Seorang pemuda yang bekerja sebagai petarung bayaran untuk menjadi jawara bagi kliennya dan seorang gadis yang bekerja sebagai pembunuh bayaran yang keduanya sama sama tidak memiliki ingatan sebelum sma, menemukan ingatan mereka yang hilang, namun ingatan mereka adalah ingatan sebagai monster raksasa (kaiju) yang terbunuh oleh manusia setelah menolong mereka. Selain itu, mereka bisa menggunakan kemampuan kaiju di mimpi mereka dan bisa mengubah diri mereka menjadi kaiju.
Keduanya berniat mencari jati diri mereka yang sebenarnya karena tidak percaya ingatan mereka. Petunjuk mereka hanyalah alunan sebuah tembang yang pernah mereka dengar di masa lalu. Selagi mereka mencari masa lalu mereka, keanehan demi keanehan yang mengerikan muncul ke permukaan. Benarkah mereka adalah reinkarnasi dari monster raksasa atau ada hal lain di balik ingatan mereka ?
Mohon kritik dan sarannya ya, maaf kalau masih banyak kekurangan, kalau sekiranya suka mohon di beri like, terima kasih sudah membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Raido dan Reina yang sedang berada di dalam monster raksasa, sampai di depan tentakel yang jauh lebih besar di banding mereka, keduanya berada di sisi yang berbeda, tiba tiba saja Raido merasakan kalau punggungnya terasa panas, seluruh sirip di punggungnya menyala berwarna biru terang,
“Graaaaaaaaaah,”
Raido merasakan mulutnya mengeluarkan sesuatu yang teramat sangat panas, dia melihat dirinya menyemburkan sebuah sinar besar berwarna hijau ke arah tentakel di depannya. “Uooooooong,” tentakel besar itu bergerak terangkat dari tanaha karena tertembak sinar biru milik Raido.
Di sisi lain, Reina juga meraakan punggungnya terasa panas dan seluruh sirip di punggungnya mengeluarkan cahaya berwarna pink yang sangat panas, kemudian “graaaaaaaaah,” Reina merasakan panas di mulutnya dan melihat dirinya mengeluarkan sinar besar berwarna pink menembak ke arah tentakel yang sedang bergolak karena tertembak oleh Raido.
“Uooooooong,” tentakel tentakel itu mulai naik ke atas meliuk liuk berusaha menghindari dua sinar besar yang menghantam dirinya. “Bummm...bum...bum,” ujung tentakel itu berkali kali menghantam tanah, namun mereka mulai menyusut dan mengering karena terkena sinar panas itu, “ctas,” beberapa tentakel terputus terkena laser dan jatuh menghantam gedung gedung di bawah.
Namun beberapa tentakel lainnya menyerang Raido dan Reina dengan tembakan cairan hitam dan melilit tubuh mereka, Raido dan Reina melawan tentakel tentakel itu dengan cakar mereka dan tidak menghentikan semburan laser mereka. Tubuh mereka mulai terluka karena duri duri tentakel yang menggesek mereka dan tusukan ujung tentakel yang tajam ke tubuh mereka. Keduanya tetap melancarkan serangan mereka sampai akhirnya tentakel tentakel itu masuk kembali ke lubang hitam.
Lubang hitam di atas mereka mulai berputar dan mengecil bersama awan awan hitam berpetir yang mengelilinginya. Monster monster yang berkeliaran di jalan jalan, monster monster besar yang sedang merusak gedung gedung dan menangkapi manusia menjadi kering mendadak dan rontok menyerpih di jalan seperti tanah liat yang sudah kering. Raido dan Reina yang terluka saling menghampiri satu sama lain dan saling merangkul.
Mereka melihat kota sudah selamat walau dalam keadaan hancur, keduanya berbalik berjalan menuju ke arah laut untuk pergi setelah selesai. Tapi ketika mereka sedang berjalan, “siuuuung....blaaaaaaar,” sebuah misil menembak punggung Reina. “Graaaaaaaoooo,” Reina tumbang jatuh ke depan,
“Reidan....[huh ?],” terdengar suara pria mengerikan di kepala Raido dan Reina.
[“Ini suaraku ?” tanya Raido.]
“Rai..gan...[huh ?],” terdengar suara wanita mengerikan di kepala Raido dan Reina.
[“Aku berbicara ? namaku Reidan dan yang satunya Raigan ?” tanya Reina.]
[“Nama monster ini...namaku...Raigan ?” tanya Raido.]
