~ Sinopsis ~
Luna, seorang gadis yang penuh mengalami rasa pahit dari kecil yang mana ibu nya meninggal dunia saat bekerja sebagai TKW dan sang ayah bunuh diri karena penyesalan dari kecanduan judi.
Luna pun harus hidup mandiri bersama adik laki-laki nya, Putra dan menjadi tulang punggung untuk adiknya.
Sampai suatu ketika, dia diberikan cincin oleh seorang pengemis yang mana permata cincin itu telah masuk kedalam tubuh nya dan berubah menjadi Sistem Ratu.
Kehadiran sistem ratu malah menuntunnya hidupnya ke jalan kemewahan, kekuasaan dan kegelapan dari manusia.
Ini lah kisah dari Luna dan Sistemnya
*) Update setiap hari: 1 atau 2 Bab per hari. 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Festival Olahraga
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
Setelah diundur beberapa hari karena kasus Andri. Akhirnya, sekolah kembali mengadakan festival olahraga.
Di lapangan basket Indoor hampir semua siswa berkumpul, mereka bukan lah mendukung kelas mereka namun, melihat Luna yang sedang bermain basket.
Dengan kelincahan Luna, dia berhasil mengecoh lawan dengan dribble yang lihai. Lalu, memasukkan bola dengan lay up.
Club!
"Kya!"
"Keren!"
"Luna, aku mencintaimu!"
....
Beberapa pujian terus dilontarkan namun, Luna hanya tersenyum kecil dan melambaikan tangan nya.
Kepopuleran Luna membuat beberapa siswi kesal terutama di kelas yang berbeda.
Pertandingan pun masih berlangsung akan tetapi pola permainan lawan lebih kasar
Saat Luna berhadapan satu lawan satu, salah satu tim lawan menyenggol bahu Luna akan tetapi pergerakan Luna tidak goyah malah membuat lawan terjatuh.
Buk!
Prit!
Wasit pun menghentikan permainan sejenak, Luna yang menyadari bahwa penyebab jatuh karena dirinya, dia langsung memberikan tangan.
"Kamu gak apa-apa kan?"
Siswi yang awalnya meringis kesakitan di lantai langsung melihat Luna yang memberikan tangan nya. Awalnya dia ingin marah akan tetapi saat melihat kecantikan Luna, dia terpesona dan menerima tangan nya untuk bangkit berdiri.
"Maaf," ucap Luna.
Siswi itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Tidak apa."
Luna dan siswi itu saling bertukar senyum.
Setelah itu, pertandingan dimulai kembali dengan hasil tim Luna lah yang menang.
Disisi lain, dikarenakan banyak murid yang melihat pertandingan Luna membuat pertandingan yang lain diabaikan sampai-sampai teman sekelas Luna yang ikut lomba menjadi malas.
Seperti pertandingan tenis, teman siswa sekelas Luna yang berdiri dibelakang teman siswi satu kelas dengan Luna.
Teman siswa malah melamun melihat bagian bawah teman pasangannya itu yang memakai celana pendek khusus tenis. Sehingga, bola yang dilemparkan lawan tepat mengenai kepala teman siswa sekelas nya itu yang membuat dirinya pingsan.
Selanjutnya, aku melihat pertandingan sepak bola yang dimana daerah kelas Luna tidak ada yang menjaga dan hanya penjaga gawang sehingga membuat lawan dengan mudah memasukan bola di gawang kelas Luna.
Pritt! Pritttt!
Wasit meniup peluitnya.
“Pertandingan berakhir dengan skor 10 - 0 untuk kelas 11- C!” seru wasit.
Teman sekelas Luna tidak kecewa dengan kekalahannya malah sebaliknya, mereka tersenyum senang.
“Akhirnya selesai! Sepulang sekolah, kita mau kemana?”
“Aku mau Karaoke!”
“Ikut!”
“Aku juga!”
“Yeah!”
Hari kedua Festival Olahraga, berbeda pada hari pertama. Kali ini para peserta mengunakan kostum unik untuk sekelas dan kelas 11-D mengunakan kostum lebah hingga membuat kehebohan sendiri.
"Oh, tidak! Kita lihat dua ratu lebah!"
"Ratu lebah yang cantik."
Alexa yang mengenakan kostum lebah dan mendapatkan pujian aneh membuat nya berkomentar cules.
