"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 cerita Rayya
Rayya dan Tiara yang saat ini sedang berada di parkiran motor dan sudah menaiki motornya masing masing dan segera melaju kearah warung soto langganan mereka
Gavin yang sedang berada didalam mobil bersama Daffa, melihat Rayya naik motor pulang kerja
"kenapa Rayya naik motor Daffa? Apa dia tidak dikasih mobil oleh suami nya, mereka kan orang berada juga" ucao Gavin ketika Rayya dan Tiara melintas didepan mobil nya saat mau keluar dari gedung perusahaan
"dia ada dikasih mobil, mungkin rayya lebih nyaman naik motor" sahut Daffa padahal dia juga tau kenapa Rayya naik motor ke kantor, sedang kan dia punya suami yang cukup kaya
"aku kesel melihat nya Daffa" ucap Gavin
"lalu kalau kau kesal, kau mau apa tuan muda Gavin? mau marah sama suaminya, atau mau belikan Rayya mobil" canda Daffa tapi malah ditanggapi serius oleh Gavin
"boleh juga tuh idenya, kasih mobil dinas dari perusahaan saja untuk divisi keuangan khususnya untuk Rayya, kau bisa kan mencari alasan yang pas untuk itu" balas Gavin
"mana ada karyawan biasa dikasih mobil dinas dari perusahaan Gavin, jangan aneh aneh deh, itu sama saja bikin kepala ku pusing, repot cari alasannya" sahut Daffa dengan wajah cemberut
"terus bagaimana caranya agar Rayya naik mobil ke kantor" ucap Gavin
"jangan ikut campur urusan rumah tangga orang Gavin, nanti malah jadi ramai dan Rayya di gosipin jelek sama orang lain"
"kalau kau membelikan nya mobil, walaupun alasannya untuk kerja, mana ada karyawan biasa dapat fasilitas" jelas Daffa
Gavin terdiam mendengar apa yang Daffa katakan barusan, sebenarnya Gavin juga tau hal itu tidak lazim, tapi dia mau memberikan fasilitas untuk gadis kecil nya itu, yang sudah lama dia cintai
"itu mereka berdua pada kemana ya, kok berhenti disana" ucap Gavin ketika melihat motor Rayya dan Tiara parkir di soto langganan nya
"mau makan soto mereka disana Gavin? Memang kau pikir mereka mau ngapain kesana, mau berenang" seloroh Daffa
"ish kau ini ditanya serius jawabnya malah bertele tele, bikin pusing" umpat Gavin
"kau yang bikin pusing Gavin, kelakuan mu berubah semenjak bertemu dengan wanita yang kau cintai sejak lama" sahut Daffa
""Daffa aku kau makan soto disana" ucap Gavin
"bukannya kau sudah ada rencana dengan Freya hari ini, apa.kau membatalkan nya" tanya Daffa yang membuat Gavin berpikir keras
"makan soto dulu deh, habis itu baru bertemu Freya" ucap Gavin
"apa kau sudah batalin janji bertemu dengan Freya, kalau sudah ayo kita makan soto dan kebetulan aku lapar sekali" ujar Daffa
"aku tunda dulu urusanku dengan Freya" ucap Gavin lalu mengambil handphone nya dan mengirimkan pesan, bahwasanya dia datang agak sedikit telat
"gimana, kau sudah memberitahu kan Freya, kalau kau akan datang agak telat" ucap Daffa
"sudah, ayo kita kesana makan soto" ajak Gavin
"ayo, aku juga sudah kangen makan diwarung soto seperti ini, yang makan rame juga, pasti enak tidak kalah yang ada di hotel bintang lima" jelas Daffa
Dan merekapun berjalan masuk ke dalan warung soto itu, didalam sana sudah ada beberapa meja yang sudah terisi penuh.
Gavin dan Daffa duduk di belakang meja Rayya dan Tiara, kebetulan Rayya dan Tiara tidak melihat kedatangan Gavin dan Daffa
Mereka sedang asik bercerita dan tertawa sehingga tidak begitu mempedulikan suasana sekeliling nya.
