Erika gadis biasa yang harus bekerja keras untuk menyambung hidup karena dia menjadi tulang punggung keluarga.
Namun karena parasnya yang cantik membuat gadis seumurannya iri terhadapnya karena banyak pemuda desa yang ingin mendekatinya.
Hingga suatu hari Erika harus terjebak dalam situasi yang membuat dirinya harus terpaksa menikahi seorang pria asing yang tidak di kenalnya karena kecerobohannya sendiri dan di manfaatkan oleh orang yang tidak menyukainya.
Tara, nama pria itu yang bekerja di salah satu proyek perumahan di desa Erika.
Bagaimanakah kisah Erika dan Tata menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Setelah sarapan bunda memanggilku dan sekarang aku mengerti apa yang di ucapkan mbak Elisa tadi pagi. Bunda melarang aku untuk turun ke dapur agar semua asisten rumah ini menghargai ku.
"Bunda melarang itu semua karena kebaikan kamu" ucap bunda setelah menjelaskan semuanya.
"Maaf bunda mungkin karena aku terbiasa di rumah" balas ku.
"Bunda ngerti kok" dengan lembut bunda mengusap tangan ku.
"Ya sudah bunda pergi dulu kamu istirahat jangan terlalu banyak gerak" pesan nya sebelum pergi.
Aku bersyukur bisa dapetin keluarga yang baik dan bisa menerima aku yang hanya orang biasa. Hanya satu yang membuat aku sedikit risi yaitu Davin keponakan bang Tara dari tatapan nya sepertinya dia tidak menyukaiku. Mungkin karena jarak umurku dengannya tidak terlalu jauh jadi dia bersikap seperti itu.
Seperti hari ini saat aku sedang pergi keluar bersama bang Tara namun bang Tara pulang lebih dulu karena dia ada urusan di kantor. Aku pun berniat untuk berjalan-jalan di mall ini namun tiba-tiba aku tak sengaja mendengar keributan dan saat aku melihatnya ternyata itu Davin yang sedang adu jotos dengan seseorang. Mereka pun di aman kan satpam dan langsung di bawa ke kantor. Aku yang penasaran akhirnya mengikuti mereka ke kantor.
"Ini bukan ring tinju jadi kalian jangan membuat keributan di mall ini" teriakan ketua satpam.
"Sekarang siapa yang akan bertanggung jawab atas keributan ini hah? " tanya ketua satpam itu lagi.
Davin dan lawannya itu hanya diam dan entah apa yang sedang mereka pikirkan.
"Saya butuh orang untuk bertanggung jawab atas kalian, hubungi orang tua kalian! " titah ketua satpam itu.
Namun setelah melihat CCTV Davin lah yang di anggap bersalah karena dia yang menyerang duluan.
"Biar saya yang bertanggung jawab" ucapku membuat semua orang di sana melirik ke arah ku termasuk Davin.
"Kami butuh keluarganya bukan pacarnya" balas ketua satpam itu dan membuat Davin kesal dan langsung memalingkan wajahnya.
"Saya pacarnya pak" ucap seorang gadis yang langsung mendekat ke arah Davin.
"Maaf saya istri dari om nya" beritahu ku.
Ketua satpam itu langsung melirik Davin dan ia pun mengangguk.
"Siapa nama suami kamu? " tanya satpam itu.
"Kian Nara Dirgantara" beritahu ku dan langsung menunjukan foto ku dengan bang Tara.
Ketua satpam itu langsung melirik Davin "Kamu" ucapnya sedikit kaget.
"Iya dia Davin Dirgantara Putra" ujar ku dan semua orang di sana kaget dan ketua satpam itu langsung menyuruh Davin untuk pergi aku yang bingung hanya diam saja.
Davin langsung menarik tangan ku dengan di ikuti gadis yang mengaku pacarnya.
"Lo gak usah sok jadi pahlawan, apa lagi dengan memberitahu identitas gue ke semua orang" bentaknya setelah melepaskan ku di depan mall.
Aku hanya diam dan memegang pergelangan tangan ku yang sakit akibat di tarik Davin.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan kami.
"Masuk" ucapnya sedikit tinggi sambil membuka pintu mobil.
Aku pun naik lalu Davin memberitahu alamat rumah kami pada sang sopir. Aku pun di antar pulang oleh taksi yang di pesan Davin.