"Ha-ha-ha. Cantik, cantik palamu!" gumam kesal Alexa seraya melipatkan tangan dan menatap tajam.
Sedangkan, Luna tersenyum kecil dan merasa malu sendiri.
"Aishh ... Aku sungguh malu memakai ini," batin Luna.
Lalu, kompetisi hari kedua pun dimulai.
Tim basket yang dibawahi Luna sudah masuk final dan mereka bertanding basket mengunakan Kustom. Pesona Luna yang mengenakan kostum lebah membuat lawan nya terpesona dan menang lebih mudah.
Setelah itu, pertandingan sepak bola campuran diadakan kembali namun, kali ini berbeda lantaran Luna ikut bertanding ini berdasarkan pertandingan kemarin yang tidak serius membuat Luna harus bertanggungjawab sebagai ketua.
Di tengah lapangan Luna berdiri dihadapan lawan nya.
"Ishh ... Kenapa aku harus bertanding lagi? Apa lebih baik ku selesaikan dengan cepat?" batin Luna.
Disisi lain, Luna ingin mencoba sesuatu.
"Seperti itu layak di coba." Luna pun memerintahkan Jarvis, "Jarvis, bidik target!"
(Sudah terbidik.)
Bidikan itu tepat di sudut atas gawang. Luna pun melihat bidikan itu seperti bermain game FPS Shooter.
Setelah terbidik sempurna, Luna sontak menendang kencang bola yang ada dibawah nya.
Dengan kecepatan tinggi, bola melesat dan masuk kedalam gawang.
Luna yang melihat itu, dia tidak menyangka sendiri, "Eh?"
Semua murid juga tercengang tidak terkecuali Jay.
Wasit pun sempat terdiam namun, dia bergegas melepaskan lamunan nya dan meniupkan peluit nya.
Pritt!
"Goal! Sungguh goal yang luar biasa!" seru komentator.
"Wuahh! Apa itu?!" teriak Jay.
"Bola nya menghilang!" seru pemain yang lain.
"Keren!"
"Luna, luar biasa!"
...
Pujian terus dilontarkan namun, Luna hanya tersenyum lebar dan menggaruk pelan nya.
Disisi lain, Alexa, Raffi dan Sandra menjadi kesal dengan kepopuleran Luna yang semakin meningkat.
Setelah itu, perlombaan terus dilakukan tanpa Luna ikut serta sampai perlombaan terakhir yakni lari estafet.
Pada perlombaan itu, hampir semua murid menyemangati Luna.
"Semangat, Luna!"
"Luna! Luna!"
"Kyaaa! Luna!"
Luna hanya memberikan senyuman kecil sedangkan Sandra yang ada disampingnya geram kesal.
"Aku akan tunjukkan betapa pecundang nya dia," batin Sandra.
Beberapa saat kemudian, pelari ketiga datang yang mana terlihat kelompok Sandra terlebih dahulu dan menerima tongkat.
"Luna, aku duluan!" ucap senang Sandra yang langsung berlari.
Sania sebagai pelari ketiga tim Luna sangat lambat hingga berbeda 2 menit baru Luna bisa menerima nya.
"Maaf, Luna. Saya terlambat!"
"Tidak apa-apa," jawab Luna dengan senyuman kecil.
Setelah itu, Luna lari sekuat tenaga hingga mampu menyusul Sandra.
"Apa?! Yang benar saja!" batin kesal Sandra.
Tidak hanya menyusul Sandra, Luna menyusul semua peserta dan mendapatkan peringkat pertama.
Setelah Luna berhasil di garis finish, Sandra menghentikan laju lari nya dan berteriak kesal.
"Sial! Njing!" umpat kesal Luna.
Luna yang mendengar itu hanya tersenyum bangga meski begitu, dia masih sedikit sakit saat melihat Raffi menghampiri Sandra dan menenangkan nya.
Raffi pun juga menatap tajam Luna hingga membuat nya mengalihkan perhatian kepada teman-teman sekelas nya yang menyambut kemenangan Luna terkecuali Alexa.
Dan, festival olahraga berakhir.
Seusai Luna mentraktir mereka di restoran menengah atas apalagi yang mereka inginkan bukanlah restoran mahal melainkan lesehan dan barbeque. Luna pun cukup menikmati hari itu meski dalam acara itu Alexa dan Raffi tidak ada.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
prestasi non akademik nàik.......
.. asyik lho