NovelToon NovelToon
Istri Dosen Galak

Istri Dosen Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / dosen / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Kunay

Sebuah perjodohan membuat Infiera Falguni harus terjebak bersama dengan dosennya sendiri, Abimanyu. Dia menerima perjodohan itu hanya demi bisa melanjutkan pendidikannya.

Sikap Abimanyu yang acuh tak acuh membuat Infiera bertekad untuk tidak jatuh cinta pada dosennya yang galak itu. Namun, kehadiran masa lalu Abimanyu membuat Infiera kembali memikirkan hubungannya dengan pria itu.

Haruskah Infiera melepaskan Abimanyu untuk kembali pada masa lalunya atau mempertahankan hubungan yang sudah terikat dengan benang suci yang disebut pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kunay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dosen Baru

Awal pernikahan, Infiera sempat menempatkan dirinya untuk menjadi istri yang baik, karena memang itulah yang harus dia lakukan. Akan tetapi, setelah tiga hari pernikahan dan mereka kembali ke Jakarta. Abimanyu berkata, “Kita sama-sama tahu kalau pernikahan ini benar-benar terpaksa dilakukan. Mungkin, ada baiknya kita tidur di kamar yang berbeda. Ada satu kamar di dekat ruang kerjaku, yang bisa kamu tempati. Sedangkan aku akan tidur di kamar atas.”

Saat itu, Fiera merasakan dunianya runtuh. Meski itu sebuah perjodohan, tapi dia tidak pernah menganggapnya main-main.

Namun, setelah hari-hari berlalu. Infiera merasakan hatinya terasa sesak. Dia berusaha menerima keadaan itu, sampai di tahap dia bisa acuh tak acuh dengan keberadaan Abimanyu, karena pria itu juga mengabaikan keberadaannya di rumah.

Mereka tidak akan pernah saling menyapa jika tidak ada kepentingan. Abimanyu akan bicara benar-benar seperlunya.

Hal itu jugalah yang akhirnya membuat Infiera bertekad menyelesaikan kuliahnya lebih cepat, supaya dia bisa segera bekerja dan tidak lagi tergantung pada Abimanyu. Mungkin, setelah itu mereka akan bercerai. Infiera mulai tidak peduli dengan hal itu. Toh, awalnya dia menempatkan diri sebagai istri, kalau akhirnya diabaikan, kenapa dia harus bertahan?

Seperti siang ini, saat Infiera masuk ke ruangan dosen, dia melihat keberadaan Abimanyu. Infiera bisa melewatinya, seperti pria itu kasat di matanya.

Infiera keluar dari ruangan dosen dengan senyum lebar di wajahnya, merasa lucu dengan ekspresi kesal wajah dosennya, dengan penolakannya untuk menjadi asisten dosen.

“Hei, lu kenapa senyum-senyum sendiri? Kesambet setan ruang dosen, lo?”

Fiera menoleh, Anis, sahabatnya baru keluar dari ruang kelas bersama dengan Bimo.

Fiera menggeleng. “Bukan, Pak Gerald masih saja minta gue buat jadi asistennya. Lo, kan, tahu kalau gue ga bisa.”

Anis mengangguk karena dia sudah tahu alasannya. Dari semua teman-temannya, hanya dia yang tahu jika Fiera adalah penulis novel online selama ini. Bisa dibilang, dirinya juga penggemar berat novelnya. Beruntung memiliki teman penulis, pikirnya, karena bisa meneror untuk segera melanjutkan jalan ceritanya.

“Haha ... memelas banget, itu, dosen jomblo.” Anis terkekeh geli. Dia tahu bagaimana Gerald meminta Fiera untuk jadi asistennya, tapi langsung ditolaknya.

“Hus! Jangan kenceng-kenceng. Entar dia dengar.” Fiera mengingatkan. “Mau, lo, nilai semester ini dipangkas?”

Anis bergidik ngeri. “Dih, nilai dari dia engga pernah bagus, masih mau dipangkas juga.”

“Makanya, tutup mulut lemes lo itu.” Bimo menyahut setelah beberapa saat hanya menyimak.

