ikatan pernikahan yang pada umumnya dilakukan oleh manusia normal, adalah ikatan yang memiliki kekuatan dasar yakni tujuan dan perasaan yang sama, keterikatan seseorang dengan pernikahan tentunya sudah melalui proses yang matang dan melibatkan logika yang kuat, tidak hanya emosi semata. seseorang berani mengambil sikap untuk menikah tentunya sudah mempertimbangkan baik dan bahkan buruknya. maka aku melakukan hal yang berbeda. menikah bagiku adalah menikah. tidak ada perdebatan dan pertimbangan karena memang tidak ada yang bisa dipertimbangkan dan diperdebatkan semua seakan sudah harus dipaksa seperti itu, mengalir begitu saja. bahkan aku muallaf pun seakan berjalan begitu saja tanpa ada paksaan dan kesadaran dari diri. semua sudah seperti diskenariokan begitu, aku hanya mengikuti arahan sutradara kemana hidupku akan dibawa dan harus menerima ujian begitu saja, sampai aku harus benar - benar masuk dalam peran dan menjiwai dengan begitu nikmat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Siboro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikmat yang terlarang
Aku hanya menurut begitu saja kemana Aan membawaku. Aku hanya ingin bersama dan berdua saja saat itu.
Sesampai dikamar Aan langsung menyergapku begitu saja. Ia mencium seluruh tubuhku penuh dengan nafsu dan aku pun menikmatinya. Ia mendorongku ke tempat tidur dan menindihku. Aku sudah tidak perduli dengan apapun, tak ada perasaan takut, yang kutau aku menginginkan yang lebih lagi dari Aan, aku ingin memilikinya.
Aku merasa seperti wanita yang begitu dicintai dengan segala perlakuannya. Aan mengerti situasiku dan apa yang kuinginkan saat itu.
Setelah semua terjadi begitu saja, kami hanya ingin berbaring melepas lelah. Kami tidak banyak bicara, lebih kepada batin yang menggerakkan kemana arah kami bersama.
1 jam berlalu dan entah mengapa aku ingin mengulanginya lagi.
Aku berusaha mencari cara untuk membuatnya kembali beraksi, tapi aku tidak tau dan buntu. Aku masuk kamar mandi dan membersihkan tubuhku dengan memendam hasratku, begitu selesai aku keluar hanya menggunakan handuk yang kulilit dalam tubuhku, dan berharap itu akan berhasil.
Dan....
ya benar saja..
Kami mengulangi kembali.
Aku sendiri pun tidak paham mengapa bisa segila itu dan tetap saja aku melakukannya.
Semua terjadi begitu cepat dan menikmatinya.
"Kamu sungguh nikmat...aku rasa aku tidak akan bisa lepas darimu, kamu cepat tanggap",
Kata Aan padaku, sementara aku sudah sangat terasa lelah.
" Apakah kamu puas?", tanya aan padaku.
Aku hanya menganggukkan kepala.
"Kalau begitu kita akan sangat ketergantungan satu sama lain nantinya, dan ini cukup untuk membuat kita bisa bersama",
Sembari mengecup keningku berulangkali. Aku hanya menjadi pendengar yang baik.
Waktu telah menunjukkan jam 03.30 dini hari, kami segera meninggalkan hotel agar tidak ketahuan sama Kina bahwa aku sudah bersama Aan semalam suntuk.
Diperjalanan pulang kami tidak bicara tentang hubungan bagaimana kedepannya, membuat pernyataan perasaan atau semacamnya, samasekali tidak ada.
Namun sepanjang perjalanan menuju rumah Kina, Aan menggenggam tanganku sambil sesekali menciumnya.
Begitu sampai didepan rumah Kina, Aan melihat situasi kemudian memeluk dan menciumku lagi sungguh erat sekali. Aan memberi kode agar aku masuk dan memberi tanda untuk menghubunginya. Aku pun masuk.
Yang menjadi aneh adalah ketika seorang gadis melakukan hubungan intim biasanya pasti akan ada rasa takut, khawatir atau berbagai macam perasaan cemas lainnya, namun berbeda denganku, aku hanya bahagia.
Aku tidak mengkhawatirkan apapun dan tidak memikirkan apapun. Yang ada diotakku selalu bersama dengannya, melakukannya lagi dan lagi.
Aku bahkan merasa sangat tersiksa jika tidak menyentuhnya. Kenikmatan itu sudah berhasil menguasaiku dan menghilangkan akal sehatku.
Setelah pulang dari rumah Kina, aku langsung memberi pesan pada Aan kalau aku sudah dikostan.
" Baik sayang, selamat beraktivitas ya", balas Aan pada pesan yang kukirimkan padanya.
" Aku rindu", kirimku lagi padanya.
" Sama sayang, ...", balasnya lagi.
Aku membaca pesan itu dan langsung berimajinasi lagi, yang membuat keinginanku untuk bertemu dengannya semakin menjadi.
Drerrrrt...drerrrt...
Hp tiba - tiba bunyi yang membuat khayalanku buyar. Aku meraih hp dan segera melihat dan ternyata Aan menelponku.
"Hallo...",
dengan suara parau setelah imajinasiku buyar.
"Hallo sayang...lagi pain?", suara Aan dari sebrang.
" Lagi menghayal..", jawabku santai dan tak merasa risih sama sekali.
"Menghayal apa?", tanyanya lagi.
" Ngayalin kamu lah... ", balasku dengan nada manja yang kusengaja.
Aku betul - betul sudah tergila - gila padanya. Aku sudah tidak ada memikirkan rasa malu dan harga diri. Biasanya sangat pantang bagiku untuk menghubungi duluan lawan jenis apalagi sampai merayu - rayu menyatakan rindu, tapi semua itu sudah runtuh dan tidak berlaku.
Yang hanya ingin kulakukan berusaha merayu dan bersama lagi dan lagi.
" Ngayalinnya lagi apa coba?",
Aan mulai menggoda agar imajinasi liarku muncul lagi.
" Ada deh...intinya sesuatu yang begitu indah", jawabku.
"Aish...sama dong, menghayal kamu sekarang berada disampingku, tersenyum manis, pasti sangat menyenangkan ", sahutnya.
Aan membuatku semakin tidak berdaya, dia membuatku semakin ingin menemuinya secepat mungkin.
" Jika tidak terganggu datang kerumah sayang, aku rindu...", rayu Aan padaku.
Akupun menyetujuinya dan meminta alamat rumahnya.
Tanpa pikir panjang aku langsung menuju alamat rumah yang diberikannya via sms. Aku tidak perduli dengan jam kuliahku, aku tidak perduli apapun, yang kutau aku harus menemuinya dan harus bersamanya.