Sesampainya di rumah aku langsung masuk kamar dan gak keluar lagi sebelum bang Tara pulang.
Saat makan malam Davin baru pulang dan mbak Elisa terkejut saat melihat wajah Davin babak belur .
"Wajah kamu kenapa? berantem lagi? " tanya nya sambil mengusap wajah Davin namun tatapan Davin mengarah ke arah ku. Aku hanya bisa nunduk karena jujur aku takut saat melihat tatapan tajam Davin.
"Aku mandi dulu" ucapnya lalu pergi naik ke kamarnya.
Setelah makan malam aku dan bang Tara kembali ke kamar namun saat aku akan rebahan tiba-tiba bang Tara berkata "Ada masalah apa kamu sama Davin? ".
Aku pun mengurungkan niat ku untuk merebahkan tubuhku.
" Tadi aku lihat Davin memandang kamu dengan penuh kebencian"lanjutnya lalu duduk di sampingku.
"Tadi saat di mall Davin ribut dengan orang, lalu aku mencoba membantunya namun dia malah marah saat aku memberitahu siapa dia sebenarnya" jawab ku dan bang tara langsung merangkul ku.
"Davin dia paling benci jika semua orang tahu siapa dia sebenarnya" ucap bang Tara.
"Kenapa? " tanya ku penasaran.
"Dia gak mau jika semua orang tau siapa dirinya mereka mendekati Davin hanya untuk cari muka bukan tulus ingin berteman." penjelasan bang Tara.
Aku pun mengangguk mengerti.
"Dia tidak suka sama kamu karena dia berpikir jika kamu mau sama aku karena aku orang kaya" lanjutnya.
"Dih siapa juga" balas ku sambil melepaskan pelukan nya.
Namun bang Tara langsung menarik ku lagi lalu menempelkan bibirnya di bibir ku dengan lembut dan terjadi lagi deh.
Saat ini aku sedang duduk di halaman belakang setelah menghubungi mama tiba-tiba mbak Elisa menghampiriku.
"Erika" panggilnya aku pun melirik dan tersenyum.
"Mbak boleh bicara? " tanya nya aku pun mengangguk lalu mbak Elsa duduk di samping ku.
"Mbak minta maaf atas perlakuan Davin kemarin" ucapnya.
"Kenapa minta maaf mbak?, justru aku yang salah karena ikut campur urusan Davin" balas ku sambil menatap mbak Elisa.
"Mbak ngerti maksud kamu, tapi Davin selalu salah mengartikan bantuan orang lain. Apalagi orang baru dan dia masih tidak akan berlaku baik sebelum mengenalnya. " penjelasan mbak Elisa.
"Aku gak masalah mbak, aku juga sadar mungkin dia seperti itu karena jarak umur kita yang gak terlalu jauh" ujar ku.
"Mbak terimakasih karena kamu sudah mengerti Davin" ujar nya.
Aku pun tersenyum. Mbak Elisa pun pamit masuk dan aku tak sengaja melihat Davin pergi sepertinya dia mendengarkan pembicaraan ku dengan ibunya.
Semenjak kejadian itu aku pun bersikap biasa saja dan jika berpapasan dengannya aku hanya cuek saja karena aku gak mau Davin salah sangka lagi.
Namun hari ini aku di buat terkejut saat aku pulang dari minimarket dan berpapasan dengan Davin dia berhenti dan langsung membuka pintu mobil menyuruhku masuk, aku yang tidak punya pikiran macam-macam lalu naik. Selama di jalan aku tidak bicara dan Davin pun diam.
Setibanya di rumah aku langsung turun dan tak lupa mengucapkan terimakasih. Davin pun keluar dan langsung masuk begitu saja. Aku pun masuk dan langsung pergi ke dapur untuk meminta asisten rumah membuatkan bumbu rujak karena aku baru beli mangga muda.
"Enak nih" ucap mbak Melda yang tiba-tiba muncul saat aku sedang makan.
"Mau mbak? yu makan bareng" ajak ku dan mbak Melda ikut makan.
Kami mengobrol dengan seru karena mbak Melda menceritakan Indah yang baru punya pacar.
Kadang aku kangen seperti dulu lagi karena di sini aku hanya diam saja gak ada kegiatan.
jangan Aku lebih baik Nama Tokohnya jadi ceritanya semakin menarik 🙏✌️👍
Ck ck...