🥇Juara 1 YAAW Periode 2 2024 Genre Pria
🏅Juara Tema Kreatif 'Harem'
Elang menjadi pemuas nafsu para wanita dewasa semenjak SMA. Ia terpaksa melakukan itu demi bertahan di kehidupan ibu kota yang keras. Sampai suatu hari Elang mendapat pelanggan yang membuatnya terjebak dalam masalah besar.
Takdir membawa Elang harus menjadi guru les privat putri dari salah satu pelanggannya. Terlebih putri pelanggannya itu adalah sahabat kekasihnya Elang. Parahnya ketiga perempuan itu sama-sama jatuh cinta pada Elang.
Inilah cerita Elang. Petualangannya dalam menghadapi banyak wanita di hidupnya. Bagaimana kelanjutannya? Apa Elang membiarkan banyak wanita berlabuh di hatinya? Atau dia memilih melabuhkan hatinya hanya untuk satu orang saja.
*Genre : Harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4 - Ketagihan
Elang hendak menjawab perkataan Rilly, akan tetapi perempuan itu terlanjur masuk ke kamar mandi. Saat itulah Elang mengenakan pakaiannya. Ia merenung sampai Rilly akhirnya keluar dari kamar mandi.
"Kau bisa tidur di sini kalau mau. Kebetulan aku memesan kamar untuk satu malam," kata Rilly yang kini memakai sepatunya.
"Benarkah?" Pupil mata Elang melebar.
"Ya, untuk apa aku berbohong," tanggap Rilly. Dia hampir berjalan menuju pintu.
"Tunggu!" cegat Elang.
Rilly pun berhenti melangkah. Dia menoleh ke arah Elang.
Elang berdiri dan menghampiri Rilly. Perlahan dia serahkan ponselnya sambil berucap, "Boleh aku minta nomormu?"
Rilly terkekeh geli. "Kau manis sekali," komentarnya seraya mengambil ponsel Elang, lalu dia masukkan nomornya ke sana.
Setelah memasukkan nomor telepon, Rilly kembalikan ponsel pada Elang. Sebelum pergi, dia menyempatkan diri untuk mencium pipi Elang.
"Sampai jumpa lagi," pamit Rilly.
Elang tersenyum lebar sambil memegangi pipinya. Dia melepas kepergian Rilly. Malam itu dirinya memutuskan untuk tidur di hotel.
Meski berada di lingkungan yang nyaman, Elang justru kesulitan untuk tidur. Itu terjadi karena dia terus memikirkan kegiatan intim pertamanya bersama Rilly tadi. Jujur saja, semuanya sulit dilupakan Elang. Terlebih dirinya juga sedang berada di masa puber. Remaja seumuran Elang biasanya suka mencoba hal-hal yang membuatnya penasaran.
Alhasil selama semalaman Elang tidak tidur. Dia malah menghabiskan waktu untuk memuaskan diri. Pemuda tersebut terpaksa mendesah sendirian dengan ditemani tontonan televisi adegan dewasa.
Ketika jarum jam menunjuk ke angka empat, barulah Elang bisa tertidur. Pemuda itu bangun kembali saat jam delapan pagi. Buru-buru Elang pergi meninggalkan hotel.
"Sialan! Aku nggak bisa masuk sekolah!" keluh Elang. Dia lupa dengan sekolah karena bangun kesiangan. Elang pun tidak masuk sekolah hari itu.
Elang memilih menghabiskan waktunya berdiam diri di kostan. Sejak merebahkan diri ke ranjang, dia tidak berhenti memandangi nomor telepon Rilly. Elang sangat ingin bertemu perempuan itu dan menemaninya sekali lagi.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Elang mengirim pesan untuk Rilly.
'Apa hari ini kau mau minta temani lagi?' begitulah bunyi pesan yang dikirim Elang pada Rilly. Sekarang dia hanya perlu menunggu balasan dari perempuan tersebut.
Tak lama kemudian, telepon dari Rilly masuk.
"Ekhem!" Elang membersihkan tenggorokannya terlebih dahulu sebelum menjawab. Setelah selesai, dia berucap, "Halo?"
"Jadi kau ketagihan?" timpal Rilly dari seberang telepon.
"Tidak bukan begitu. Aku hanya mencemaskanmu," kilah Elang. Ia langsung meringiskan wajah karena malu dengan dirinya sendiri.
"Bagaimana kalau malam ini kau menemani temanku. Apa kau mau?" tawar Rilly.
"Temanmu?" Elang mengernyitkan kening.
"Begini. Apa kau sekarang membutuhkan uang? Tiba-tiba aku terpikirkan ide gila untuk mendapat uang," ujar Rilly.
"Apa maksudmu? Aku tak mengerti," tanggap Elang.
"Begini saja. Apa kau sibuk sekarang? Kau di sekolah?"
"Tidak. Aku bangun ke siangan jadi tidak bisa masuk sekolah."
Rilly tergelak kecil sejenak. "Kalau begitu, ayo kita bertemu sekarang!"
"Baiklah!" Elang tersenyum senang.
"Aku akan mengirimkan tempat kita akan bertemu." Pembicaraan Rilly dan Elang berakhir di sana.
Tanpa pikir panjang, Elang langsung melompat dari ranjang dan bersiap. Ia bahkan sengaja mengenakan baju terbaiknya serta menyemprot parfum banyak-banyak. Selanjutnya, barulah Elang beranjak.
Rilly mengajak Elang bertemu di sebuah cafe. Sekarang Elang baru saja tiba di sana. Dari kejauhan tampak Rilly melambaikan tangan untuk memberitahukan posisinya.
Elang lantas mendatangi Rilly dan duduk di hadapan perempuan itu. Ketika Elang datang, Rilly reflek menutupi hidungnya.
"Oh ya ampun. Apa kau menumpahkan parfum ke tubuhmu?" timpal Rilly. Dia lagi-lagi tergelak, namun kali ini sambil menutupi hidungnya.