Delia harus menggantikan adiknya di hari pernikahan, karena adiknya yang tiba-tiba pergi tanpa alasan. Pria tampan bernama Reynan adalah sahabatnya sejak kuliah. Namun laki-laki itu malah jatuh cinta pada adiknya. Hanya ingin menyelamatkan dua keluarga yang mungkin akan malu jika pernikahan ini tiba-tiba batal. Delia terpaksa menggantikan adiknya sebagai pengantin wanita. Namun, apakah pernikahannya akan baik-baik saja dan berujung bahagia ketika pria yang menikah dengannya sama sekali tidak mencintainya. Bagaimana jika suatu saat adiknya kembali lagi?
"Jika aku bisa meminta, aku hanya ingin kembali ke waktu dimana aku ingin merubah satu bab dalam hidupku yang sampai saat ini selalu aku sesali. Waktu dimana aku bertemu denganmu dan mencintaimu" Delia Permata.
Ini bukan tentang harga diri lagi, ini tentang cinta dan luka. Tentang perasaan cinta yang teramat besar, namun ada luka yang menganga lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Tentang Cinta Dan Luka
"Ini berkas untuk meeting hari ini yang di kerjakan oleh Delia"
Akmal yang mendengar itu langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri Reynan. "Baik Mas, maaf ya Mas saudaranya Delia?"
"Saya suaminya"
Hah!
Kabar yang begitu mengejutkan bagi Akmal yang sudah lama menyukai Delia. Dia tidak tahu apa-apa tentang ini. Tidak pernah menyangka jika Delia memang telah menikah, karena Delia sendiri pun tidak pernah mengatakannya.
"Tapi Delia tidak pernah berkata kalau dia sudah menikah"
Reynan menatap tajam pada Akmal, dia masih ingat jelas jika pria ini yang pernah berani untuk memegang tangan istrinya. Rasa kesalnya masih sangat besar ketika dia ingat kejadian itu.
"Memangnya kamu tidak melihat cincin pernikahan di tangannya?"
Dan mereka yang ada disana langsung menggeleng, karena memang Delia sengaja melepaskan cincin pernikahannya ketika dia masuk ke dalam Kantor. Tidak mungkin harus menggunakannya karena yang teman-teman kerjanya tahu yang menikah itu adalah adiknya, bukan Delia.
Reynan tidak berkata apapun lagi, dia memilih untuk segera pergi dari sana. Masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju Kantor.
"Sepertinya Delia sengaja tidak memakai cincin pernikahan kita karena dia yang masih ingin di anggap single oleh teman-temannya. Apalagi ada pria sialan tadi yang berani sekali memegang tangannya waktu itu"
Entahlah, namun perasaan kesal itu jelas sangat membekas di hatinya. Reynan juga bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa dia sampai merasa sangat begitu kesal melihat Delia bersama dengan pria lain.
Apa mungkin aku sedang cemburu? Tidak mungkin, yang aku cintai hanya Diana.
Tetap saja masih menolak perasaan yang sudah jelas dia rasakan. Masih saja Reynan mengingkari perasaannya sendiri.
"Sadar Rey, dia itu yang telah membuat Diana pergi di hari pernikahanmu"
*
Di dalam kamar, Delia duduk di depan meja rias. Menatap wajahnya di balik cermin. Masih ada bekas yang lebam akibat tamparan dari suaminya itu. Mengingat itu membuat air mata Delia menetes begitu saja. Deli tidak pernah menyangka akan mengalami hal ini dalam pernikahannya dengan pria yang dia cintai sejak lama.
"Ternyata sebuah pernikahan tidak seindah yang aku pikirkan"
Pernikahan yang dia bayangkan akan bahagia dan harmonis seperti yang orang tuanya, dulu. Percecokan selalu ada, namun Ibu selalu berkata jika itu adalah bumbunya dari sebuah pernikahan. Namun sekarang, dia tidak bisa menjalani pernikahan yang seperti itu meski dia menikah dengan pria yang sangat dia cintai.
Ayah, Delia rindu Ayah. Ingin sekali rasanya Delia pergi dan memeluk Ayah, bercerita tentang kesedihan Delia ini. Karena sekarang ini, Delia tidak mungkin pergi dan bercerita pada Ibu. Delia tidak mau membuat Ibu kepikiran hingga sakit. Apalagi masalah adek yang pergi saja belum selesai sampai sekarang. Ibu pasti masih memikirkan tentang Adek.
Delia sudah tidak mempunyai banyak pilihan untuk kisah hidupnya ini. Terlalu berat untuk dirinya menjalani semua ini. Namun dia juga tidak mau membebani Ibu dengan semua ini.
Tok..tok..
