Sekuel dari Anak Jenius Mom Sita. Disarankan untuk membaca novel tersebut dulu agar mengetahui tokoh tokohnya.
Kai Bhumi Abinawa memiliki identitas ganda. Ia dijuluki sebagai Mr Sun di dunia hacker yang ditakuti dunia internasional. Sedangkan di dunia nyata Kai dikenal sebagai pemilik sekaligus CEO dari A-DIS ( Abinawa Defense of Internet System) Company yang sukses. Namun kesuksesan yang dimiliki membawa ia dalam banyak masalah. Banyak wanita yang mengejarnya serta musuh yang ingin menjatuhkannya.
Merasa lelah dengan rutinitasnya, Kai memutuskan untuk menepi dan melakukan sebuah perjalanan. Ia meninggalkan semua kemewahannya dan berkelana layaknya pemuda biasa.
Di tengah perjalanannya Kai bertemu penjual jamu gendong yang cantik. Kirana Adzakia nama wanita berhijab tersebut. Kai jatuh hati terhadap Kiran dan Ia memutuskan untuk menetap di daerah tempat tinggal Kiran sebagai penjaga warnet. Namun siapa sangka Kiran adalah seorang janda muda di usianya yang baru 21 tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBH 03. Rencana Perjodohan
Di sebuah mansion mewah sebuah keluarga baru saja turun dari mobilnya. Tampak sang putri tengah kesal dan marah dengan ayahnya. Ia mengehentakkan kakinya dan berlalu masuk ke mansion.
" Mom ... Kenapa dengan putrimu." Hendri melirik istrinya yang sedang cemberut.
" Kau Ini benar benar ya Dad. Kau sungguh tidak tahu mengapa Safira bisa sangat kesal begitu?"
Hendri menggeleng. Ia benar benar tidak tahu penyebab marahnya Safira. Karena saat bernagkat tadi Safira sungguh sangat antusias.
" Dia marah karena kamu tidak memberinya kesempatan untuk dekat dengan Kai. Suamiku... Kau tahu sendiri kan Safira putrimu itu sangat menyukai Kai."
" Oooh... Hanya gara gara itu to. Gampang. Aku akan mengatur perjodohan Safira dengan Kai. Aku akan membicarakannya dengan Rama. Kai anak yang patuh. Dia pasti tidak akan menolak perjodohan ini."
" Benarkah? Apa kau akan melakukan itu sayang."
" Iya... Bagaimana? Apakah kau senang sekarang."
Tyas tersenyum lalu mencium bibir Hendri sekilas. Ia pun segera berjalan cepat masuk ke mansion.
" Hei... Sayang. Kau harus tanggung jawab dengan apa yang kau mulai."
Safira yang berada di balkon kamarnya tersenyum bahagia mendengar ucapan sang ayah. Ia merasa impiannya menjadi nyonya Abinawa akan segera terwujud. Safira sudah membayangkan gaun apa yang akan ia kenakan di acara spesialnya nanti. Safira pun tersenyum membayangkan semua nya.
" Aku yakin Kai akan jadi milikku. Pasti itu. Haaah.... Betapa bahagianya, jika aku menyandang nama Abinawa dibelakang namaku maka semua orang akan tunduk di hadapanku. Safira Jasmin Abinawa. Wuaaah sungguh hebat."
Safira terus bermonolog sambil menatap foto Kai di ponselnya. Foto yang ia dapat dari laman pencarian pastinya.
" Ya Tuhan Kai... Kau sungguh tampan. Mata hazelmu itu sungguh indah. Bibir seksi, hidung mancung. Kyaaaaa aku tidak tahan memeluk tubuhmu yang sangat seksi itu. Aku yakin semua wanita akan cemburu padaku jika aku menjadi istri Kai nanti heheheh."
Tok...tok...tok...
" Sayang... Ada apa mengapa berteriak."
" Tidak ada apa apa mom."