Raido merasa dirinya menoleh ke belakang, dia melihat banyak pesawat tempur, helikopter buru, tank penembak misil dan rudal, tank artileri, tentara tentara yang membawa bazooka dan penembak rudal sudah berada di belakang mereka dan siap menembaki mereka. Raido kembali menoleh ke arah laut dan memapah Reina berjalan ke arah laut, tapi “blaaaaar,” kali ini punggung Raido yang menjadi sasaran.
“Manusia keparat....mereka menyerang kita,” ujar Raigan.
“Kita harus kembali ke laut Raigan, kalau tidak kita bisa mati,” ujar Reidan.
“Ayo Reidan,” ujar Raigan yang tidak memperdulikan tembakan di belakangnya.
Tapi seluruh pasukan di belakang menembaki keduanya dan berniat membunuh keduanya, Raigan melihat Reidan yang semakin terluka karena tembakan itu, dia menjadi marah dan menoleh berbalik ke belakang,
“Groaaaaaaaaaar....(kenapa...kenapa...kami sudah menolong kalian, kenapa),”
Karena mendengar Raigan meraung kencang dan berbalik, pasukan yang berada di depan Raigan semakin menembakkan seluruh persenjataan mereka. Punggung Raigan mengeluarkan cahaya biru yang terang dan kepalanya mulai naik ke atas, “graaaaaaah,” dia langsung menembakkan sinar laser biru kepada pasukan manusia di depannya. Reidan berdiri dan menarik Raigan supaya berhenti, kemudian keduanya kembali berjalan ke arah laut.
“Wuoooood.....wuoooood....wuoooood,” terdengar suara alarm kencang di seantero kota. Keduanya menoleh melihat sekeliling, tidak ada satu orang pun di kota, pasukan yang berada di belakang mereka sudah hancur terkena sinar laser biru. Keduanya kembali berjalan, tapi “bressss,” sebuah sinar putih besar menghantam punggung keduanya dan melewatinya, keduanya melihat ke bawah dan tubuh mereka sudah tertembus sinar putih itu, di dalam Raido dan Reina merasakan sakit yang sangat luar biasa.
“Graaaaah....”
Keduanya meraung kencang dan “baduuuum,” keduanya jatuh menghantam tanah membuat seluruh kota bergetar. Keduanya tidak bergerak lagi dengan tangan mereka masih bergandengan.
*****
“Whoaaaaaaah....” teriak Raido dan Reina yang bangun bersamaan dan langsung terduduk.
Keduanya langsung meraba raba tubuh mereka karena mereka, setelah mengetahui kalau mereka tidak apa apa mereka menjadi lega, tapi tiba tiba mereka kaget karena melihat ruangan di depan mereka berubah, ruangan itu kembali menjadi gudang biasa yang gelap dan tidak ada apa apa,
“A..apa yang terjadi....” ujar Reina sambil memegang keningnya.
“Aku...aku bermimpi menjadi monster besar....” ujar Raido yang juga memegang keningnya.
“He...he...he,” terdengar suara di belakang mereka.
Keduanya langsung menoleh dan melihat gadis kecil yang mereka lihat berdiri di belakang mereka, keduanya melompat dan bersiaga, tapi bulu kuduk keduanya langsung berdiri dan rasa takut langsung memenuhi hati mereka, alasannya gadis kecil itu memiliki tangan seperti tentakel yang mereka lihat di mimpi mereka dan beberapa tentakel keluar dari punggungnya menapak di lantai membuat gadis kecil yang memandang mereka dengan mata hitam dan senyum seperti bulan sabit melayang di udara.
“Siapa kamu ?” tanya Raido.
“Hehehe...tidak di sangka kalian di sini, lari meninggalkan bumi kalian dan menjadi manusia di bumi baru, sudah ku duga tembang itu cara menarik kalian keluar,” ujar gadis kecil itu dengan suara parau.
“Hei...jawab, siapa kamu ?” tanya Reina meneruskan pertanyaan Raido.
“He..he..he..he...aku ? aku mimpi buruk,”
Tiba tiba dua tentakel melesat dan melilit leher Raido juga Reina, keduanya langsung memegang tentakel tentakel itu berusaja melepaskan diri. Bau yang sangat busuk di tambah bentuk tentakel yang bergelembung daging itu membuat keduanya merasa jijik. Lilitan tentakel semakin kencang dan membuat keduanya tercekik terangkat ke udara.
Dalam keadaan terjepit, tiba tiba, “blung,” sebuah layar hologram tampil di depan Raido dan Reina. Sebelah tangan Raido dan sebelah tangan Reina berubah menjadi sebuah cakar monster yang besar, “slaaash,” keduanya langsung menebas tentakel yang mengikat leher mereka dan mengangkat tubuh mereka ke atas.
