Ellina damara, gadis berusia 18 tahun yang di adopsi keluarga damarta.
Awalnya kehidupannya baik baik saja sebelum kedatangan sahabat sekaligus calon istri kakak sulungnya. Yang mengakibatkan dirinya di benci oleh sang kakak karena di tuduh berbuat jahat pada calon istrinya.
Hingga sebuah tragedi terjadi. Mereka tidur bersama hingga mengakibatkan ellina hamil. Namun sayangnya Arion sang kakak tak ingin bertanggung jawab. Dan memaksa menyuruh ellina menggugurkan kandungannya.
Dengan sakit hati ellina memilih pergi dari kehidupan Arion seta keluarganya. Melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri.
Hingga beberapa tahun mereka bertemu kembali. Dengan ellina yang telah berubah bersama sang putra tampan.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
" el Lo disini bareng gue". Ucap prisila sambil menarik ellina dari sisi Alvin. Kemudian mereka membagikan makanan serta pakaian pada anak anak panti.
Sesuai rencana mereka tadi kini mereka sudah berada di panti asuhan pelita hati. Untuk membagikan makanan serta pakaian pada mereka yang membutuhkan.
Melihat anak anak itu begitu bahagia dan ceria membuat ellina dan yang lainnya begitu senang.
" Terima kasih kakak cantik". Ujar salah satu anak saat ellina memberikannya makanan.
Ellina tersenyum sembari mengusap pucuk kepala anak perempuan itu. " Sama sama cantik". Ucap ellina.
Melirik singkat prisila serta Alvin lalu tersenyum melihat interaksi teman mereka.
Setelah selesai semuanya berkumpul di depan aula panti asuhan. Salah satu pengurus panti asuhan itu sedang berbicara dengan Alvin di pinggir panti.
Sedangkan ellina dan prisila bersama pengurus panti yang lain menunggu di aula itu.
" makasih Lo udah mau ikut" ujar Ellina pada prisila.
" Gue seneng banget deh. Bisa peduli gini sama anak yatim". Ujar prisila.
" Sama" jawab ellina.
" Ternyata gini ya rasanya berbagi. Adem banget tahu gak hati gue. Di tengah masalah yang nimpa gue, gue bisa ngerasain adem saat melihat anak anak disini tersenyum bahagia. Mereka yang serba kekurangan bisa bersyukur dan tersenyum bahagia. Gue malu banget sama mereka." Lanjut nya.
Di tengah masalah yang menimpanya ellina dapat merasakan kesegaran dalam hati dan dirinya saat bersama anak anak di panti. Dia begitu malu dengan anak anak yang masih kecil sudah banyak penderitaan tapi mereka tak pernah mengeluh sekalipun.
Mengingat dia yang sempat tak menginginkan anaknya membuat rasa bersalahnya muncul. Refleks tangannya mengusap perutnya pelan. Bagaimana bisa dia menolak dan membenci anak yang tak bersalah. Yang justru Tuhan kasih sebagai anugrah?
Mengetahui kesedihan sahabat nya prisila mendekat lalu memeluknya dari samping. Mengusap punggung nya pelan.
" Lo kuat banget El. Gue tahu Lo bisa lewatin semuanya oke? Jangan nangis kasian Dede bayinya nanti ikutan sedih lihat bundanya". Ujar prisila.
Ellina membalas pelukan prisila. " Makasih. Lo selalu ada buat gue meski gue udah ngecewain Lo banget".
Seketika prisila menggeleng. " Gak usah ngomong gitu. Lo gak salah Lo cuma korban disini".
Ellina menceritakan pada prisila sebab dia hamil adalah di perkosa oleh pria asing. One night stand karena setelah itu pria itu pergi begitu saja. Dia tak mungkin memberitahu prisila jika yang memperkosanya adalah kakaknya sendiri. Hal itu membuat prisila semakin iba padanya.
" Iya. Makasih banget".
" Sama sama".
Pelukan mereka lepas karena Alvin datang mengagetkan. Cowok itu sudah kembali dan langsung melihat pemandangan di depannya.
" Apaan nih peluk pelukan? Kayak seru banget. Gak ajak gue" celetuk pria itu.
Ellina terkekeh pelan. Berbeda dengan prisila yang menatap Alvin dengan malas.
" Halah, bilang aja lo mau ikut meluk ellina. Gak bisa ya kalian itu bukan muhrim". Ujar prisila keras.
Alvin hanya mendengus pelan. " Terserah gue lah. Ikut campur aja lo". Ketusnya.