Delia menoleh ke arah pintu saat terdengar ketukan di pintu kamarnya. Mungkin memang Ibu mertuanya, karena hanya dia yang sering datang ke kamarnya ini hanya untuk mengecek keadaannya. Delia berdiri dan berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu kamar.
"Reynan?"
Delia terdiam saat ternyata yang mengetuk pintu kamarnya itu adalah Reynan. Delia ingin kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamarnya. Namun kaki Reynan menghalangi pintu dengan sengaja agar Delia tidak bisa menutup pintu kamarnya itu.
"Mau apa Rey?"
"Kamu sengaja tidak kasih tahu teman-teman kamu di Kantor, jika kamu sudah menikah?"
Delia terdiam mendengar itu, karena memang dia juga tidak tahu kenapa tiba-tiba Reynan menanyakan hal seperti itu. Delia menghela nafas pelan, lalu dia menatap wajah suaminya dengan lekat.
"Untuk apa aku harus menjelaskan tentang pernikahan kita ini, kalau kamu sendiri tidak mengharapkan aku ada dalam hidup kamu. Semuanya hanya akan semakin menyakitkan untuk aku Rey..."
"...Semuanya hanya tentang cinta dan luka, aku memang mencintaimu. Tapi kamu yang melukai hatiku" ucap Delia sambil mengusap air matanya yang mengalir begitu saja.
Reynan tertegun mendengar ucapan istrinya itu. Tidak menyangka akan mendengar ucapan itu dari istrinya saat ini. Dan entah kenapa Reynan merasa dirinya benar-benar hancur ketika mendengar ucapan Delia barusan.
"Del, aku..."
"Cukup Rey, aku tahu jika aku salah karena sudah berani menjadi pengantin pengganti untuk kamu. Maaf untuk itu, tapi aku akan menyerah dengan pernikahan ini jika memang kamu sudah menemukan Diana dan dia yang sudah siap menikah denganmu. Untuk saat ini, maaf karena aku belum bisa menuruti keinginan kamu untuk menghilang dari kehidupan kamu ini"
Delia langsung masuk dan menutup pintu dengan keras. Bersandar di pintu yang tertutup dengan isak tangis yang terdengar begitu memilukan. Tubuhnya luruh ke bawah seiring air matanya yang juga ikut mengalir di pipinya.
Reynan masih terdiam di depan pintu kamar yang tertutup. Tangannya memegang pintu ketika dia mendengar suara tangisan dari dalam sana. Reynan menempelkan telinganya di pintu, mendengar suara isak tangis Delia yang entah kenapa membuat hatinya terasa sakit.
"Kenapa harus seperti ini, Ya Tuhan? Apa mencintai memang harus sesakit ini?"
Racauan Delia itu jelas terdengar di telinga Reynan. Bagaimana dia yang tidak mengerti harus melakukan apa. Reynan memegang dadanya yang terasa begitu sesak mendengar ucapan Delia yang di iringi oleh suara tangisan itu.
Ya Tuhan, apa yang aku lakukan? Selama ini aku telah melukai wanita yang mencintaiku dengan tulus. Apa aku harus menerimanya sebagai istriku? Sementara aku masih mencintai Diana, aku tidak bisa membohongi hatiku ini.
Reynan benar-benar sedang dalam dilema yang besar. Dia yang tidak bisa memilih diantara Delia dan Diana. Karena yang dia cintai adalah Diana, tapi yang menjadi istrinya sekarang adalah Delia.
Mencintai adiknya, namun menikahi Kakaknya. Begitulah kalimat yang tepat untuk kisah Reynan ini. Dia yang sekarang tidak tahu harus melakukan apa dan bersikap bagaimana.
"Maafkan aku Del" ucap Reynan sebelum dia pergi dari depan kamar Delia itu.
Mendengar ucapan suaminya membuat Delia semakin terisak. Kata maaf memang keluar dari mulut suaminya, tapi dia tidak yakin jika suaminya itu benar-benar tulus meminta maaf padanya atau tidak.
Delia mengusap sisa air matanya, dia berdiri dan berjalan ke arah tempat tidur. Menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur itu. Saat ini Delia hanya perlu menenangkan dirinya dengan semua yang telah terjadi dalam hidupnya. Berharap hari esok akan lebih baik dari ini.
Di sisi lain, Reynan duduk di sofa yang berada di ruang tengah. Menyandarkan kepalanya di sandaran sofa dengan mata yang terpejam.
"Aku memang tidak mencintainya, tapi kenapa aku harus merasa sakit mendengar ucapan Delia tadi. Kenapa hatiku begitu sakit mendengar tangisannya?"
"Semua itu, karena kamu yang sudah jatuh cinta pada istrimu!"
*
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