Alea baru mengetahui dirinya hamil saat suaminya telah pergi meninggalkannya. Hal itu di sebabkan karena sang suami yang kecewa terhadap sikapnya yang tak pernah bisa menghargai sang suami.
Beberapa bulan kemudian, mereka kembali bertemu. Suami Alea kini menjadi seorang CEO tampan dan sukses, suaminya secara tiba-tiba menemuinya dan akan mengambil anak yang baru saja dia lahirkan semalam.
"Kau telah menyembunyikan kehamilanmu, dan sekarang aku datang kembali untuk mengambil hak asuh anakku darimu,"
"Jangan hiks ... aku ... aku akan melakukan apapun, tapi jangan ambil putriku!"
Bagaimana selanjutnya? apakah Ady yang merupakan suami dari Alea akan mengembalikan putrinya pada ibu kandungnya? ataukah Ady akan mengambil putri Alea yang baru saja dia lahirkan semalam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26: Cakaran Shaka
Pagi hari, kicauan burung mulai terdengar. Namun, tampaknya sepasang suami istri itu belum juga terbangun dari tidurnya. Bahkan buah hati mereka sudah terbangun sedari tadi tetapi tak menangis dan hanya memainkan tangannya saja.
Tok!
Tok!
Tok!"
"ADY, ALEA! APA KALIAN SUDAH BANGUN!"
Teriakan dari luar pintu kamar membuat Alea terbangun, dia melihat Ara yang berada di depannya tengah tersenyum menatapnya. Alea pun akan menduduki dirinya, tetapi sebuah lengan kekar melilit pinggangnya.
"Mas, bangun dulu. Kak Siska panggil kita," bisik Alea dan berusaha melepaskan lilitan tangan Ady.
Ady tak bergeming, dia malah semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Alea.
"ALEA! APA KAU SUDAH BANGUN?!"
"E-eh ... SUDAH KAK, SEBENTAR ... AKU AKAN SEGERA MENYUSUL," ujar Alea.
Siara Siska tak terdengar lagi, Alea pun membalikkan badannya dan menatap Ady yang masih pulas tertidur.
Beruntung Ara sudah terjaga oleh guling sehingga anak itu tak khawatir akan terjatuh.
Alea memperhatikan rahang tegas Ady, alis yang tebal dan tajam, bibir yang tipis nan menggoda. Pahatan wajah yang sempurna, Alea baru menyadari jika Ady sangatlah tampan.
Alea menaruh tangannya di dada Ady, dia tak sadar jika sedari tadi Ady sudah terbangun dan menahan napas karena wajah Alea sangatlah dekat dengan dirinya.
"Sudah cukup, aku tahu jika aku sangat tampan," ujar Ady dan hal itu membuat Alea sontak saja menjauhkan dirinya.
Ady menahan pinggang Alea sehingga wanita itu tak dapat lagi memundurkan tubuhnya. Ady tersenyum dan menatap Alea dengan lembut.
"Jika kau terus mundur, Ara akan terjatuh," ujar Ady.
Alea tak sanggup menahan senyumnya, dia memukul bahu Ady karena kesal. Ady oun memeluk Alea dan mendaratkan kecupan di pipi istrinya itu.
Jantung Alea berdegup sangat kencang karena perlakuan Ady, dia pun mendongakkan kepalanya dan dia di buat tambah terkejut karena Ady mengecup bibirnya.
Alea berusaha menormalkan jantungnya, dia mengerjapkan matanya berusaha untuk mengontrol dirinya.
"Oeeekkk, oeekk,"
Ady dan Alea saling tatap, mereka terkekeh pelan. Sepertinya Ara kesal karena merasa di cuekin.
"Ouhhh, anak ayah iri pada bunda? iya? Ara ingin di peluk juga? sini-sini," seru Ady dan membawa Ara bersandar pada dadanya.
Ady melayangkan kecupan kecil pada pipi bulat putrinya, Ara pun menghentikan tangisannya dan tertawa kecil.
"Aku akan bersiap, sepertinya mereka semua telah selesai sarapan dan hanya tinggal kita saja," ujar Alea dan menyibakkan selimutnya.
"Yah, lagi pula aku cuti ke kantor karena akan mengantarmu cek up," ujar Ady yang kini tengah bercanda dengan Ara.
Alea mengangguk, dia memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
***
"Wah-wah, apa yang kalian lakukan sehingga kalian telat bangun?" tanya Siska sambil menahan tawanya.
Alea mengerutkan keningnya, dia menatap Ady yang tengah menatap sang kakak dengan datar.
"Kau sidah menikah dan pastinya kau lebih tahu," kesal Ady.
"Santailah, aku hanya bercanda. Kenapa kau selalu menganggapnya serius huh?" seru Siska.
Ady dan Alea menduduki dirinya. Dengan memangku Ara, Alea pun mengambilkan Ady makan.
"Sini biar Ara sana kakak, dia akan berjemur dengan Shaka yang ada di taman belakang," ujar Siska.
"Jangan lupa pakaikan putriku krim, kau selalu lupa memakaikannya dan kulit putriku menjadi gosong," sinis Ady.
Siska pun hanya acuh, dia mengambil Ara dan berlaku dari ruang makan. Alea mulai mengambil piring Ady dan mengambilkan lauk serta nasi.