" Hmmm foto Kai. Pasti lagi ngebayangin Kai ya. Anak mommy benar benar sedang jatuh cinta."
Safira tersipu mendengar penuturan sang ibu.
" Mom... Jangan meledekku."
" Ya ... Ya... Baiklah. Oh iya tadi Daddy bilang akan mengatur perjodohanmu dengan Kai."
Safira hanya diam namun senyum tak lepas dari bibirnya.
" Lhoo kok hanya diam saja."
" Soalnya Fira udah denger tadi. Terimakasih Mom... Fira sayang mommy."
" Sama sama sayang. Mommy juga sayang Fira. Kebahagiaan Fira adalah kebahagiaan Mommy."
Ibu dan anak itu berpelukan. Tyas mengusap kepala anak gadisnya itu. Ia berharap suaminya benar benar bisa meyakinkan Rama untuk perjodohan Safira dan Kai.
🍀🍀🍀
Hari berlalu begitu saja. Kini Kai tengah berada di ruangannya. Ia berkali kali mengetuk ngetukkan pena nya ke meja sehingga menimbulkan suara yang begitu berisik bagi Luki yang tengah mengerjakan pekerjaannya.
Tuk.. Tuk... Tuk.. Tuk...
" Kai... Berisik banget sih ente ampun deh. Kagak tau ape ane lagi kerja. Ente sih enak tinggal corat coret macem dosen pembimbing skripsi."
" Eh... Sorry bro... Ane lagi pusing nih."
Kedua orang itu kalau dalam mode sahabat memang sangat santai dalam berbicara. Seakan tidak ada batasan. Namun saat dalam mode bos dan asisten, Luki pun profesional. Ia akan hormat dengan Kai.
Luki pun mengehentikan aktivitasnya dan fokus ke sobat nya itu.
" Ada apa sih."
" Gini, ane mau pergi bro. Nanti ane nitip A-DIS ye. Tapi ane masih bingung. Nyokap susah banget ngizinin nya."
" Pergi tinggal pergi aja. Mau liburan kemana emang? Terus kenapa mommy susah ngasih izin?"
" Begini Luk. Aku ingin melakukan perjalanan seperti pemuda biasa yang merantau gitu. Rencananya aku nggak akan bawa mobil, nggak bawa smartphone. Nggak bawa laptop. Aku cuma bawa hp yang bisa buat telpon aja. Aku juga nggak akan bawa atm, kartu kredit dan lain sebagainya itu. Aku cuma mau bawa uang tunai ya sekitar 5 juta lah buat pegangan. Aku bakalan naik bus disetiap pindah tempat."
" Gila... Lo Gila Kai!! Nggak gue nggak setuju."
Luki seketika berdiri dan berteriak di depan sahabat sekaligus bosnya itu.
Nah kan.. Kalau udah mode lo gue tandanya die kesel , batin Kai.
" Terus Mr. Sun?"
" Aku akan buat pengumuman kalau sementara ini Mr. Sun vakum."
" Gila!!! Lo beneran GILA. Gue nggak setuju. Bahaya Kai. Lagian lo nggak pernah pergi sendiri gitu apa lagi jadi orang biasa. Otak lo gesrek apa. Pokoknya gue nggak setuju!!"
Mira yang hendak masuk ke ruangan Kai dibuat terkejut dengan ulah suaminya yang marah marah kepada bosnya.
" Mas... Kamu kenapa marah marah gitu?'
" Sayang sini. Noh lihat bos mu. Masa dia mau pergi tanpa mobil, atm, credit card, smartphone. Pokonya tanpa apa apa alias dia mau ngegembel. Yang benar saja."
" Apa??? Benar begitu Kai?"
Kai hanya mengangguk. Melihat suami istri itu begitu terkejut membuatnya sedikit merasa bersalah.
" Jangan bercanda Kai."
