Astin yang sakit 3 hari telah meninggal duni, tetapi sebuah jiwa yang tersesat mengambil ahli tubuhnya.
Astin lalu berubah menjadi sangat berbeda, memberi kejutan pada orang-orang yang selama ini menghina Astin.
Kejutan apakah itu?
Yuk baca untuk mengetahuinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Mengecek kegadisan sang istri
Tap tap tap...
Astin melangkah ke lantai 2 dan masuk ke dalam kamar.
Menutup pintu lalu melemparkan tasnya ke ranjang sebelum ikut melemparkan tubuhnya dengan penuh rasa malas.
Astin menghela nafas dengan panjang, bersamaan dengan pintu kamar yang terbuka membuat tatapan Astin seketika terpaku pada wajah pria yang muncul dari balik pintu.
Astin menggigit Bibir bawahnya, dia mengingat apa yang terjadi di lift, namun kembali memikirkan keputusannya untuk bermain tarik ulur, Astin pun menarik selimut dan menyelimuti seluruh tubuhnya agar tidak terlihat oleh suaminya.
Dibalik selimut, tangan Astin berubah pucat meramas selimut sambil terus menggigit Bibir bawahnya.
Menunggu tindakan sang pria.
Setelah beberapa saat keheningan, akhirnya Astin mendengar Arga berkata, "Bukankah ada sesuatu yang perlu kita bicarakan?"
Astin mengerutkan keningnya, berpikir selama beberapa saat sebelum memutuskan untuk tidak merespon ucapan sang suami.
Arga yang melihat Perempuan di balik selimut sama sekali tidak merespon, ia akhirnya berjalan mendekati ranjang, dan mengulurkan tangannya untuk menarik selimut tersebut.
Namun sebelum dia menyentuh selimut itu, tiba-tiba saja Astin telah menyibak sendiri selimut yang menutupi tubuhnya hingga dua orang itu pun kembali bertatapan dengan posisi Arga yang cukup canggung mengulurkan tangan ke arah ranjang.
Astin duduk, "Apa yang ingin kau bicarakan? Tentang bagaimana kau memperlakukanku di lift? Kau mau minta maaf? Sayang sekali aku tidak menerima permintaan maafmu!" Tegas Astin dengan mata yang penuh dengan emosi.
Arga semakin bingung dengan tingkah perempuan di hadapannya, sekarang begitu berani padanya.
"Aku tidak ingin membahasnya! Aku ingin bertanya mengenai hubunganmu dengan Irman, dan pria bernama Erik, Sebenarnya apa yang ada di pikiranmu? Berapa banyak pria yang kau simpan di dalam hatimu itu?!" Tanya Arga.
"Heh,," Astin tersenyum mengejek, "Kenapa kau begitu peduli? Apa selama ini aku pernah mencampuri hubunganmu dengan Chika? Sejak kita menikah, kau dan Chika sudah dikatakan orang-orang sebagai pasangan kekasih. Apakah kau pernah melihat aku mencampuri urusan kalian berdua? Kalian bahkan sudah bersama sejak kecil, sementara aku baru menikah denganmu beberapa tahun saja, tidak mungkin posisi Chika bisa digantikan oleh posisiku kan? Aku juga tidak pernah protes kan? Jadi kenapa sekarang kau begitu cemas ketika aku dekat dengan beberapa pria? Bertingkahlah seperti aku bertingkah, tidak perlu mencampuri urusan satu sama lain," ucap Astin.
"Apa katamu?" kedua mata Arga menyipit "Jadi baru saja kau mengakui Kau adalah perempuan yang suka bermain dengan sembarangan pria? Selain berusaha memanjat naik ke atas ranjang ku, kau juga melakukan hal yang sama pada ranjang pria lain?!" Tanya Arga merasa begitu emosi.
Astin pun sangat senang melihat emosi suaminya, Ini pertama kalinya Arga terlihat marah atas sesuatu yang berkaitan dengannya, Padahal selama ini hanya menatap dengan dingin dan acuh tak acuh.
Jadi Astin melipat kedua tangannya di dada, dengan percaya diri berkata, "ya, Aku ingin naik ke ranjang semua pria tampan! Apa kau puas?!"
Arga semakin emosi mendengar ucapan istrinya, tanpa bisa menahan diri, dia pun langsung mengulurkan kedua tangannya ke arah bahu Astin dan mendorong Astin terjatuh ke kasur.
Astin terkejut, "Apa yang kau lakukan?!" Gerutu Astin berusaha mendorong pria yang telah berada di atas tubuh tubuhnya.
"Sudah beberapa kali kau berusaha naik keranjangku, dan hari ini aku akan mengizinkanmu," ucap Arga langsung menarik kedua tangan Astin ke atas kepala dan dengan cepat membungkam bibir Astin, tidak membiarkan perempuan itu berbicara.
"Mmmhh!!!" Astin berusaha merontah, namun kekuatannya yang tak seberapa itu tidak bisa mengalahkan kekuatan suaminya yang bertubuh kekar dan rajin berolahraga.
Terutama pria yang ada di atasnya ini sedang dikuasai oleh nafsu, sehingga dia benar-benar tidak bisa mengelak dan dengan cepat pakaiannya menjadi berantakan, Bahkan dia mendengar suara robekan di beberapa tempat membuat Astin semakin panik.
Dia memang menginginkan suaminya, tetapi bukan dengan cara seperti ini!
Perlahan-lahan nafas Astin menjadi pendek, membuat wajah perempuan itu menjadi pucat, Arga pun menyadari hal tersebut sehingga dia melepaskan ciumannya di bibir Astin dan menurunkannya ke leher meninggalkan tanda-tanda kemarahan di sana.
Hosshhh... Hosshh... Hoshh....
Astin berusaha mengambil seluruh oksigen yang bisa diserap oleh mulut dan hidungnya, beberapa saat badannya naik turun, dia melototkan matanya ketika sebuah tangan telah terulur ke balik celana dallamnya.
"Tungguu!!!" Seluruh tubuh Astin seketika menegang.
Arga mendengar ucapan istrinya itu, namun dia tidak menghentikan gerakannya dan mengulurkan tangannya lebih dalam lagi sampai menyentuh sesuatu yang belum pernah dia sentuh seumur hidupnya.
"Badjingan!!" Astin berteriak keras, berusaha sekuat tenaga untuk menghindar.
Hal itu membuat Arga akhirnya menghentikan gerakannya namun tangannya tak berpindah dan kepala pria itu pun sedikit terangkat menatap wajah astin yang tampak semerah tomat.
Dada Astin masih naik turun menatap pria di atasnya dengan menggertakkan Gigi, "singkirkan tanganmu atau--"
"Apa sekarang kau sudah tidak percaya diri karena bukan lagi seorang gadis?" Tanya Arga sedikit menggerakkan tangannya di bawah membuat mata Astin semakin melotot.
Sial!
"Memangnya kau seorang perjaka hingga harus mendapatkan seorang gadis?! Cepat lepaskan tanganmu,, akhhhh,,," Astin terkejut merasakan sesuatu yang mendorong masuk ke dalam dirinya.
Terasa dingin dan menyegarkan.
Sementara Arga yang menggerakkan jarinya di bawah, Dia pun bisa mengetahui bahwa istrinya masih seorang gadis sehingga dia dengan cepat menarik jarinya dan bangkit meninggalkan sang istrinya.
Pria itu berjalan dengan linglung memasuki ruang kerjanya, terus ke kamar mandi dan langsung berdiri di bawah shower dingin tanpa melepaskan pakaiannya.
Pikirannya kalut. Sulit diatur.
dasar ular kadot