Menceritakan tentang Rere yang hidup nya menjadi gelap karena di ceraikan setelah malam pertama nya.
Di saat itu Rere yang di ceraikan dan di buang ke rumah pelacuran tak sengaja di hadapkan dengan Edward salah satu VIP yang membayar nya dengan mahal.
Dengan gila nya Rere menawarkan kesepakatan kepada Edward.
"Bawa aku keluar dari tempat ini, aku janji akan menjadi apapun yang kamu mau"
Mampukah Rere menaklukan Edward yang sangat dingin dan galak? penasaran lanjutan nya langsung baca ya😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 3. Di jual.
Rere akhirnya pasrah dengan apa yang akan terjadi pada dirinya, kakinya sudah kesakitan akibat di sundut rokok bodyguard yang menyiksa nya.
Saat ini Rere yang baru keluar dia akhirnya melihat seperti apa rumah yang menjadi tempat dia di buang seperti sampah oleh suaminya.
Banyak wanita yang berlalu lalang, tak banyak dari mereka juga melihat ke arah Rere yang notabe nya anak baru di sini.
"Masuk" titah bodyguard pada Rere.
Rere tak banyak membangkang lagi, dia masuk dan saat masuk Rere langsung berhadapan dengan Zeck lagi.
"Bagaimana? sakit?" tanya Zeck tersenyum mengejek.
Rere hanya diam, dia tak mengeluarkan sepatah katapun sekalipun dalam hatinya dia begitu mengutuk tempat ini begitupun dengan Zeck.
Zeck tersenyum kecut melihat langkah kaki Rere yang seperti menahan sakit, itu hanya lah hadiah kecil bagi Zeck karena biasanya dia akan memberikan hadiah yang lebih besar dari itu.
Dan tentu saja hanya orang tertentu saja yang mendapatkan nya, tidak untuk wanita-wanita yang patuh akan perintah nya.
"Duduklah, kau tentu ingin tau apa yang membuat Andre menjual mu padaku bukan?" tanya Zeck lagi.
Rere masih diam tapi dia memilih duduk karena kaki nya akan terasa sakit jika terus menerus di pakai berdiri.
"Andre adalah teman ku, bukan teman maksud ku dia dan aku memiliki bisnis" kata Zeck santai.
"Bisnis apa maksud mu" tanya Rere akhir nya terpancing untuk bertanya.
"Kau sama sekali tidak tau kalau Andre adalah salah satu rekan bisnis ku yang hebat, dia banyak mengantarkan wanita-wanita sampah seperti mu kesini tentunya dengan imbalan sejumlah uang yang besar" jelas Zeck.
Apa!
Bagai di sambar perir di siang bolong, Rere benar-benar tidak menyangka jika pria yang dia sangka baik ternyata tak lebih dari pembohong.
"Andre kaya, dia punya perusahaan besar" kata Rere menjawab cepat.
Meski sebenarnya dia syok tapi Rere mencoba menepis tuduhan Zeck pada Andre.
Haha..
Seketika tawa Zeck pecah, membuat Rere menyerhitkan dahinya heran.
"Dia punya perusahaan? itu jelas bukan milik nya, semua itu adalah milik sepupunya, sedangkan Andre dia hanya pewaris bohongan" lanjut Zeck masih dengan tawa nya.
Dan sekali lagi pernyataan Zeck membuat Rere kaget, jadi selama ini Andre yang menjabat sebagai Ceo dia ternyata bukanlan pewaris yang sebenarnya?.
"Kau pasti bohong" tuduh Rere tidak percaya.
"Terserah, tapi sekarang kau sudah aku dapatkan kau akan menjadi primadona di sini karena aku sudah membeli mu dengan harga yang sangat mahal" kata Zeck sambil mendekati Rere.
"Dengan wajah cantik mu aku yakin banyak pria hidung belang yang akan tertarik menjadikan mu teman ranjang nya, bahkan aku pun juga tertarik padamu" Zeck tersenyum dan memegang dagu Rere.
Rere tentunya langsung bereaksi untuk menepis tangan Zeck yang kotor dari wajahnya.
"Jangan pernah menyentuh wajah ku dengan tangan kotor mu!" tegas Rere menatap tajam.
Plakk!
Rere langsung mendapatkan tamparan keras dari Zeck.
"Wanita sampah seperti mu apa masih punya harga diri? bahkan saat setelah akad pernikahan pun kau langsung di talak tiga karena tidak Virgin, lalu apa lagi yang akan kau banggakan wanita sampah!" Zeck berkata dengan tangan yang menjambak rambut panjang Rere.
Membuat Rere sedikit meringis karena tamparan dan juga jambakan Zeck yang sangat keras itu.
"Lepaskan!" ucap Rere.
"Akan aku lepaskan setelau kau menuruti perintah ku, cepat buka baju mu lalu menari lah di hadapan ku" perintah Zeck tegas.
