NovelToon NovelToon
PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Model / Roman-Angst Mafia / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Anisa Nurapiah

Dijebak suami sampah? Di tipu sahabat sendiri? Di buang oleh keluarganya? ya itu semua adalah kehidupan suram Fellora di masa lalu, Tapi ia kini bangkit dengan indentitas baru untuk membalaskan dendam nya.

"Mengapa kita tidak memotongmu menjadi potongan kecil dan memberikannya untuk anjingmu? Hm? Kemudian kita akan lihat seberapa setia anjing lapar yang sebenarnya.
Kamu tidak akan pernah mengerti kehancuran yang kamu lakukan pada seseorang sampai hal yang sama dilakukan padamu."~Fellora

"Gue nggak peduli ayah dari bayi ini,benih yang ditanam di rahim lo ini! Yang pasti gue cuman ingin menjadi ayah untuk bayi ini, meskipun ini bukan darah daging gue,gue akan memperlakukan layaknya anak kandung. Dan gue juga nggak bakalan melarang lo buat deket sama cowok lain! Yang penting gue bisa jadi ayah yang baik buat bayi ini!"
_Farka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Nurapiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

not care

Wanita itu terlihat khawatir dan berusaha membersihkan noda minuman di pakaian Farka dengan tisu yang ada di meja.

"Maaf sekali, saya benar-benar tidak bermaksud membuat Anda kotor" wanita itu dengan raut wajah yang sedikit cemas.

Farka menggelengkan kepala sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa, jangan khawatir. Itu hanya pakaian, bisa dicuci kok?"

Anak kecil itu masih berpegangan erat pada ibunya,

"Jessie minta maaf dulu sama om nya! ," Ujar wanita itu sambil mengusap punggung anaknya dengan lembut.

"Maafin Jessie om" ucapnya sembari menunduk dengan nada penyesalan

Farka mengusap lembut rambut Jessie,

"Iya sayang om gapapa,ini cuman minuman nanti bisa dikeringkan"ucapnya.

"Putri mu sangat cantik Persis seperti ibunya, apa suami mu tidak datang kesini?"tambah farka

Wanita itu menggelengkan kepalanya "Ngga, kami sudah bercerai saat Jessie lahir," jawabnya dengan suara lirih.

"Ouh maaf aku tidak bermaksud"

Wanita itu tersenyum lembut, mencoba menenangkan Farka,

"Tidak apa-apa, Farka, itu sudah biasa"

Farka mengangguk mengerti,

"Aku permisi mau ke kamar mandi dulu!" Ucapnya yang diangguki oleh wanita disebelahnya itu.

Farka beranjak dari duduknya dengan tergesa-gesa. Ia buru-buru meninggalkan meja dan meminta izin untuk ke kamar mandi.

Sebenarnya, Farka ingin segera pergi dari acara ini karena ia memang tidak suka dengan anak kecil sejak dulu. Ia merasa terpaksa untuk bersikap manis didepan anak kecil tadi.

Dengan wajah cemberut, ia terus melangkah keluar dari ruangan yang mewah itu.

"Loh, dia mau kemana?" gumam teman lelakinya yang masih duduk, sambil menoleh ke belakang.

Setiba di parkiran, lelaki itu melihat Farka membuka pintu mobilnya, namun tiba-tiba Lelaki itu menyusul dari belakang.

"Hei, Farka! Lo mau kemana?" tanyanya.

"Pulang!" jawab farka singkat.

"Kenapa pulang? Bukannya lo belum selesai pdkt sama cewek tadi?" tanya dia dengan kebingungan.

"Lo nggak liat baju gue ini?" ucap Farka sambil menunjukkan bajunya yang basah dengan noda minuman.

"Baju lo kenapa, sih?"

"Itu semua gara-gara anaknya! Mau secantik apapun cewek itu, kalau dia udah punya anak, gue nggak akan mau!" jelas farka sambil langsung masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya.

Farka melaju dari parkiran dengan kecepatan tinggi, mengendarai mobilnya dengan penuh kekesalan.

"Baru setengah acara, baju udah basah kuyup!" gerutu Farka dengan kesal, sambil melonggarkan dasi dan menekan tombol untuk membuka jendela. Angin malam pun masuk berhembus, mencoba meredam emosi yang tengah membara di dalamnya.

Sementara malam menghampiri, Casandra mengemban perasaan yang kacau. Dia berjalan di sisi jalan jembatan yang sepi, di bawah cahaya temaram lampu jalan yang terus berkedip.

Angin malam berhembus dengan dingin, menyebabkan rambutnya yang lembut terbang liar, seperti menyuarakan kesedihannya yang mendalam.

