Sebuah kejadian yang membuat seorang Anaya Putri (23tahun) harus hamil tanpa seorang suami. Naya harus merelakan kehormatannya ketika insiden tidak disengaja yang ditimbulkan karena salah alamat dan menjadi cinta satu malam bersama dengan pria asing.
Naya hidup sebatang kara, dia harus melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Saat sang anak sudah besar, ternyata dia memiliki sifat yang sangat genius dan berusaha menyatukan kedua orangtuanya.
Mampukah Anaya menjalani kehidupannya?
Akankah kebahagiaan menyapanya di akhir kisah nanti? Dan siapa pria yang sudah membuat Naya menjadi berbadan dua?
YUK SIMAK KELANJUTANNYA 🥰
JANGAN LUPA SELALU MEMBERIKAN JEJAK MANIS DI SETIAP BAB NYA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #22
Pesta pun telah usia dan saat ini jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Anaya dan Abi berada di dalam kama mereka sementara Al bersama dengan sang Oma. Di dalam kamar tersebut, sepasang pengantin baru itu hanya saling diam dan melirik satu sama lain karena mereka bingung harus mulai dari mana memikirkan malam ini adalah malam pertama. Ya, meskipun Abi sudah membuka kepe*awanan Anaya terlebih dahulu lima tahun yang lalu.
Naya pun gelisah, dia memutuskan untuk membersihkan diri.
"Mas, aku permisi ke kamar mandi dulu ya?" Anaya beranjak dari ranjang.
Abi hanya mengangguk, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Setelah melihat Anaya yang sudah masuk ke dalam kamar mandi, Abi segera menyeka keringat yang menempel di dahi. Dia menghela nafas pelan dan memejamkan mata sejenak.
"Dia membuatku gugup." gumam Abi.
Di dalam kamar mandi. Anaya tidak tahu harus melakukan apa, dia mondar-mandir hingga sejenak kemudian membasuh wajah menggunakan air keran. Anaya menghela nafas dan mencium wangi tubuhnya sendiri.
"Aku rasa cukup wangi, ini adalah malam pertama kami dan aku yakin jika Mas Abi pasti akan meminta haknya," Naya menggigit kuku jari.
Dia membenahi rambutnya yang tergerai indah tak lupa dirinya juga kembali menyisir rambutnya. Setelah semua dirasa cukup, Anaya langsung keluar dari kamar mandi.
Abi yang menunggu Anaya selama lima belas menit hanya mampu setia duduk di pinggir ranjang, entah mengapa degup jantungnya tidak karuan saat melihat Anaya keluar dari kamar mandi.
Mereka saling pandang ketika Naya sudah duduk di dekat Abi, perlahan tangan Abi terulur untuk menyentuh wajah Anaya. Sementara Anaya, dia hanya memejamkan mata karena deru nafas Abi mulai terasa menyapu kulit wajahnya. Detik berikutnya, Abi menjauhkan wajah dari Anaya dan dia kelihatan gugup.
"N—nay, aku permisi ke kamar mandi dulu." Abi langsung beranjak dari ranjang.
Anaya melihat kepergian Abi lalu dia menghela nafas.
"Astaga, apa aku bau?" gumam Naya sambil mencium aroma mulutnya sendiri. "Masih wangi." lanjutnya tersenyum tipis.
Sudah hampir dua puluh menit Anaya menunggu suaminya keluar dari kamar mandi tetapi belum ada tanda-tanda kemunculan batang hidung Abimanyu. Anaya yang sudah mengantuk memutuskan untuk tidur terlebih dahulu.
Abi yang masih betah di dalam kamar mandi, dia begitu ragu untuk keluar karena bingung dengan apa yang harus dilakukan bersama Naya dalam keadaan sama-sama sadar saat ini. Dirinya hanya setia menatap cermin dan menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya.
Setelah beberapa menit, Abi akhirnya selesai memikirkan semua apa yang ingin dia lakukan. Dirinya keluar dari kamar mandi dan tersenyum lebar tetapi senyumnya langsung surut ketika melihat Anaya memejamkan mata.
"Dia sudah tidur?" Abi berjalan dengan perlahan menghampiri Anaya.
Abi mendekatkan wajah dan hembusan napas Naya terlihat teratur, hal itu menandakan jika Anaya sudah tertidur pulas. Dirinya hanya mampu tersenyum lebar karena malam pertama yang harusnya dia jalani sudah gagal begitu saja.
Abi merebahkan diri di samping Anaya, dia memeluk sang istri dan mulai terbang ke alam mimpi.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Elvira menghamburkan semua barang-barang yang ada di atas meja riasnya, dia sangat tidak terima atas resminya hubungan Abi dan Anaya. El menatap layar televisi yang menayangkan prosesi pernikahan Abimanyu sang pengusaha muda.
"Aku benci kalian, aku benci!" teriaknya seperti kesetanan.
Tubuh Elvira luruh ke lantai, dia berjongkok sambil memeluk kedua lututnya.
"Kamu sudah menghancurkan semuanya, gadis miskin! Aku tidak terima dengan semua ini, aku pasti akan membalasmu! Lihat saja!" teriaknya lagi dengan mata memerah.
Elvira meraba kasur, dia mengambil ponselnya dan mulai menghubungi seseorang.
"Halo, apa kamu sudah mendengar berita tentang pernikahan Abi?"
📱"Tentu saja, aku masih heran mengapa Abi lebih memilih wanita itu daripada dirimu. Padahal sudah jelas kamu lebih segala-galanya daripada wanita itu."
"Aku juga tidak mengerti, tetapi saat ini aku membutuhkan bantuanmu."
📱"Apa yang bisa ku bantu? Katakan saja, barangkali aku bisa melakukannya."
"Kamu harus merayu Abi agar mau bersamamu, terserah dengan cara apa yang penting Abi jauh dari perempuan miskin itu."
Perempuan di seberang sana mengatakan setuju lalu panggilan pun langsung terputus.
Elvira tersenyum licik, dia menggenggam ponselnya dengan erat dan menatap lurus ke depan.
"Aku yakin jika Abi tidak akan bisa menolak perempuan yang menjadi cinta sejatinya dulu. Setelah hubungan Abi dan perempuan miskin itu renggang, barulah aku akan menjalankan rencanaku yang sesungguhnya untuk membalaskan semua rasa sakit hatiku ini." Elvira tersenyum sinis dan tertawa jahat.
•
•
**TBC
🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️**
😍😍😍💖💖💖💖