"Kak,"
Alea yang akan memberi Ady piringnya pun menoleh menatap Edgar yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Alea menaruh piring berisi makanan itu dan menatap Edgar.
"Ada apa?" tanya Alea.
"Bisa ikut aku sebentar, ini hal penting," ujar Edgar.
Alea menganggukkan kepalanya, dia menoleh menatap Ady untuk meminta izin. Ady pun mengangguk walau dia sangat penasaran dengan apa yang akan Edgar bahas.
Alea dan Edgar menjauh, ternyata Edgar membawanya ke samping rumah dan menatap kakaknya itu dengan tatapan takut.
"Kak, kemarin aku sempat bertemu dengan bang Dion. Aku masih ingat jika dia itu teman kakak dari SMA, tapi ternyata dia masih mengenaliku dan memaksaku untuk memberi alamat kakak," ujar Edgar sambil menatap sekitarnya.
"Apa kau memberinya?" tanya Alea.
Edgar menggeleng, dia memilin celananya karena takut.
"Kak, jika kak Ady tahu kalau kak Dion dan kakak pernah hampir menikah bagaimana? jika dia mengusir kita bagaimana?" panik Edgar.
Alea mengusap lengan adiknya, dia tak merasa takut karena baginya Dion hanyalah sekedar teman. Walau mereka sempat merencanakan pernikahan, tetapi mereka belumlah jodoh.
"Kau tenang saja, kakak gak ada hubungan apapun dengan dia." terang Alea seraya tersenyum.
"Tapi karena dia abang jadi ingin menceraikan kakak!" kesal Edgar.
Alea terdiam, dia mengerutkan keningnya dan menatap Edgar dengan bingung. Seingatnya Dion tak mengenal suaminya, kenapa bisa Dion yang membuat dirinya dan Ady hampir berpisah?
"Kak, ayolah percaya padaku. Jika kakak bertemu dengannya, aku mohon jangan menyapanya atau apapun itu,"
"Bertemu siapa maksudmu?"
Sontak saja Alea dan Edgar menoleh, mereka mematung melihat Ady yang menatap mereka dengan tajam.
"Mas, apa sarapanmu sudah selesai? Kenapa kau malah disini, ayo aku temani sarapan." ujar Alea sambil mendekati Ady dan meraih lengannya.
Ady menjauhkan tangannya dari Alea, dia mendekati Edgar yang seperti takut untuk berbicara sesuatu.
"Jelaskan pada abang, siapa pria yang kamu maksud?" tanya Ady.
Edgar menatap kakaknya, Alea pun menggelengkan kepalanya agar Edgar tak menceritakan hal itu.
"Jadi tidak mau bilang?" tanya Ady.
"Ehm begini bang, teman SMA kak Alea meminta alamat baru kak Alea. Dia ini pria, jama sekarang banyak sekali pebinor untuk itu aku mewanti kak Alea agar tak menyapanya," ujar Edgar dengan alasan yang dirinya pikirkan tadi.
Ady menaikkan satu alisnya, dia menatap Alea yang mengangguk cepat. Tatapannya beralih menatap Edgar yang tengah memilin tangannya.
"EDGAR! CEPATLAH! KITA SUDAH TERLAMBAT!"
Edgar langsung berlari menyusul Razka, sementara Ady membalikkan badannya dan menatap Alea dengan tatapan datar andalannya.
"Kita lanjut sarapan, setelah ini kau bersiap dan kita akan pergi ke rumah sakit," ujar Ady dan berlalu dari hadapan Alea.
Alea menghela nafasnya lega, dia mengusap dadanya dan segera menyusul Ady di ruang makan.
Sedangkan di taman belakang, Siska asik mendandani Ara dan Shaka yang sedang berjemur. Dengan memakai kaca mata hitam, keduanya sangat terlihat santai berjemur.
"Aaaa, gemasnya," ujar Siska.
"Benar katamu Siska, mereka sangat lucu. Mamah harus memamerkannya ke teman-teman mamah ini, paket komplit cucunya," seru Amanda.
Sedangkan Robert hanya meringis kala cicitnya selalu di pindahkan, dia hanya takut jika cicitnya itu keseleo akibat perbuatan Amanda dan Siska.
"Sudah-sudah Sis, bawa mereka masuk. Sudah cukup mereka berjemur," ujar Amanda.
Siska mengangguk, dia akan mengambil Shaka tetapi bayi itu malah mencakar wajah Ara. Ara yang merasa kesakitan pun menangis kencang, bekas cakaran Shaka sangat tercetak jelas di pipi buatnya.
"OEEKK ... OEEKK,"
"Apalagi ini Shakaaa," gemas Siska pada putranya.
Siska lupa memakaikan sarung tangan pada Shaka, dia memang belum memotong kuku putra kecilnya itu.
"Eeekkhhh," ujar Shaka.
Amanda pun membawa Ara ke gendongannya, dia melihat luka cakar yang Shaka ciptakan. Robert pun mendekati Amanda untuk melihat cicit kesayangannya itu.
"Bisa marah ini Ady, muka mulus anaknya kena cakar si datar," ujar Robert.
alea &ady 👍👍👍
Barulah crita mreka remaja.
Dan crita ttg Bela.
Apkh Bela mempunyai watak buruk?
yaitu dia ahirny jdi seorang pelakor?
Trimksih Author critany yg membuat Sy terhibur.