Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 1.
Carla Magdalena memegang perutnya yang terasa begitu sakit, akibat tendangan kaki Ivanka.
"Aku sudah katakan padamu! menjauh dari Bastian, dia hanya milikku! kamu tidak pantas untuk Bastian! dan.. lagi pula Bastian sangat membencimu!!" Ivanka menyeringai sinis, memandang Carla yang terlihat meringis kesakitan.
"Pa.. Paman...!" tangan Carla menggapai udara dengan suara lemah, melihat Bastian yang melangkah, meninggalkan ruangan itu semakin menjauh, tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.
Air mata Carla mengalir membasahi pipinya, hatinya begitu sakit, saat Bastian mempercayakan Ivanka, untuk mendisiplin nya karena terlalu posesif kepada Pamannya itu.
Bastian tidak memperdulikan permohonan Carla, saat memohon agar dirinya, yang seharusnya mendisiplin Carla, bukan Ivanka.
Ivanka menarik rambut Carla kebelakang, membuat wajah Carla mendongak ke atas memandang Ivanka.
"Wajah seperti badut begini, siapa yang tidak akan jijik melihatmu! Bastian saja muak melihatmu! dasar jalang!!" Ivanka menginjak tangan Carla, sampai Carla menjerit kesakitan.
"Brengsek! Ivanka! lepaskan kakimu!" dengan suara lemah dan penuh amarah, Carla menahan sakit yang sangat menggigit pada tangannya.
Plak!
"Kamu berani mengumpat padaku! dasar yatim piatu! aku akan beri kamu pelajaran! agar mulutmu itu tidak bisa bicara lagi!!"
Plak! Plak! Plak!
Ivanka bertubi-tubi menampar wajah Carla, sampai sudut bibir Carla mengeluarkan darah.
Carla menangis dengan sedihnya, ia begitu bodoh terlalu mencintai Bastian, yang lebih mendengarkan Ivanka dari pada dirinya.
Air matanya mengalir dengan deras membanjiri wajahnya, tubuhnya terasa begitu sakit, dan hatinya juga sangat sakit sekali.
Ia benar-benar lelah, sepuluh tahun ia menyukai Paman angkatnya, yang diwali kan orang tuanya sebelum meninggal, untuk menjaga dan melindungi dirinya, menggantikan kedua orang tuanya.
Bastian Kenneth, menjadi bagian keluarga Carla, saat Carla berusia tujuh tahun, dan Bastian di adopsi Ayahnya menjadi adik angkat Ayahnya, saat Bastian berusia tujuh belas tahun.
Saat pertama kali, Carla memasuki masa pubernya, ia menyukai Bastian Kenneth.
Saat itu usia Carla dua belas tahun, dan Bastian berusia dua puluh dua tahun.
Di saat usianya memasuki, usia tujuh belas tahun, ia mulai menunjukkan perasaannya secara terang-terangan kepada Bastian.
Awalnya, Bastian tidak membenci setiap Carla menempel padanya, dan mengikutinya ke mana pun ia pergi.
Hingga sepupunya, Ivanka, masuk ke dalam hubungannya dan Bastian, sikap Bastian menjadi berubah kepadanya.
Bastian selalu saja percaya, dengan apa yang di katakan Ivanka, dan bahkan Ivanka dapat dengan bebas mencela Carla di depan Bastian.
"Akh!!" Carla menjerit, merasakan kepalanya begitu sakit, saat Ivanka menyentakkannya ke lantai dengan kencang.
Carla merasakan keningnya perih, sepertinya terluka, dan ia merasakan darah mengalir dari luka tersebut, membuat penglihatannya mulai kabur.
Ia merasakan tubuhnya semakin lemah. Carla ingat beberapa hari ini, ia tidak di beri makan oleh Ivanka, karena ia di hukum Bastian.
Bastian mengurung Carla di kamar, karena Carla membuat malu Bastian di depan rekan bisnisnya.
Carla memarahi rekan bisnis Bastian, karena terlalu lama meeting, sehingga Bastian melewatkan makan siang bersama dengannya.
Bastian kemudian meminta bantuan Ivanka, untuk memperhatikan Carla, agar tidak melarikan diri.
Alhasil, Ivanka tidak melewatkan kesempatan untuk menyiksa Carla, dan membuat suatu kebohongan kepada Bastian.
Ivanka mengatakan, Carla tidak mau makan, kalau Bastian tidak datang untuk membujuknya makan.
Mendengar apa yang di katakan Ivanka, membuat Bastian semakin marah. Bastian menambahkan masa hukuman Carla, dan ia pun tidak datang untuk melihat Carla.
"Percuma kamu menangis! Bastian tidak akan tersentuh dengan air matamu! dia tidak akan pernah mencintaimu, sampai kapan pun! dia hanya mencintai ku seorang, pesonaku telah membuatnya tidak tertarik lagi dengan wanita mana pun! sungguh kasihan kamu! lebih baik, kamu mati saja! agar tidak mengganggu hubungan kami!" kata Ivanka seraya menyeringai sinis nya.
Bukk!!
Ivanka kembali menendang perut Carla dengan kuat, sehingga tubuh Carla tersungkur seperti karung.
"Huekk!!"
Carla muntah darah, pandangannya semakin kabur, dan tubuhnya terasa semakin lemas.
Ivanka tertawa dingin melihat Carla yang mengenaskan, ia begitu senang melihat Carla sekarat.
"Beri ia minum obat itu!!" sahut Ivanka kepada seorang wanita, yang memegang segelas minuman.
"Baik, Nona!" angguk wanita itu.
Carla di paksa untuk meminum, obat yang di maksud Ivanka.
Dengan sisa tenaganya yang lemah, Carla mencoba menghindari gelas minuman itu, agar tidak masuk ke dalam mulutnya.
Tapi, tenaganya terlalu lemah untuk melawan tenaga dua Pelayan, yang cukup kuat memegang tangan, dan dagunya. Membuat minuman yang berisi racun itu pun, masuk ke dalam mulutnya.
"Uhuk! uhuk!" Carla terbatuk-batuk, saat ia selesai meminum obat dalam gelas itu.
Dengan sisa tenaganya, ia mencoba memuntahkan minuman yang sudah masuk ke dalam mulutnya.
"Ha ha ha haa...!" Ivanka tertawa dengan senangnya melihat Carla, mencoba memuntahkan air yang sudah masuk melewati kerongkongannya.
"Rasakan! matilah sana! Bastian hanya milikku! hanya aku yang pantas menjadi Nyonya Kenneth!!" Ivanka dengan penuh rasa puas, menyeringai sinis melihat Carla yang terlihat kesakitan, dan mulai sekarat karena racun yang ia minum.
"Paman.. aku menyesal mencintaimu... seandainya ada kehidupan kedua, aku tidak akan jatuh cinta lagi padamu... aku ingin hidup untuk diriku sendiri... ingin menikmati kebahagiaanku sendiri, jauh darimu.. dan menemukan pria... yang tulus mencintaiku apa adanya, aku sangat membencimu Paman... " gumam Carla dengan lirih dalam kesakitannya.
Air matanya terus mengalir membasahi pipinya yang tirus, menahan rasa sakit yang sangat menggigit pada tubuh dan hatinya.
Ia benar-benar sangat lelah, lelah sekali!
Perlahan mata Carla meredup, dengan pandangan matanya yang buram, dan nyaris tertutup.
Carla melihat Ivanka berjalan menjauh, meninggalkan ruangan itu, sembari terus tertawa bahagia.
Bersambung.....