Langkahnya terhenti sesaat, dan dia memandang ke bawah, melihat aliran sungai yang meluap akibat curahan hujan yang deras. Air mengalir dengan ganas, mengingatkan Casandra akan keganasan nasibnya sendiri. Tubuhnya yang rentan terasa diterkam oleh berbagai masalah yang tak kunjung usai.

Ia merasa lesu dan letih, dan akhirnya terduduk di pinggir pagar jembatan yang dingin. Air mata mengalir di pipinya saat ia menyadari perlakuan keluarganya yang kejam, yang dengan seenaknya membuangnya begitu saja. Rasa kesepian dan kehampaan melanda hatinya, menyebabkan isakan tangisnya memecah keheningan malam.

Tak lama sebelum pergi jembatan, Casandra tiba di rumah keluarganya dengan harapan menemukan tempat perlindungan.

Kehadirannya tidak disambut dengan kehangatan yang diharapkannya. Ibunya, Yunezza, membuka pintu dengan ekspresi campur aduk.

"Siapa?" tanya Yunezza, suaranya penuh dengan keraguan.

Casandra, dengan penuh harapan, menjawab dengan nada lemah,

"Bunda!"

Walaupun Yunezza terkejut melihat putrinya berdiri di depannya, namun tatapan matanya mengungkapkan kekecewaan yang dalam. Ia hanya membuka pintu setengah tertarik, memberikan sedikit celah untuk Casandra masuk.

"Ca.. Casandra? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Yunezza dengan suara yang terdengar dingin.

Casandra, yang melihat keraguan di wajah ibunya, merasa jantungnya semakin hancur. Dalam hati, dia berharap untuk mendapatkan kehangatan dan dukungan dari ibunya, namun realitasnya jauh dari harapan.

"Bunda, maafkan aku! Harusnya aku tidak menikah dengan Ryzard! Tolong, Bunda aku mohon terima aku dikeluarga ini lagi!" Casandra berlutut di depan ibunya dengan suara gemetar.

Namun, alih-alih mendapatkan penjelasan atau dukungan, Yunezza hanya menatap putrinya dengan ekspresi kecewa. Wajah Casandra yang lebam dan bekas darah menggores di wajahnya hanyalah bukti dari kesalahan yang telah dia lakukan.

"Kamu datang kemari dengan wajah seperti ini? Apa kamu pantas datang kemari setelah sadar perlakuan lelaki itu?" Yunezza berkata dengan suara yang penuh kekecewaan.

Tangis Casandra semakin memecah keheningan ruangan.

Ia merasakan keputusasaan dan penolakan yang tajam dari ibunya. Hati Casandra terasa hancur karena perlakuan memilukan yang dia terima dari keluarganya sendiri.

Dalam ketidakberdayaannya, Casandra mencoba membela diri,

"Bunda, aku sangat menyesal. Aku tidak tahu bahwa Ryzard akan menjadi seperti ini. Tolong, beri aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku."

Namun, Yunezza hanya menggelengkan kepala dengan dingin.

"Kamu telah membuat pilihanmu sendiri. Sekarang, tanggunglah konsekuensinya sendiri."

Dengan kata-kata itu, Yunezza menutup pintu di depan mata Casandra, meninggalkannya terpuruk dalam kesedihan. Casandra merasa terbuang dan terluka secara emosional, ditolak oleh keluarganya sendiri.

...Bersambung...

1
Lolopechka Luftair
semangat thor nanti aku balik lagiii
Lolopechka Luftair
tapi tetap aja itu kann anak kamuu 😭
Lolopechka Luftair
oh iya luar fellora kan lagi hamil 😭
Lolopechka Luftair
eh kok aku mikir ini fellora yaa
Lolopechka Luftair
keren kata katanya ❤
Anisa Nurapiah: aaaaa makaciii banyakk udah mau mampir/Kiss/
total 1 replies
Lolopechka Luftair
sebel ih
Lolopechka Luftair
wkwk parah
Lolopechka Luftair
semangattt
Dian Hardiana
next chapter thort
Dian Hardiana
euihh/Shy//Shame/
Dian Hardiana
author semangat seru banget aku baca
Dian Hardiana
ehh busett laki biadab
Nisa Anisya
astaghfirullah astaghfirullah ya Allah astaghfirullah/Shhh/
Nisa Anisya
/Scream//Chuckle//Chuckle/
Nisa Anisya
ouyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy tumben ga disensor
Nisa Anisya
makkk dia nakal
Nisa Anisya
/Awkward//Scream/
Nisa Anisya
lah terus ngapain kalian nikah?
Nisa Anisya
weh itu salah lo sendiri cok
Nisa Anisya
bisa-bisanya dikira setan 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!