kekasih.
"Halo sayang, " Mona menyapa Andre begitu ia masuk ke dalam mobil yang disambut dengan senyuman dari kekasihnya itu.
Andre memerhatikan penampilan Mona dari atas sampai bawah dengan tatapan menilai. Mona semakin hari semakin terlihat memukau.
Pintu mobil ditutupnya, Mona menghadap Andre yang sedang memperhatikannya. "Hei, kenapa kamu menatapku seperti itu? apa penampilanku terlihat aneh?" Mona mengedarkan pandangannya ke bawah untuk melihat lagi penampilannya.
Dari segi penampilan, Thalia dan Mona memiliki selera yang berbeda. Thalia cantik dengan tampilan sederhana. Sedangkan Mona, wanita itu tampil dengan modis, dan juga fashionable.
"Tidak Baby, kau selalu tampil dengan sempurna." Rona merah alami muncul di pipi Mona, wanita itu tersipu mendapatkan pujian dari kekasihnya.
Andre pun mencondongkan tubuhnya ke arah Mona. "I want to kiss you in the mouth." Bisiknya di dekat bibir Mona.
Mona mengerlingkan matanya memberi lampu hijau. Segera Andre mencium bibir Mona. Dengan senyuman, Mona menyambut bibir Andre. Ia balas memagut, membuka mulut, mempersilahkan Andre menjelajah mulutnya. Sungguh ciuman itu panas dan membara.
Andre melepaskan tautan bibir mereka, lalu menatap Mona lagi.
"Kamu sangat liar, Sayang. Aku sampai kehabisan napas." Ucap Mona mengatur napas. Ia pun tertawa seraya mengambil tisu yang terletak di atas dashboard lalu membersihkan bibir Andre yang terdapat noda lipstik dari bibirnya. "Lihatlah, lipstikku menempel di bibirmu." Ujarnya sambil memperlihatkan tisu tersebut.
Andre ikut tertawa. "Ini karena bibirmu sangat menggoda, Baby. " Andre mengerlingkan mata seraya menggerakkan tangan kekarnya menyentuh paha mulus Mona lalu mengusapnya.
"Ucapanmu sangat manis, seperti bibirmu Sayang." Mona membalas menggoda Andre, membuat pria itu tergelak.
"Apa kamu sedang menggodaku?" erangnya menatap Mona dengan tatapan berkabut hasrat. Apalagi penampilan Mona saat ini yang memakai kemeja ketat, sehingga memperlihatkan lekukan tubuh indahnya serta lipstik yang berantakan semakin membuat wanita itu bertambah seksi.
"Sayangnya itu tidak bisa, karena kita harus menghadiri pertemuan dengan Pak Gunawan."
"Iya, aku mengingatnya. Bagaimana jika nanti malam? " Andre mengabaikan janjinya kepada Thalia. Mona hanya tersenyum menanggapi ajakan kekasihnya. "Diammu adalah jawaban, Baby." Andre menarik tangannya dari dalam rok Mona, berpindah memegang stir.
Andre menginjak gas, melajukan mobilnya membaur dengan barisan mobil yang memenuhi ruas jalan. Mona mengeluarkan lipstik dan juga kaca kecil dari dalam tas guna merapikan lagi penampilannya.
"Apa Thalia tidak akan curiga padamu?" Mona menggunakan tisu membersihkan lipstiknya yang berantakan lalu mengoles ulang. "Hampir setiap hari kamu datang ke apartemenku."
"Itu tidak akan terjadi. Apa kamu merasa khawatir?" tanya Andre tanpa menolehkan kepala. Netra legamnya fokus pada kemudinya.
Mona tidak langsung menjawab pertanyaan Andre, ia menyelipkan cermin, dan lipstiknya ke dalam tas. "Iya, sedikit."