Mereka bertiga berjalan menuju kantin. Fiera belum makan sejak pagi, gara-gara Abimanyu hanya membuat salad untuk sarapannya. Padahal, biasanya Abimanyu hanya akan membuat sarapan untuk dirinya sendiri, sedangkan Fiera akan makan nasi dan telur dadar atau makan di kantin.

“Non Fiera, mau nasi goreng?” Mang Ujang berteriak dari balik meja yang sudah menyajikan beberapa menu makan siang. Banyak mahasiswa yang makan di sana karena harganya ramah di kantong.

Fiera menjentikkan jarinya senang. “Mang Ujang tahu aja kalau aku mau makan nasi goreng hari ini.”

“Oh, tentu, Mang Ujang tahu, kita, kan, sudah satu sel otak.”

Ucapan mamang kantin itu langsung mengundang tawa para mahasiswa. Mereka sudah terbiasa dengan hal itu. Fiera dan Mang Ujang sudah seperti sahabatan.  

Fiera hanya menanggapinya dengan acungan jempol, lalu melangkah menuju mesin pendingin dan mengambil satu boto air mineral.

“Mang Ujang, aku juga mau, dong, nasi gorengnya.” Bimo berkata dengan meletakkan beberapa kue basah yang diambilnya dari meja-meja itu untuk dibayar.

“Tidak. Nasi goreng khusus Mang Ujang hanya untuk Non Fiera.”

“Dih, Mang Ujang.” Bimo mendengkus, dia tahu kalau jawaban itu yang akan diberikan mamang kantin padanya. Bimo juga hanya bercanda, terlihat dari tangannya yang sudah mengambil piring dan juga menyendok nasi dan sayur ke dalamnya.

Beberapa saat kemudian, beberapa mahasiswa juga mulai mengambil makanan sambil berbicara satu sama lain.

“Aku dengar, katanya kita akan kedatangan dosen baru, ya? Untuk menggantikan Pak Karim yang baru aja dipindah tugaskan.” Salah satu mahasiswa berkata.

“Aku dengar juga begitu. Mudah-mudahan saja dosennya setampan Pak Abi, tapi versi ramahnya.” Yang lainnya juga menyahut.

“Maaf, kalian harus kecewa karena dosennya wanita.”

Bu Gina, petugas perpustakaan menyahut. Dia berjalan untuk mengambil beberapa kue basah di sana. “Dosennya hari ini sudah masuk. Mungkin hari ini apa besok sudah mulai mengajar.”

Beberapa mahasiswa yang tadi sedang membicarakan dosen baru itu seketika berseru kecewa, “Ya, padahal aku ingin ada Pak Abi versi ramahnya. Kenapa, sih, wajahnya selalu mode Doctor Strange?”

Fiera yang sejak tadi menunggu pesanannya selesai dibuat hanya bisa menahan senyum dengan sebutan mahasiswa lain mengenai Abimanyu.

‘Bener, dia mah Doctor Strange mode datang bulan,” gerutu Fiera dalam hati, dia teringat perkataan Abimanyu kemarin sore, itu masih membuatnya sakit hati.

Fiera menerima nasi goreng dari Mang Ujang. Kedua temannya sudah lebih dulu duduk di salah satu meja panjang paling pojok karena meja lainnya sudah terisi.

Baru saja beberapa langkah dia berjalan. Bu Gina yang sebelumnya memberi tahu mengenai kedatangan dosen baru itu berujar, “Wah, panjang umur mereka datang ke sini.”

Benar saja, Fiera melihat tiga orang berjalan ke arah mereka. Abimanyu, Gerald, dan juga seorang wanita berambut sebahu berjalan beriringan.

Sama seperti biasanya, Fiera akan mengabaikan Abimanyu jika mereka tidak sengaja berpapasan. Dia melangkah ke arah yang sama datangnya ketiga dosen muda itu.

“Heh, Fiera, kau benar-benar tidak akan mengubah keputusan, apa?” Gerald tiba-tiba menghalangi langkahnya, membuat wanita itu mengangkat wajahnya. Sekilas, matanya bertatapan dengan Abimanyu, sebelum dia memalingkan pandangan pada Gerald.

