Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~16
Maxim nampak cemas ketika melihat Julian bersiap untuk tanding dini hari itu, pria itu benar-benar mengkhawatirkan keadaan sang sahabat saat ini mengingat pria itu sudah lama meninggalkan dunia jokinya sejak memilih mengurus bengkelnya.
Sementara itu Julian nampak menggeber motornya dengan kencang untuk menyelaraskan putaran mesin dengan putaran rodanya dan setelah itu pria itu pun segera melajukan motornya ketika aba-aba telah di bunyikan yang menandakan jika balapan telah mulai.
Julian dengan penuh semangat nampak mendahului rivalnya, meskipun pria itu jarang sekali ikut tanding sejak ada Andrea tapi bukan berarti ia tak mampu. Bahkan sejak remaja ia adalah pembalap andalan di clubnya, namun sejak sibuk dengan bengkelnya pria itu hanya berperan di belakang layar saja.
Kini keduanya nampak saling mengejar dan saling menyenggol hingga balapan menjadi semakin seru dan menantang.
"Ayo Julian !!" Teriak Maxim ketika motor Julian melewatinya, ia yakin sahabatnya itu akan menang meskipun sang rival berada tipis di belakangnya. Kini bayang-bayang uang 300 juta semakin dekat di depan matanya, ia yakin bengkel mereka akan semakin maju jika mendapatkan suntikan dana.
Saat tikungan terakhir Julian langsung tersenyum sinis ketika merasa bisa mengalahkan rivalnya itu, namun tanpa pria itu duga joki dari geng XX itu nampak menendang motornya hingga membuat pria itu langsung oleng dan keluar lintasan.
"Sial," Julian langsung memukul motornya ketika tak jauh di depannya geng XX sedang merayakan kemenangannya. Seharusnya dirinya yang menang jika mereka tak curang dan ia bisa mengendalikan motornya tadi.
"Jul, bagaimana ini?" Maxim nampak memucat ketika Julian baru datang.
"Mereka tidak fair," sahut pria itu. Namun kalah tetaplah kalah karena minimnya bukti yang bisa ia tunjukkan.
"Lalu kita akan mendapatkan uang dari mana untuk membayar taruhan itu?" Maxim pun nampak frustrasi.
"Diamlah Max!!" Julian pun langsung menyela pria itu dengan memberikan helmnya dengan kasar ke padanya.
Kini geng XX pun mendatangi mereka dengan aura penuh kepuasan karena akhirnya bisa mengalahkan geng motor Julian yang sudah beberapa bulan ini selalu menang.
"Baiklah, motormu menjadi milik kami saat ini dan kamu bisa mengambilnya saat uang 300 juta itu sudah siap." Ucap Blanco, ketua geng motor XX itu.
"Tapi jika kamu tak sanggup bayar, ku rasa kekasihmu itu sepadan dengan semuanya." Imbuh pria itu lagi yang sejak lama memang sudah naksir Andrea bahkan mungkin tidak dirinya saja tapi semua anggota geng motor pasti mengagumi sosok gadis pemberani itu.
"Ingat batas waktumu cuma satu minggu," imbuh Blanco lagi.
Setelah itu mereka pun segera meninggalkan tempat tersebut dan Julian nampak menendang pembatas jalan untuk melampiaskan kekesalannya, kini pria itu telah berada di sebuah bar dengan beberapa botol alkohol di hadapannya.
"Blanco sia lan," umpatnya berkali-kali di tengah kesadarannya yang mulai menipis karena minum berakohol tersebut.
Tentu saja ia tidak rela menyerahkan sang kekasih pada pria mana pun dan kini Julian nampak berpikir keras untuk membayar taruhannya tersebut.
Keesokan harinya....
Pagi itu Andrea yang baru bangun segera menghubungi sang kekasih karena ia ingin mengetahui bagaimana hasil pertandingannya semalam, namun ponsel pria itu tak bisa ia hubungi. Sebenarnya ada apa dengannya, karena tak biasa seperti ini bahkan nomor beberapa temannya pun juga sedang tidak aktif.
"Semoga saja mereka baik-baik saja," gumamnya. Sebenarnya ia tak perlu terlalu mengkhawatirkan keadaan mereka. Karena selama bergabung dengan geng motor Andrea tak pernah melihat adanya tawuran meskipun sering adanya perselisihan dan mereka benar-benar murni bertanding dengan ksatria tanpa mengedepankan emosi.