"jadi si Deril sekarang sudah sering di rumah, sudah tidak menginap lagi di apartemen kekasihnya?" tanya Tiara
"ya dia sekarang tiap hari pulang, aduh aku malah jadi takut kalau dia ada dirumah" keluh Rayya
"kamu tidur kamarnya dikunci Rayya terus dikasih kursi di depan pintu, jadi kalau dia memakai kunci cadangan kan terdengar bunyi nya" usul Tiara
"iya bener juga sih, tapi aku tetap was was, apa aku ajak bik marni saja ya untuk tidur di kamar ku" balas Rayya
"pasti bik marni nya sungkan Ray" sahut Tiara
"terus aku harus bagaimana dong, aku takut kalau dia minta tidur dikamar ku Tiara" jelas Rayya
"kamu tolak saja, bilang saja kalau kamu hanya mengikuti peraturan yang dia bikin sendiri, di awal pernikahan kalian" usul Tiara
"oh iya juga, aku akan bilang begitu, nanti ke dia, kalau dia mau tidur dikamar ku, atau kalau tudak aku saja yang tidur dikamar bik marni"
"aku tidak enak menolak, bagaimana pun dia suami aku Tia, walau pun pernikahan kami atas dasar hutang budi" terang Rayya
"kamu tidur dikamar bik marni saja" ucap Tiara
"iya kayaknya begitu lebih aman, tapi apa bik marni mau ya, kalau Deril melarang dia bagaimana Tia, aduuh aku pusing" terang Rayya
"untuk sekarang kamu tidur dikamar kamu saja, kalau dia mau menginap dikamar kamu, baru kamu numpang tidur dikamar bik marni"
"nanti kalau libur kamu pulang menginap saja di rumah kedua orang tua kamu Ray, bilang saja kangen sama orang tua" usul Tiara
"kalau deril nya minta ikut bagaimana, malah lebih parah, pasti kami akan tidur satu kamar, ya sudah lah, aku pasrah saja deh" sahut Rayya
"ribet banget sih si Deril, eh bentar bentar, tadi kamu bilang kalau Deril pulang kerumah terus, setelah Tuan Bramantyo datang ke rumah kalian ya" tanya Tiara
"iya, semenjak itu Deril selalu pulang kerumah, aku tidak tau apa yang mereka bicarakan, tapi uang jelas Deril langsung berubah" jawab Rayya
"pasti dimarahin oleh Tuan Bramantyo, makanya dia untuk saat ini, mau jadi anak yang baik dulu kepada Tuan Bramantyo" tebak Tiara
"aku setuju dengan pemikiran kamu Tiara" sahut Rayya
"ya sudahlah yang penting kamu sekarang hati hati kalau tidur malam, jangan lupa kunci pintunya" nasehat Tiara
"oke siap bos" goda Rayya dan merekapun tergelak berdua
Sedangkan Gavin dan Daffa yang duduk dibelakang mereka, mendengar semua isi pembicaraan Rayya dan Tiara
mereka berdua hanya saling pandang dan terus diam sambil memakan soto nya
Tidak lama Rayya dan Tiara sudah selesai makan sotonya, mereka segera keluar dari warung itu
Karena sudah mulai ramai para pengunjung yang akan makan soto disana
Gavin dan Daffa memberi jeda sedikit untuk keluar dari warung itu agar tidak berpapasan dengan Rayya dan Tiara
Setelah dirasa cukup, Gavin dan Daffa pun keluar dari warung soto itu, setelah membayar makanan mereka
Sekarang mereka sudah di dalam mobil, terlihat Gavin sedang melamun
"Gavin apa kau tau maksud dari cerita mereka berdu tadi?" tanya Daffa
"iya aku mengerti, Rayya dan suaminya belum tidur bersama semenjak mereka menikah" jawab Gavin sambil tersenyum tipis
mudah''an kelak km berjodoh dgn gavin