“Maaf, Pak, belum ada setting undo soalnya, jadi saya tidak bisa mengubahnya.”

Gerald tercengang dengan jawaban Infiera. “Ck! Kau akan mendapatkan nilai jelek jika menolak tawaranku.”

“Tidak apa-apa, Pak, lagian bapak juga engga pernah ngasih nilai yang bagus, kan?”

Gerald semakin tercengang dengan jawaban gadis itu. Sedangkan Abimanyu hanya memasang wajah datarnya, mendengar percakapan istrinya dengan rekan kerjanya yang terdengar sangat akrab. Padahal, jika bicara dengannya, gadis itu akan bicara begitu formal.

Kenapa dia merasa kesal dengan itu?

“Bi, ayo, biarkan Pak Gerald berbincang. Aku sudah lapar.” Wanita yang berdiri di samping kiri Abimanyu merangkul tangannya tiba-tiba.

Fiera yang awalnya ingin mengabaikan keberadaan pria itu sedikit tertegun. Dia sempat bersitatap sampai akhirnya suara Gerald kembali menarik perhatiannya.

“Ya, benar, kalian pergi saja duluan. Husss!”

Abi masih memasang wajah datar, dia hanya mengangguk. Matanya melirik Fiera sekilas sampai akhirnya, dia melangkah bersama dengan dosen wanita yang ada di sampingnya.

“Fiera, kau ini, kenapa kalau bicara engga pernah pakai remnya.” Gerald kembali berbicara setengah menggerutu, membahas jawaban mahasiswinya yang terlampau jujur.

Fiera tersenyum canggung. Entah kenapa dia sedikit merasa terganggu dengan pemandangan yang ada di hadapannya tadi. Apakah Abimanyu mengenal dosen wanita yang baru itu?

Ah, tentu saja. Dari panggilan dan juga gerak-geriknya saja sudah menunjukkan kalau mereka cukup akrab.

 

1
Haki Hika
Luar biasa
Ririn Mutiarini
Almira harusnya lebih sadar saat mengejar impian bisa berjalan dengan pernikahan tp dia tak memikirkan kebahagiaan pasangannya lebih memilih dirinya sendiri ga dewasa banget jd ga perlu menyesal kl ditinggal Abimanyu 😮‍💨
Ririn Mutiarini
Seneng banget bacanya kadang nyesek kadang senyum² sendiri q sampe guling² /Chuckle//Drool/
Ririn Mutiarini
Bisa aja mas Abi ngusir pak Ge ke Mars 🤣🤣🤣
ismi yati
sangat menarik
Ray Jepara
Kecewa
Ray Jepara
Buruk
Ririn Mutiarini
Kamu ga tau Fiera lebih terluka lagi harga dirinya Bi malah kamu yg ga merasa dan ga melindungi harga diri Fiera selama satu tahun pernikahan kalian 🥺
Ririn Mutiarini
Harus bonyok dl baru mau ngumumin ya mas Abi.
Bi... Abi dasar suami egois ga ngerasain sakitnya Fiera jg kl masalah diperpanjang kl cemburu tuh bilang dong 🤣😝
Ririn Mutiarini
Pengakuan itu berarti mas Abi bagi Fiera sebagai istri bkn teman
Ririn Mutiarini
Baca bab ini ga pernah bosen mendengar Abimanyu yg akhirnya luluh dan mengaku membutuhkan Fiera sebagai istri sepenuhnya.
Uluhuluh....mas Abi takluk jg 🤭😝
Lisa aulia
klw masih mengganggu sih Almira benar2 nggak tau diri...udah disindir masih nggak sadar2 juga...
Oseng Oseng Sawit
keren banget karyanya
Oseng Oseng Sawit
juoos
Oseng Oseng Sawit
🤦
Oseng Oseng Sawit
bucin ni
Oseng Oseng Sawit
wau keren banget kk critanya
Nurul Aeni
tuh kan, bener...emang gerald sebenarnya tau klo fiera itu istrinya abi
Lisa aulia
pen tepuk tangan rasa nya...mudahan setelah di gampar otak nya bisa sinkron lagi...
Lisa aulia
kerjain aja ge...biar nyadar punya otak tu dipakai...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!