Akhirnya gadis itu memutuskan untuk segera membersihkan dirinya dan perutnya pun sudah tak terasa kram lagi, namun hingga siang hari ia belum bisa menghubungi Julian dan mungkin setelah pulang bekerja ia akan pergi ke bengkelnya yang di gunakan sebagai tempat tinggal pria itu.
Di tengah lamunannya akan sang kekasih Andrea nampak tak sengaja menabrak tamu hotel hingga membuatnya terkena omel.
"Astaga, bukankah kamu yang waktu itu melukai kakiku?" Lucy yang melihat Andrea membantu mengambil paper bagnya yang jatuh langsung saja menegur gadis itu.
"Maaf nyonya," sahut Andrea dengan perasaan bersalah meskipun tak yakin jika ia tadi yang menabraknya mengingat wanita itu berjalan dengan terburu-buru ke arahnya.
"Dasar ceroboh," Lucy pun langsung merapikan pakaiannya meskipun tak berantakan. Hari ini wanita itu sedang melakukan pemotretan di hotel tersebut.
"Sudah sini biar aku yang bawa," Bob pun langsung mengambil paper bag di tangan Andrea meskipun bawaan pria itu sudah lumayan banyak.
Ehm
Tiba-tiba seseorang berdehem dan Lucy yang mengenali suara itu pun langsung menoleh. "Sayang, kamu sudah datang?" Ucapnya ketika melihat sang suami yang nampak datang bersama sang asisten, sebelumnya pria itu berjanji jika akan menemaninya melakukan pemotretan.
"Apa ada masalah?" Ucap Gerard seraya mendaratkan ciumannya di pipi wanita itu.
"Pelayan ini begitu ceroboh," sahut Lucy mengadu.
Gerard yang melihat Andrea nampak tertunduk lesu tak jauh di hadapannya itu hanya menatapnya datar. "Kamu terluka?" Tanya pria itu seraya beralih menatap sang istri, mengingat pertemuan terakhir mereka gadis itu telah membuat istrinya terluka.
Lucy langsung menggeleng. "Tidak, hanya barang-barangku saja yang di jatuhkannya." Sahut wanita itu dan itu membuat Andrea langsung melebarkan matanya. Barang-barang apa, perasaan hanya sebuah paper bag saja dan itu juga tak berantakan.
"Lain kali sedikit berhati-hatilah bahkan gajimu sebulan takkan bisa mengganti kerusakan barang-barang istriku !!" Tegas Gerard menatap Andrea dan gadis itu pun langsung mengangguk kecil, tak ada gunanya ia membela diri karena nyatanya uang bisa berbicara segalanya.
"Ayo sayang," Gerard pun langsung mengajak istrinya berlalu dari hadapan gadis itu.
Andrea nampak membuang napasnya kesal, jika bukan karena masih sayang dengan pekerjaannya sudah ia hajar wanita itu karena telah memfitnahnya.
Di tempat lain, Tom nampak beberapa kali menghubungi seseorang namun nomor yang ia tuju belum kunjung aktif. "Sial," umpatnya seraya melempar ponselnya ke atas meja.
Sepertinya pria itu baru menyadari jika telah di tipu oleh temannya yang sebelumnya ia mintai bantuan untuk mencari seorang gadis pesanan Lucy, sejak kemarin ponsel pria itu tak bisa ia hubungi padahal ia sudah memberikannya uang muka sebesar 50 juta padanya.
Kini pria itu pun nampak menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya sembari mengacak rambutnya frustrasi, ia harus segera mencari gadis itu secepatnya sebelum Lucy meminta uangnya kembali.
Tak berapa lama tiba-tiba pintu ruangannya di buka dari luar dan nampak Julian masuk dengan penampakan yang berantakan.
"Boleh aku masuk?" Ucap pemuda itu kemudian.
mulutmu julian pinter banget ngelesnya, lu berisik kayak kaleng rombeng p😒😒😒🤭🤭🤭
entah kenapa aku sebel banget sama karakter julian yg kakak bikin ini,,,
biasamya gk sampai segininya🤭🤭🤭
Julian nikmati sekarang untuk mberikan kasih sayang yg lebih utk Andrea...Krn klo dh ketauan bahwa kehamilan Andrea adalah ulah mu Julian, siap siap ja kehilangan Andrea 😏😏😏