" Aku serius Mir. Aku tidak bercanda."
Mira menatap Kai lekat, tampaknya pemuda itu memang serius dan mantab dengan apa yang jadi rencananya.
" Pantas saja mommy tidak setuju. Kupikir kau hanya akan ke inggris berziarah ke makan grandpa mu. Ternyata... Haish... Kau lagi kesambet Cristopher Colombus apa TinTin Kai!!!"
Luki terus saja meneriaki Kai. Sampai sampai Kai menutup kedua telinganya.
" Ayolah ijinkan aku pergi please... Ku mohon."
" Kalau ada apa apa denganmu gimana!!"
"Mas... Biarkan saja Kai pergi. Dia butuh healing."
" Tapi...."
" Mira... Kau memang the best. Oke kalian yang pegang semuanya. Besok aku akan berangkat. Daaa."
Kai berlari keluar. Luki hanya bisa meneriaki pemuda itu.
" Sudahlah mas.. Biarkan dia melakukan yang dia suka. Selama ini dia sudah sangat bekerja keras."
" Tapi sayang, aku sungguh khawatir. Aku takut dia kenapa napa di luar sana."
" Mas... Percayalah Kai bisa mengatasi segalanya. Kau tahu siapa dia."
" Huft... Kau benar."
Mira tahu suaminya itu bukannya marah. Luki hanya sangat khawatir kepada sahabat yang sudah dianggap adiknya itu.
***
Kai kembali ke rumah namun rumah tampak sepi. Ia langsung menuju ke kamar dan merapikan beberapa bajunya. Ia hanya mengemas baju baju biasa tanpa merek. Ia membelinya di online shop beberapa waktu yang lalu. Ia memasukkan beberapa buku dan blocknote untuk menemaninya dalam pekerjaan.
"Sudah. Semuanya siap. Tinggal nemuin mommy."
Gara gara Sita ngambek, Rama pun sampai absen dari perusahaan. Ia masih memberi pengertian kepada istrinya akan kemauan sang putra sulung.
" Sayang, izinkanlah Kai pergi. Biarlah dia melakukan hal yang diinginkan."
"Tapi mas..... Mas tahu kan aku tidak pernah bisa jauh dari Kai. Lha ini dia mau pergi dengan cara kayak gitu. Terus aku harus pakai cara apa untuk menghubunginya nanti."
" Sayang... Dengar... Selama ini Kai selalu patuh apa yang kita mau. Apa kau tidak ingin membiarkan sekali saja dia melakukan hal yang dia inginkan?"
Sita tercengang dengan perkataan suaminya. Semua yang dikatakan Rama benar. Selama ini Kai selalu di sisinya. Selalu menyenangkan hatinya. Sita merasa dia sangat egois.
" Huft... Baiklah mas.. Aku akan biarkan dia pergi."
" Bagus... Begitu baru istriku."
Kai yang berada di depan pintu kamar orang tuanya reflek berteriak.
" Yes....!!!"
Rama dan Sita hanya tersenyum melihat tingkah sulung mereka. Kai bagi mereka selalu seperti anak kecil.
" Masuk bang..."
Kai langsung berlari memeluk Rama dan Sita.
" Terimakasih mom... Ayah."
" Mau sholat ashar berjamaah? Tapi abang yang jadi imam."
Kai mengangguk, mereka sholat ashar bersama. Mereka bertiga mengenang masa masa kecil Kai dulu yang suka sekali subuh subuh datang ke kamar Rama dan Sita untuk sholat subuh bersama.
Dan tidak terasa 20 tahun berlalu. Anak kecil itu kini tumbuh jadi pemuda yang tampan dan hebat. Pemuda yang selalu melindungi keluarganya.
Sita meneteskan air matanya dan memeluk putra sulungnya dengan erat. Ia sungguh bersyukur mempunyai Kai dalam hidupnya.
" I love you abang."
" I love you too mom."
TBC