Keduanya kembali jatuh ke tanah sambil berlutut dengan satu kaki, sebelah tangan mereka berubah menjadi tangan monster membuat keduanya menjadi teramat bingung dan pakaian mereka hancur. Gadis kecil yang awalnya tersenyum langsung berhenti tersenyum,
“Ooooh kalian bangkit....baiklah, aku pergi, dadah,” ujar sang gadis.
Sebuah lubang hitam muncul di bawah tentakel tentakel yang menapak di tanah dan gadis itu masuk ke dalam lubang hitam itu.
“He..hei...tunggu...” teriak Raido sambil menjulurkan tangannya.
Namun gadis kecil itu menghilang tertelan oleh lubang hitam di bawah kakinya dan lubang hitam itu menghilang. Keduanya langsung terdiam, mereka mengamati tangan mereka yang berubah menjadi cakar monster, kemudian melihat layar hologram yang berada di depan wajah mereka masing masing.
“Dia hilang....apa yang terjadi pada kita Raido,” ujar Reina.
“Aku tidak tahu,” ujar Raido.
“Tangan kita....seperti tangan monster di dalam mimpi...” ujar Reina.
“Iya...aku benar benar tidak mengerti sama sekali, kita coba baca dulu layar di depan wajah kita ini,” ujar Raido yang mulai membaca layar di depannya, Reina juga mulai membacanya.
*************************************************************************
Name (Human) : Gondo Raido.
Power : 10.000
Speed : 8.000
Ability : Superhuman aspect, martial arts, regeneration, auto barrier, hard skin.
Skill : Transform kaiju, partial body transform, laser breath.
Utility : Item box.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Titanus (Kaiju) : Raigan.
Type : Humanoid dragon kaiju (M).
Power :10.000.000
Ability : Kaiju martial arts, hyper regeneration, iron scale skin, telepath.
Arts : Atomic breath (green), claw strike, dash bump, jump smash.
*************************************************************************
Name (Human) : Chikage Reina.
Power : 8.000
Speed : 10.000
Ability : Superhuman aspect, ninjutsu, regeneration, auto barrier, hard skin
Skill : Transform kaiju, partial body transform, laser breath.
Utility : Item box.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Titanus (Kaiju) : Reidan.
Type : Humanoid dragon kaiju (F).
Power : 10.000.000
Ability : Kaiju martial arts, hyper regeneration, iron scale skin, telepath.
Arts : Atomic breath (pink), claw strike, dash bump, jump kick.
*************************************************************************
“Aku tidak percaya ini,” ujar Raido.
“Ini apa ya ?” tanya Reina sambil menyentuh tulisan berkedip di layar.
Tiba tiba sebuah layar baru terbuka di depan layar yang sudah ada, isinya adalah butuh bantuan ? yes no, Reina menekan yes dan muncul lagi layar yang berisi penjelasan mulai dari cara mengeluarkan layar status sampai menggunakan itembox, Raido yang melihat Reina membaca petunjuknya, mengikuti jejak Reina, akhirnya keduanya berhasil merubah tangan mereka kembali menjadi seperti sedia kala, setelah itu keduanya saling melihat satu sama lain dan terkesiap,
“Ra..Raido...matamu....merah,” ujar Reina tergagap.
“Masa sih....punya cermin ?” tanya Raido.
Reina mengambil cermin beda dari kantung roknya dan memberikannya pada Raido, kemudian Raido melihat matanya di cermin, ternyata benar seperti yang di katakan Reina, pupil matanya berubah warna menjadi merah. Kemudian dia melihat Reina yang sedang melihat dirinya, dia juga melihat mata Reina berubah menjadi merah.
“Matamu juga merah, coba lihat,” ujar Raido sambil memberikan cerminnya.
Reina melihat matanya dan dia terlihat terkejut, kemudian dia menutup cerminnya seperti tidak mau berlama lama melihat matanya. Setelah itu, keduanya berdiri dan berjalan ke atas, begitu sampai di atas, hanya ada sebuah sofa panjang yang sudah hancur berada di dalam ruangan, akhirnya mau tidak mau keduanya duduk di sana dan berdempetan. Reina merebahkan kepalanya di pundak Raido dan Raido juga merebahkan kepalanya di kepala Reina.
“Dia....Reidan (Raido)....Raigan (Reina)....” ujar keduanya dalam hati. Tanpa sadar, keduanya saling merangkul dan tertidur dengan pulas karena sudah terlalu lelah.