Rere di lepaskan, tapi dia tentu saja tak melakukan nya karena Rere tak sudi tubuhnya di lihat oleh pria seperti Zeck.
"Cepat!" bentak Zeck.
"Aku tak mau" balas Rere menolak.
"Kau__" ucap Zeck terhenti karena tiba-tiba ponsel nya berdering.
Zeck melihat ponselnya, lalu matanya membulat melihat siapa yang menelpon nya.
"Enyahlah, malam ini kau selamat!" kata Zeck memberikan intruksi pada Rere untuk segera pergi.
Rere yang merasa lolos pun akhir nya pergi tapi sebelum dia benar-benar keluar dari ruangan Zeck Rere sempat mendengar suara Zeck.
"Sayang maaf, aku akan pulang telat malam ini" begitu suara Zeck yang Rere dengar.
Rere yang baru keluar dari ruangan Zeck itu nampak melihat sekeliling nya, dari kejauhan nampak bodyguard yang tadi membuat kakinya sakit sampai melepuh itu sedang mengobrol dengan seorang wanita.
"Hi" sapa seorang wanita yang seusia Rere.
"Iya" Rere melihat wanita itu yang memegang rokok itu.
"Anak baru?" tanya Wanita itu lagi.
Rere hanya diam, dia bukan takut hanya saja Rere masih enggan untuk benar-benar menerima takdir nya.
"Aku Vanes, ayo ikut aku" ajak Vanes ke kamar nya.
"Jangan pegang" kata Rere menepis tangan Vanes.
"Waw galak juga, pasti kena masalah" tebak Vanes lagi.
Rere hanya diam, membuat Vanes gemas.
"Aku di sini sudah 2 tahun, aku di bohongi pacar ku lalu di jual ke tempat ini dan di sini aku adalah kesayangan Zeck" kata Vanes tersenyum.
"Kamu primadona?" tanya Rere akhir nya membuka suaranya.
"Bukan, mungkin dulu iya tapi sekarang aku hanya akan melayani Zeck dan mungkin sesekali aku juga mendapatkan pekerjaan tapi hanya saat Zeck kalah taruhan judi" jelas Vanes.
"Kenapa kau mau di jadikan pelacur?" tanya Rere dengan wajah datar nya.
"Memang nya aku bisa memilih? bahkan aku tidak yakin dunia masih mau menerima aku yang hina ini" ucap Vanes sambil melihat Rere.
Rere diam, benar kata Vanes dunia sangat kejam bahkan tak ada ruang untuk Rere bisa berbagi sedihnya akan rasa trauma nya.
Masyarakat di sekitar nya terlalu memandang rendah korban pemerkosaan, bahkan mereka mencap jika korban adalah wanita yang menjijikan hingga tak jarang di jauhi oleh sekitar.
Keesokan harinya..
Rere bangun pagi karena dia terbiasa bangun pagi sebelum nya, dan saat Rere bangun dia melihat sekitar yang sepi seolah tidak ada penghuni nya.
Rere berjalan hingga dia bertemu dengan seorang wanita paruh baya.
"Kemana semua orang?" tanya Rere pada wanita paruh baya itu.
"Tidur" balas wanita itu.
"Jam segini masih tidur?" tanya Rere heran.
Dan langsung mendapatkan lirikan dari wanita paruh baya itu.
"Anak baru ya? pantas nggak paham pekerjaan seperti ini" ucap Ema Lastri.
"Maksudnya?" Rere menatap bingung.
Membuat Ema Lastri menghembuskan nafasnya kasar, lalu menarik Rere ke arah dapur.
"Di sini pekerjaan nya malam, mereka yang seperti mu akan pulang di jam 2 malam bahkan ada yang pulang pagi setelah melayani pelanggan atau tamu istimewa" jelas Ema Lastri panjang kali lebar.
Rere diam, dia seperti nya tidak ingat jika saat ini dunia sekeliling nya itu adalah dunia yang berbeda dimana siang di jadikan malam dan malam di jadikan siang.
"Lalu untuk bodyguard?" tanya Rere lagi.
"Mereka sama bekerja mengantarkan setiap wanita ke berbagai tempat, biasanya setiap hari mereka bergantian sip, tapi mungkin belum datang atau masih berada di pos depan" balas Ema Lastri lagi.
Rere manggut-manggut meski dia tidak terlalu paham, tapi yang Rere bisa tangkap adalah bodyguard akan berganti-ganti setiap hari.
Ema Lastri melihat Rere yang berjalan seperti menahan sakit di kaki nya.
"Itu pasti ulah bodyguard Zeck, apa kamu berontak?" tanya Ema Lastri.
"Aku tidak menerima di jual oleh suamiku" balas Rere apa adanya.
"Sudah aku duga, seharus nya kamu lebih menurut kamu bukan perawan bukan?" tanya Ema Lastri lagi.