Andre meraih tangan Mona, lalu menautkan jemari mereka. "Kamu tidak perlu merasa khawatir. Semuanya akan aman. Oh iya, aku sudah meminta Adam untuk mentransfer uang untuk Ibu berobat jalan." Andre menghentikan laju mobilnya ketika lampu rambu lalu lintas berubah merah.
"Terimakasih, Sayang. Seharusnya.... "
"Stt.. Kamu adalah kekasihku, sudah hal wajar jika aku memperhatikan Ibu, Ayah, dan Adikmu." Potong Andre
"Aku sangat bahagia bisa memilikimu, Sayang." Ujar Mona
"Aku lebih bahagia lagi."
Obrolan mereka terhenti saat ponsel Andre berdering. "Mama.. Sebentar aku terima dulu." Mona mengangguk. Andre memasang earphone, menerima panggilan dari Mamahnya. "Halo Mah."
"---"
"Oke, Aku akan tunggu kedatangan Mama. Ya, Aku masih dalam perjalanan."
"---"
"Baik Mah. Oke. " Panggilan berakhir. Andre melajukan lagi kendaraannya ketika lampu merah berubah hijau.
"Ada apa?" tanya Mona.
"Minggu nanti, Mama akan datang ke Surabaya. Kamu ingin menemuinya?"
"Kamu ingin memperkenalkanku dengan Mamamu?" Mona menatap Andre dengan tatapan tidak percaya.
"Tentu saja." Jawab Andre, membuat perasaan Mona sangat bahagia. "Apa kamu merasa senang?" Andre melirik Mona melalui ekor matanya, kekasihnya itu tengah tersenyum.
"Iya, Sayang. Aku sangat senang." Ujar Mona bersemangat. Bagaimana tidak, kehidupannya saat ini jauh lebih baik daripada kehidupannya sebelum bertemu dengan Andre.
Sebelum bekerja di perusahaan Andre, Mona bekerja sebagai SPG kosmetik di Mall Surabaya, tepat setelah ia menyelesaikan kuliahnya. Menjadi tulang punggung keluarga karena sang Ayah di PHK, Mona mencoba mencari lowongan kerja di perusahaan.
Pada saat itu perusahaan yang di pimpin Andre sedang memasang lowongan di bagian sekretaris. Mona pun mencoba peruntungannya.
Melalui berbagai tes, dan berkat kepintaran yang dimiliki, akhirnya Mona diterima.
Andre dan Mona sebenarnya teman lama yang sama-sama menyimpan rasa cinta. Karena semesta yang belum menghendaki akhirnya rasa itu pun menguap begitu saja.
Menjadi sekretaris pribadi, mengharuskan Mona berada di dekat pria itu. Satu tahun bekerja bersama, Mona merasakan cinta yang sempat hilang, kembali tumbuh di hatinya.
Ternyata Andre juga memiliki perasaan yang sama. Bak gayung bersambut, ketika Andre menyatakan perasaannya, Mona langsung menerimanya, melupakan jika Andre sudah memiliki seorang istri. Hingga akhirnya mereka menjalin hubungan sembunyi-sembunyi
Menjadi kekasih Andre, kehidupan Mona tercukupi. Dari apartemen mewah, mobil bahkan semua yang melekat ditubuhnya itu adalah pemberian dari Andre. Selain itu, Andre juga peduli terhadap keluarganya, Andre membiayai adik Mona yang masih bersekolah, dan membiayai kehidupan orangtua Mona.
Dan mengenai ajakan Andre untuk memperkenalkannya dengan Ibu pria itu, cukup membuktikan jika Andre serius menjalani hubungan mereka.
"Aku sangat yakin Mama akan menyukaimu." Andre menarik tangan Mona, kemudian mengecupnya.
Perasaan Mona semakin menghangat dan melambung. Ia merasa istimewa dan apa yang dilakukan Andre kepadanya semakin membuat Mona tidak ingin melepaskan Andre.
"Aku juga harap demikian. Aku akan menggunakan kesempatan dengan baik untuk mengambil hati Mama kamu."
"Itu yang harus kamu lakukan, Baby."