" Udah lah. Kalian berantem soal apa sih? Mending kita makan. Tadi udah di tawarin sama pengurus panti". Lerai ellina.
Keduanya menyetujui. Lalu ikut makan bergabung bersama anak anak panti serta pengurus nya. Makan kali ini terasa hangat sebab dapat merasakan kebersamaan serta kebahagiaan yang sangat sederhana.
Setelah selesai ketiganya pamit pulang. Di perjalanan sesekali mobil mereka berhenti sebab ellina maupun prisila membeli cemilan dan jajanan.
Sebenarnya yang banyak maunya ellina. Hanya saja sebagai pengalihan prisila ikut membantu. Dia tak mau nanti keponakannya ileran gara gara ngidamnya gak keturutan.
Di tengah perjalanan tiba tiba perut ellina terasa mual. Gadis itu mendekat pada prisila dan berbisik dengan pelan.
" Sil gue mual deh. Kayaknya gue mau muntah". Bisik ellina.
Prisila menatap ellina dengan tanya. Memastikan ellina baik baik saja.
" Kak Lo bisa berhenti sebentar. Gue mau ke toilet dulu. Sakit perut nih gak bisa di tahan". Pinta prisila pada Alvin yang sedang mengemudi di depan.
Alvin sedikit menggerutu. " Kebanyakan makan Lo makanya sakit perut. Udah sana gak usah lama". Ujar Alvin dengan nada mengusir.
Prisila mendengus sambil menarik ellina keluar. " Udah El buruan temenin gue. Gak tahan nih".
Keduanya buru buru mencari kamar mandi umum. Prisila menuntun ellina dan membiarkan gadis itu memuntahkan isi perutnya.
Hoek
Hoek
Hoek
Ellina membasuh mukanya. Tubuhnya lemas sebab tenaganya habis ia gunakan untuk memuntahkan cairan bening.
Sedangkan Prisila dengan setia mengusap punggung Ellina. Gadis itu menopang tubuh ellina yang hampir tumbang. Dia sandarkan pada tubuhnya yang lebih besar ke timbang tubuh ellina yang mungil.
" Udah enakan?" Tanyanya.
Ellina mengangguk. Keduanya keluar dan membayar uang pada bapak penunggu di sana.
" Beneran udah enakan?" Tanya prisila memastikan.
Melihat dari raut wajah ellina gadis itu terlihat masih lemas.
" Iya. Tapi gue lapar lagi". Jawab ellina lirih.
Prisila sedikit melongo mendengarnya. Apa ellina tidak kembung. Dia saja yang baru makan udah kembung banget malah. Ini masih lapar.
" Lo serius?"
Ellina mengangguk." Iya". Matanya menatap sekeliling mencari keberadaan pedagang. Berbinar saat menemukan pedagang cimol.
" Ke sana sil. Gue pengen cimol". Dengan tak tahu dirinya ellina menarik prisila yang masih melongo itu.
" Mang cimolnya berapa an?" Tanya ellina pada pedagang cimol itu.
" 5000 satu porsi neng".
" 2 ya mang. Pedes" ellina memesan.
Seketika ellina mendelik mendengar pesanan ellina. Udah tahu lagi hamil malah pesan yang pedas pedas.
" Enggak mang. Original aja jangan pedes" ralat prisila.
"Sil-" protes ellina.
" Apa? Mau protes? Udah tahu lagi hamil masih aja pesen yang pedas pedas. Lo gak kasihan sama anak Lo di dalam hah?!" Tuntut prisila.
Ellina terdiam. Hah, prisila memang sangat protektif terhadap kandungan nya. Meskipun itu memang ada benarnya.
" Iya iya." Pasrah ellina.
Matanya menatap sendu cimol yang tak memakai cabe seperti kesukaannya.
Setelah selesai keduanya kembali naik ke mobil. Di sambut dengan protesan Alvin yang mengatakan jika mereka sangat lama.
" Kalian lama sekali sih. Gue nunggu sampe lumutan". Gerutu Alvin.
Prisila mendengus. " Ck cuma di tinggal bentar aja buat ke toilet sama beli cimol udah protes. Gimana kalo di tinggalin ke Paris udah meninggoy kali". Sindirnya.
Mendengar sindiran prisila tentu saja membuat Alvin kesal. Pria itu memilih melajukan mobilnya dari pada meladeni prisila berdebat.
Sedangkan ellina jangan di tanya. Gadis hamil itu sibuk dengan cimolnya sambil menscroll ponsel miliknya. Mengabaikan perdebatan antara kedua temannya itu.