Dan Rere kali ini tak menjawab, dia hanya diam membuat Ema Lastri mengangguk paham.
"Panggil saya Ema Lastri, kamu bisa meminta bantuan apapun pada saya karena itu adalah pekerjaan saya" jelas Ema Lastri.
Yang membuat Rere langsung menatap Ema Lastri.
"Apa aku bisa minta tolong?" tanya Rere.
"Katakan lah" balas Ema Lastri cepat.
Rere sebelum nya ragu tapi akhirnya dia memilih mengeluarkan pertanyaan nya.
"Apa aku bisa keluar dari sini?" tanya Rere.
Tentunya Rere tak ingin menjual tubuh nya, Rere juga tak ingin tubuhnya di Manfaatkan oleh Zeck yang kejam.
Ema Rere tersenyum mendengar pertanyaan Rere, baru kali ini ada yang bertanya hal seberani itu padanya, karena yang dia tau rara-rata penghuni di sini semuanya sangat betah di sini karena sekalipun mereka bekerja untuk Zeck mereka juga menghasilkan banyak pundi uang untuk pribadi.
Ya Zeck juga memberi sebagian meski tak banyak hanya 30% dari hasil penjualan, tapi tentu saja itu hanya bagian kecil yang dia dapatkan dari Zeck karena akan ada tip dari pelanggan atau tamu jika mereka puas dengan servis nya.
"Sangat sulit, dan butuh waktu" begitu jawaban Ema Lastri.
Membuat Rere hanya diam, karena ternyata tidak semudah yang dia pikirkan untuk bisa keluar dari rumah yang tak lebih dari penjara ini.
Rere yang sudah mengorek sedikit informasi pun akhirnya memilih kembali ke kamar nya, di kamar dia hanya mematung sambil melihat ke arah jendela yang memperlihatkan beberapa pria berpakaian hitam.
Andai ada ponsel nya mungkin Rere akan menelpon kantor polisi, tapi itu tentu saja tidak bisa dia lakukan karena ponsel nya hilang setelah Rere tersadar dari pingsan nya.
"Aku tidak mau di sini" ucap Rere sambil berjalan mondar mandir.
Rere tentu tak mau berakhir di tempat seperti ini, dia ingin hidupnya yang kemarin yang tidak pernah mengenal dunia gelap seperti ini.
Andre, Rere begitu membenci Andre, berbagai sumpah serapah bahkan selalu Rere ucapkan untuk mantan suaminya itu.
"Aku akan balas dendam Andre, lihat saja aku akan membalas dendam!" gumam Rere sambil mengepalkan tangan nya.
Tiba-tiba di luar jendela Rere melihat Vanes yang baru keluar dari mobil, dan di susul oleh Zeck yang langsung memeluk pinggang Vanes dengan mesra.
"Manusia iblis itu, lihat bahkan Vanes pun ikut-ikutan bodoh mau saja di perdaya oleh setan berwujud manusia seperti pria keji itu" ucap Rere merasa marah saat melihat wajah happy Zeck.
Di luar Zeck yang memeluk Vanes meminta Vanes untuk istirahat.
"Tapi setelah istirahat kita akan jalan-jalan kan sayang?" tanya Vanes dengan manja.
"Tentu, apapun yang kamu mau aku akan memberikan nya" balas Zeck tersenyum.
Vanes adalah salah satu kesayangan nya, tapi meski begitu jika ada tawaran lebih tinggi tentu saja Vanes akan dia jual tubuhnya karena bukan Zeck nama nya jika dia tidak mencari keuntungan dalam setiap kesempatan yang datang.
"Makasih sayang, muach" Vanes langsung meleos pergi setelah memberikan kecupan di pipi Zeck.
Zeck tersenyum melihat Vanes yang begitu agresif, dia berjalan tapi baru beberapa langkah tiba-tiba Zeck teringat pada Rere.
Seketika senyuman Zeck terulas di wajahnya, Zeck berjalan cepat ke arah kamar Rere.
"Buka!" ucap Zeck yang tak bisa membuka pintu.
Di dalam Rere nampak terkejut mendengar suara Zeck yang berada di luar kamar nya.
Dia takut untuk membuka karena Rere tak sudi melayani Zeck, sekalipun dia tak yakin Zeck akan melakukan hal itu padanya tapi Rere tetap saja tak rela jika tubuhnya di nikmati pria keji seperti Zeck.
Bugk!
"Buka atau akan aku buka sendiri" terdengar suara Zeck lagi.
Rere bingung, apa yang harus dia lakukan, Rere tak rela jika tubuhnya kembali di nikmati pria bejat seperti Andre dan Zeck.
"Rere buka!"
"Oh Tuhan, bagaimana ini. apa yang harus aku lakukan?"
❤❤❤ ❤❤❤❤
jd miris punya suami yg gk punya perasaan gt😭😭